Antara Joker dan Denny Siregar

Netizen mengekspresikan euforia film Joker dengan membuat status di media sosial. Tak ketinggalan penulis Denny Siregar.
Joker dan Denny Siregar. (Foto: Instagram JokerMovie dan Facebook Denny Siregar)

Jakarta - Netizen mengekspresikan euforia film Joker dengan membuat status di media sosial. Tak ketinggalan penulis Denny Siregar.

Denny menulis di laman Facebook, Minggu, 6 Oktober 2019 sebagai berikut:

"Orang-orang bicara tentang Joker yang dulunya baik, akhirnya jadi jahat karena terus-menerus disakiti.

Dulu gua juga di medsos awalnya selalu nulis tentang spiritual.

Sampai kadal gurun sibuk memprovokasi dan mencuci otak dengan baju agama, gak betah juga melihat mereka menguasai media sosial.

Dan akhirnya gua jadi Joker yang menakutkan mereka.

Sedangkan mereka melabeli diri mereka sendiri sebagai Batman, alias manusia Kampret."

Denny SiregarScreenshot status Facebook Denny Siregar

Kadal gurun adalah istilah yang muncul di tengah pergulatan antarnetizen tentang radikalisme dan terorisme. Sebuah istilah yang merupakan bentuk perlawanan kepada mereka yang dari komentar terlihat permisif bahkan membela kaum radikalis dan teroris. Tidak punya empati kepada korban teroris.

Kampret merupakah istilah di kalangan netizen pada saat pemilihan presiden 2014 dan 2019. Biasanya dilekatkan kepada pendukung Prabowo Subianto. Lawannya adalah kodok yang identik sebagai pendukung Jokowi.

Pemilihan presiden telah berlalu, banyak pihak meminta tak ada lagi olok-olok cebong kampret. Yang belum berlalu adalah gerakan radikalisme dan terorisme, ancaman di depan mata.

Denny mengatakan keresahan terbesarnya adalah radikalisme. Tentang keresahan ini di antaranya ia ungkapkan di sini: Denny Siregar: Pak Jokowi, Tolong Kami.

"Jujur, sejak melihat situasi Suriah tahun 2012, keresahan itu terus menghantui saya. Dan saya terus menulis tentang bagaimana kemungkinan api Suriah akan dibawa ke Indonesia. Dan teori itu terbukti dengan adanya gerakan demo besar dengan mengusung 'umat' dan 'agama'," ujar Denny.

Di luar itu, lanjutnya, Densus 88 terus-menerus menangkapi para pelaku teroris di berbagai tempat. Dan para politikus berselingkuh dengan kaum radikal untuk mencapai tujuan jabatan.

"Terakhir, Menko Polhukam ditusuk oleh mereka yang terpapar ISIS. Dan di Twitter, banyak sekali para pendukung teroris hanya karena kebencian pada pemerintahan sekarang yang tidak mereka sukai," kata Denny.

Ia tahu banyak gerakan senyap dilakukan pemerintah untuk menangkal radikalisme dan terorisme. Gerak BIN dan BNPT di banyak instansi, mulai BUMN sampai perguruan tinggi, dilakukan terus-menerus karena radikalisme ini sudah masuk ke pori-pori negeri ini.

"Gerakan itu mungkin berguna sekarang. Tapi bagaimana 5 tahun lagi? 10 tahun lagi? Atau 20 tahun lagi? Apakah kita harus begitu terus, menangkapi para teroris, menghantam ASN yang terpapar sambil terus mencaci kelompok radikal tanpa ujung pangkal?" tutur Denny.

Denny tak kenal lelah, masif, terus-menerus menyerukan perlawanan terhadap radikalisme. Ia melalui tulisan mengobarkan semangat cinta Tanah Air, cinta NKRI. Ia adalah Batman sang hero penyelamat Kota Gotham. Ia adalah Joker bagi kaum radikalis teroris beserta pendukung dan simpatisan.

Sebelum virus radikalis mewabah di media sosial, seperti pengakuan Denny sendiri, ia senang menulis tentang spiritual. Berikut satu di antara tulisannya berjudul The Journey of Life.

"Di dalam pendakian, selalu ada yang datang dan ada yang pergi. Ada yang hadir dan ada yang hilang.

Mereka menguji kita seperti halnya kita menguji mereka. Mereka menjadi pelajaran, seperti halnya kita menjadi pelajaran untuk mereka.

Tuhan selalu menguji kita dengan segala bentuk materi yang ada di dunia. Ujiannya selalu tentang cinta. Bentuknya bisa berupa raga maupun harta.

Mereka didatangkan untuk menghadirkan gembira dan dirampas untuk menghadirkan luka. Tuhan hanya ingin tahu hati kita, apakah kita sudah menjadikan mereka berhala?

Ketika akal dan hati telah mampu memisahkan bahwa materi tidaklah abadi, maka kita akan menjadi stabil, baik ketika gembira maupun berduka.

Pendakian ini sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan: mencari diri sendiri yang sudha lama hilang.

Kuhabiskan kopi. Kuangkat ransel dan kumulai lagi perjalanan. Terkadang aku rindu untuk menengok ke belakang, tapi misteri di depan selalu membuatku penasaran."

Bukan Hanya Denny Siregar

Bukan hanya Denny Siregar yang terJoker. Banyak netizen mengungkapkan kesan di media sosial. Status-status bikin tersenyum. Juga membuat berpikir.

Iqbal Aji Daryono yang tidak malu mengakui dirinya perokok, Senin, 7 Oktober 2019, mengunggah foto Joker dengan sebatang rokok terselip di bibir.

Ia menulis, "Joker adalah propaganda sistematis untuk menancapkan citra di benak publik bahwa wong ngrokokan kuwi biasane stres tur edan."

Iqbal Aji DaryonoScreenshot status Facebook Iqbal Aji Daryono

Bukan hanya sekali, Iqbal pada hari yang sama membuat status, "Orang baik hanyalah orang jahat yang sedang ambil jeda ishoma. #TerJoker."

Sehari sebelumnya, usai nonton film Joker, Iqbal membuat status:

"Gara-gara nonton Joker, napsu gelut onlen saya lenyap. Lihat ada orang komen-komennya nggapleki malah saya jadi mikir: jangan-jangan ni anak dulu-dulunya hidupnya digebukin terus tiap hari.

Duh, saya kok malah jadi baik gini. Payah."

Iqbal Aji DaryonoScreenshot status Facebook Iqbal Aji Daryono

Linda Huberta, pada Rabu, 9 Oktober, membuat catatan cukup panjang di Facebook, bersama unggahan foto tiket nonton film Joker. Di antara catatannya tertulis:

"Di Indonesia, seruan anak-anak jangan nonton Joker begitu nyaring, tapi hadoohhh kok masih ada aja ortu tega bawa anak kecil, apa ngak mikir dampaknya dst dst. Ortu kok egois banget. Dunia maya pun gonjang-ganjing...

'Is it just me, or is it getting crazier out there,' kata Joker menanggapi, dengan seringainya yg serem itu.

Joker emang sih sukses bikin hati down tapi ada point penting yang bisa kita petik, yaitu bagaimana perlakuan kita terhadap orang lain memengaruhi kehidupan mereka. Setidaknya film ini menyadarkan kita untuk berempati kepada mereka yang tak seberuntung kita."

Linda HubertaScreenshot status Facebook Linda Huberta

Dimas Nur, pada Senin, 7 Oktober 2019 menulis di Facebook:

"Joker adalah film yg mengetengahkan proses seorang arthur menjadi joker. Barat selalu melihat kejahatan sebagai bagian dari kegilaan atau sakit jiwa. Penjahat adalah seorang psikopat. Hampir semua penjahat di film Hollywood selalu seorang psikopat. Psikopat-psikopat ini dinarasikan terus menerus melakukan teror pada masyarakat. Film Joker saya lihat masih dengan pakem itu.

Berbeda ketika melihat Joker pada batman garapan nolan, saya melihat ada sesuatu yang sedikit keluar 'pakem' hollywood. Joker adalah penjahat yang punya filosofi kejahatan level makrifat. Buat Joker kejahatan adalah tes kebaikan masyarakat. Apakah memang benar kebaikan itu bisa komunal? Joker memberikan tes terberatnya. Uang dan kekuasaan bukan tujuan Joker. Saya melihat gagasan Nolan memberikan view baru dalam menafsir Joker. Lagian "why so serious?"

Film Joker ini baru permulaan, feeling saya, akan ada sequel yg melanjutkan transformasi Joker yang psikopat menjadi nabi kejahatan.

#Joker #Blank_On."

Dimas NurScreenshot status Facebook Dimas Nur

Sutomo Paguci, penulis berlatar pengacara membuat ulasan berjudul Joker dan Legitimasi Kejahatan pada Senin, 7 Oktober 2019 di Facebook, sebagai berikut:

"Barangsiapa, setelah menonton film Joker (2019) tentunya, menyebut Joker (diperankan Joaquin Phoenix) sebagai penjahat yang pantas dihukum, maka coba pikirkan lagi.

Dikisahkan, di kota fiktif bernama Gotham lahirlah seorang anak manusia bernama Arthur Fleck dari seorang ibu bernama Penny Fleck (diperankan Frances Conroy).

Arthur Fleck tumbuh di lingkungan yang sakit: kota Gotham yang gelap dan dingin; kemiskinan; ibunya yang delusional; dan pacar ibunya yang gerantangan kerap melakukan kekerasan fisik.

Arthur kecil dan ibunya sering disiksa. Sampai-sampai syaraf otak Arthur rusak parah. Tulang rusuk serta bahunya rusak, melengkung. Kerusakan syaraf otak dan tulang Arthur menjejak hingga ia dewasa.

Karena kerusakan syaraf itu, Arthur acap kali tak bisa mengontrol tertawa saat jiwanya tertekan, selain menjadikan Arthur sosok yang delusional seperti ibunya. Pada beberapa adegan saat Arthur dewasa buka baju, terlihat jelas tubuh Arthur yang pucat dan kurus dengan tulang bahu melengkung.

Karena kerusakan syaraf dan tekanan mental sejak kecil, Arthur bergantung pada obat-obatan yang diberi gratis oleh dinas sosial setempat yang disubsidi pemerintah.

Dalam kepahitan hidup demikianlah Arthur kecil tumbuh hingga dewasa dengan obsesi menjadi pelawak, orang yang membawa tawa dan kebahagiaan bagi orang lain, padahal dirinya jauh dari kesan lucu dan bahagia. Sungguh kontradiksi karakter penokohan yang jenius dan getir secara bersamaan.

Sutomo PaguciScreenshot status Facebook Sutomo Paguci

Pada suatu hari, yang tak disebutkan hari apa, Arthur memakai riasan dan topeng badut, sedang beraksi promosikan suatu produk dengan papan unjuk iklan, di atas trotoar kota Gotham. Saat itulah beberapa remaja berandalan menepis papan iklan itu dan terjatuh, lalu papan tersebut dibawa lari oleh para remaja badung itu. Adegan kejar-kejaran pun terjadi.

Sampai di suatu lorong kota yang gelap, sepi dan kotor, Arthur terjengkang dihajar papan iklan yang diayunkan remaja berandalan tadi. Belum cukup, Arthur dipukuli, ditendang, dan diinjak-injak seolah binatang yang baru memakan anak kecil. Bisakah kau bayangkan perut kempis dan lapar itu ditendang berkali-kali? Perih, lebih-lebih dijiwa.

Karena kejadian itu, Arthur takut masuk kerja, dan dipecat dengan tuduhan: menghilangkan papan iklan.

Pada saat itu datanglah teman sesama badut dan seapartemen Arthur bernama Randall (diperankan Glenn Fleshler) yang memberi Arthur sebuah pistol, kelak Randall akan tewas ditangan Arthur. Pada saat ini muncul pula karakter janda muda satu anak bernama Sophie Dumond (diperankan Zazie Beetz), cantik dan berkulit eksotis, kebetulan tetangga Arthur. Kelak Arthur sering delusi bahwa Sophie adalah pacarnya.

Arthur pindah kerja jadi badut penghibur di rumah sakit anak. Sialnya, saat sedang melawak, pistol itu terjatuh dan terlihat oleh semua anak yang melihat aksinya. Karena peristiwa ini kembali Arthur dipecat.

Jiwa Arthur makin kacau. Apalagi subsidi obat dicabut pemerintah setempat. Arthur benar-benar kalut.

Saat berada di dalam gerbong kereta yang sedang melaju, Arthur diganggu oleh tiga bankir karyawan Thomas Wayne (diperankan Brett Cullen), pengusaha kaya calon walikota Gotham, sekaligus mantan majikan Penny Fleck, dimana Penny terobsesi padanya hingga delusi menganggap Arthur anak biologis Thomas Wayne.

Saat Arthur dihajar tiga karyawan Thomas Wayne, tiba-tiba terdengar suara pistol menyalak. Seorang diantara pengeroyok itu tumbang. Seorang lain mencoba lari dan dilumpuhkan pistol Arthur. Seorang lagi sisanya mencoba keluar dari kereta dan tersungkur di tangga stasiun dengan tiga tembakan di tubuhnya. Inilah pembunuhan pertama dilakukan Arthur.

Berita media cetak keesokan harinya: tiga bankir kaya ditembak mati di stasiun kereta diduga oleh sosok berkostum badut. Segera setelahnya badut menjadi simbol perlawanan warga miskin kota terhadap korupsi dan kaum kaya yang serakah.

Arthur terguncang. Namun pembunuhan pertama itu berproses dalam jiwanya hingga terbangun rasionalisasi (pembenaran) karena distimulasi jiwa dan lingkungannya. Kepercayaan diri Arthur perlahan tumbuh, apalagi penembakan itu tak terungkap. Detektif yang mencoba memburunya tewas ditangan massa, atas pengondisian Arthur.

Dalam keadaan jiwa kacau kehabisan obat, Arthur mendapati kabar ibunya kena stroke.

Rasa penasaran mengantar Arthur mencari tahu penyebab ibunya stroke dan malah terungkap: dirinya bukan anak kandung Penny Fleck melainkan anak adopsi, ia rusak syaraf karena ulah pacar ibunya, dan Penny berpenyakit jiwa delusional, yang dengannya Penny memanipulasi Arthur untuk terus merawat dirinya yang sakit-sakitan sekaligus mencarikan keberadaan Thomas Wayne. Arthur geram.

Saat membezuk ibunya di rumah sakit, dengan dingin Arthur membekap Penny Fleck dengan bantal hingga tewas.

Sekarang tidak ada lagi beban hidup Arthur. Jiwanya terasa plong dan lepas. Sesaat setelah menghabisi Randall dengan gunting, Arthur menerima tawaran melawak dari Murray Franklin (diperankan Robert De Niro) dalam acara tv Murray Franklin Show.

Arthur pandai menyembunyikan maksud sebenarnya, ciri khas orang delusional dan psikopat. Dalam acara Murray Franklin Show alih-alih melawak, Arthur malah live mengaku bahwa dirinyalah yang membunuh tiga bankir karyawan Thomas Wayne di gerbong kereta. Ohya, diacara inilah Arthur pertama kali meminta nama panggungnya menjadi "Joker" (pelawak) dan disetujui Murray Franklin.

Sontak pengakuan ini membuat hadirin terperangah, tak terkecuali Murray Franklin. Rasa penasaran membuat Murray Franklin bertanya terus untuk menggali maksud pengakuan Arthur sebenarnya.

Atas pertanyaan Murray, Joker menjawab dengan dagu bergetar, menahan emosi, bahwa Murray sengaja menerima dirinya untuk jadi bahan tertawaan. Tiba-tiba Joker berdiri dari duduknya dan pistol Joker menyalak tepat mengenai kening Murray Franklin yang langsung terkulai seketika. Dua tembakan lagi bersarang di dada Murray Franklin. Idola Arthur inipun tewas seketika secara live di tv.

Sesaat setelahnya, Joker ditangkap polisi. Namun di perjalanan mobil yang membawa Joker ditabrak orang yang hendak menyelamatkan idola baru kota Ghotam ini. Joker selamat dan polisi yang menangkapnya tewas. Joker dielu-elukan massa.

Kota Ghotam jatuh dalam anarki. Kemarahan massa ditumpahkan dengan perusakan, pembakaran, dan aksi pembunuhan main hakim sendiri.

Pertanyaannya, benarkah Arthur adalah orang baik menjadi jahat karena kepahitan hidup, karena disakiti? Ada yang bilang, jahat ya jahat saja. Kisah Joker di atas sebenarnya telah menjawabnya.

Secara hukum universal, penyakit jiwa menjadi alasan untuk meniadakan pertanggungjawaban pidana atas perbuatan yang dilakukan. Jadi, kalau saya atau Anda orang normal, maka tak punya legitimasi untuk melakukan kejahatan seperti Joker. Menjadi baik adalah takdir hidup orang normal." 

Anda sudah menonton film Joker? Bagaimana kesan Anda? Silakan tuliskan pengalaman Anda menonton film Joker di kolom komentar. []

Baca juga:

Berita terkait
Tangis Sekaligus Tawa Joker ala Sujiwo Tejo
Seniman serba bisa Sujiwo Tejo menunjukan kemampuan aktingnya dengan meniru adegan tangis sekaligus tawa ala Joker versi aktor Joaquin Phoenix.
Enam Fakta Joaquin Phoenix Aktor Film Joker
Berikut enam fakta mengenai Joaquin Phoenix, aktor pemeran film Joker, mulai dari terjatuh dalam jurang alkoholik hingga menemukan cinta lokasi.
Rahasia Makeup Joker Badut Psikopat
Nicki Ledermann beserta tim makeup adalah orang yang bertugas menangani riasan Joker. Ini adalah kolaborasi tim dan akting Joaquin Phoenix.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.