Jakarta - Nicki Ledermann beserta tim makeup adalah orang-orang yang bertugas menangani riasan Joker. Dia membeberkan wajah Joaquin Phoenix sebagai Arthur Fleck ketika belum memolesnya menjadi badut psikopat.
Ledermann sempat melihat pemeran Gladiator itu dalam kondisi buruk. Menyaksikan berat badannya menyusut drastis dan wajahnya pucat, tim makeup kemudian memanfaatkan sedetail mungkin lekuk wajah Joaquin.
"Riasannya lebih pucat, menegaskan keletihan di wajahnya. Berat badannya (Joaquin) turun banyak sekali, tapi kami mencoba memperlihatkannya lebih jelas dengan makeup agar tulang pipinya menonjol, agar terlihat ceking dan lelah," kata dia dilansir Cnet, Sabtu, 5 Oktober 2019.
Dan tentu saja raut wajah Joaquin dan sorot matanya membuat penampilan jauh lebih seram. Ini adalah kolaborasi makeup dan akting.
Shading highlight merupakan teknik dasar yang digunakannya untuk memoles wajah Joaquin, tetapi Ledermann harus berhati-hati agar riasannya tidak kentara.
"Saya pakai warna nude yang cocok dengan warna kulitnya untuk menonjolkan dan membentuk fitur-fitur wajahnya," kata dia.
Dalam film antihero ini, Arthur Fleck tampil dalam beberapa riasan badut yang berbeda-beda. Ada riasan badut saat bekerja menjadi penghibur anak-anak dan ada pula badut versi Joker.
Saat bekerja, Ledderman membuat riasannya betul-betul simetris, berkebalikan dengan makeup untuk Joker yang membuat wajah Arthur Fleck jadi menyeramkan. Dia memuji totalitas akting Joaquin Phoenix saat menjadi pangeran badut kriminal.
"Dan tentu saja raut wajah Joaquin dan sorot matanya membuat penampilan jauh lebih seram. Ini adalah kolaborasi make up dan akting," ujarnya.
Joker adalah salah satu karakter paling mudah dikenali dalam sejarah budaya populer. Namun, musuh bebuyutan Batman ini keluar dengan versi wajah yang berbeda dalam tiap film.
Menurut Ledermann, konsep awal riasan Joker datang dari sutradara Todd Phillips yang mengirimkan ia foto Joaquin setelah diedit menggunakan Photoshop. Bisa dibilang, lanjutnya, tampilan Joker yang dia terima adalah riasan badut sewaan yang dipukuli orang-orang.
"Lumayan raw, tapi aku setuju, jika ini memang arahnya, badut sederhana tapi menyeramkan. Menurutku itu fantastis, lebih sederhana dan raw, akan jadi lebih intens," ujarnya.
Ledermann melanjutkan, produk-produk riasan yang dipakai tentu harus mudah dihapus dan dikenakan kembali, karena ada adegan di mana Joker mencuci muka di kamar mandi, tapi tim tata rias harus sigap memoles wajahnya lagi untuk adegan selanjutnya.
Dia mengombinasikan makeup berbahan dasar air dan minyak, juga produk yang mudah belepotan saat dipegang, serta riasan anti air. Itulah tantangan yang ia hadapi, sebab dia harus membuat tampilan terlihat sama meski teksturnya berbeda-beda.
"Dan ada banyak skenario di mana tampilannya harus terlihat belepotan untuk sebuah adegan, tapi sebenarnya itu tidak boleh belepotan karena tidak bisa diulang lagi untuk adegan selanjutnya. Suasana tegang di lokasi karena semua harus berlangsung cepat," tuturnya.
Melansir Antara pada Minggu 13 Oktober 2019, pada akhir pekan kedua ini, film Joker masih tertawa terbahak-bahak di box office dengan penghasilan 60 juta dolar Amerika Serikat dan jauh dari profit ekspektasi awal. []
