Angka Pada Timbangan Bukan Patokan Berat Badan Normal

Memprhatikan angka pada timbangan tak bisa jadi patokan untuk menciptakan berat badan yang normal sebelum konsisten lakukan program diet sehat.
Ilustrasi berat badan. (Foto: Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Timbangan berat badan adalah alat yang banyak didapati di rumah-rumah, ini adalah benda penting bagi orang-orang yang sedang berusaha untuk menciptakan berat badan normal dengan memperhatikan angka timbangan.

Tapi, ternyata angka pada timbangan tidak bisa dijadikan patokan untuk menciptakan berat badan yang normal.

Hal tersebut disampaikan oleh Certified Nutrion & Wellness Consultant dari American Fitness Professionals & Associates, yang juga merupakan lulusan Universitas Indonesia, Aldis Rusli, SKM, CNWC.

"Jangan mematok pada timbangan, kalau sudah menjalankan program (diet sehat), konsisten dulu," kata Aldis dalam webinar berjudul "Menyeimbangkan Fisik dan Kesetan Mental dalam Kehidupan untuk Meningkatkan Produktivitas" Kamis, 10 Februari 2022.

Bagi Aldis yang juga menjabat sebagai Co-founder Mufit, proses adalah targetnya. Seperti satu bulan atau tiga bulan. Selanjutnya, baru dapat dilakukan evaluasi dari program yang sedang dijalani tersebut.

Aldis juga memberikan sebuah contoh, seperti menargetkan asupan makanan digoreng hanya boleh dikonsumsi sebanyak 2 buah perharinya.

Contoh lainnya yakni melakukan olahraga selama dua atau tiga kali dalam sepekan. Kegiatan ini juga bisa dikombinasikan dengan latihan beban 1-2 kali guna membakar kalori.

Aldis juga mengingatkan untuk tidak bersedih terlebih dahulu jika setelah melakukan program, angka saat menimbang masih tidak turun.

Menurut Aldis bisa jadi dari program tersebut justru sudah mengubah sebuah komposisi dalam tubuh.

"Misalnya, ototnya naik tetapi lemak tubuhnya turun. Ini kan indikasi yang bagus, tetapi dari timbangan akan sama saja. Otot naik indikasi positif, badannya makin singset, fit dan kuat. Jadi jangan berpatokan juga sama timbangan, yang penting konsisten ke target prosesnya dulu," jelas Aldis, dikutip dari Antara.

Namun, jika masih belum puas dengan angka yang ada pada timbangan, Aldis juga merekomendasikan untuk memeriksa komposisi tubuh dan lingkar perut sebagai prediksi kondisi tubuh terkait obesitas yang cukup kuat.

Jika berdasarkan dari lingkar perut, perempuan hanya boleh berukuran tidak lebih dari 80 cm dan untuk pria adalah 95 cm.

Hal ini bertujuan agar jauh dari risiko penyakit berbahaya seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, serta penyakit jantung.

Dikutip dari WebMD, cara untuk mengukur lingkar perut ternyata sangat mudah, yakni dimulai dari bagian atas tulang pinggul.

Setelah itu, taruh pita pengukur sejajar dengan pusar anda. Pastikan pita pengukur tidak terlalu ketat saat melakukan pengukuran.

Usahakan jangan menahan nafas saat akan mengukur dan selanjutnya periksalah nomor pada pita pengukur setelah menghembuskan nafas.

Tidak hanya perlu olahraga dan diet saja, untuk bisa mendapatkan berat badan normal, Aldis juga menyarankan perilaku tidur yang cukup.

Idealnya sekitar 7-8 jam per-hari, istirahat dalam jangka waktu ini diyakini dapat mengelola stress dan melakukan perawatan tubuh.

"Tidur waktunya recovery seluruh organ tubuh termasuk otot. Jadi biar tubuh recover jaringan, sel-sel otot yang baru, sehat dan lebih kuat," kata Aldis. []




Baca Juga


Berita terkait
Sedang Diet? 5 Buah Ini Dapat Membantu Turunkan Berat Badan
Kandungan serat pada buah membuat rasa kenyang lebih lama dan menekan rasa lapar.
Beberapa Olahraga yang Membantu Menurunkan Berat Badan
Seiring berjalannya waktu, durasi dan intensitas olahraga yang Anda lakukan bisa bertambah dan proses pembakaran lemak dalam tubuh meningkat.
Manfaat Diet Selain untuk Penurunan Berat Badan
Diet seimbang tak hanya baik bagi kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental.
0
Resep Rose Pasta yang Terkenal di Korea Selatan
Tidak perlu jauh-jauh ke Korea hanya untuk mencoba rose pasta, karena pasta lezat ini bisa dibuat sendiri di rumah.