Jakarta - Dalam berinvestasi, menabung rutin sering disebut sebagai strategi “Dollar Cost Averaging” (DCA). DCA adalah strategi di mana kamu berinvestasi rutin pada periode tertentu dengan jumlah yang sama. Periode waktu bisa kamu tentukan sesuai dengan budget yang ada, bisa per bulan, per minggu, atau bahkan per hari.
Nah, strategi DCA bisa memberikan kamu keuntungan saat berinvestasi di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Inilah keuntungan menabung rutin dengan strategi DCA.
1. Hemat waktu dan tidak perlu analisis rumit
Menganalisis keadaan pasar itu sulit dan membutuhkan banyak waktu, apalagi untuk yang baru mulai belajar investasi. Strategi DCA bisa membantu agar kamu tidak perlu pusing memikirkan pergerakan pasar dan waktu yang tepat untuk masuk atau beli. Ini karena kamu sudah menentukan waktu secara berkala untuk berinvestasi sehingga kamu bisa fokus untuk melakukan aktivitas penting lainnya.
2. Strategi investasi tahan krisis
Keadaan memang tak menentu. Tapi jika kita berkaca pada data 20 tahun terakhir, grafik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki kinerja yang baik. Nilai IHSG terus menunjukkan kenaikan meskipun sempat ada penurunan di waktu tertentu, seperti krisis moneter tahun 1998 dan awal pandemi Covid-19 di 2020.
Sehingga, ketika kamu konsisten berinvestasi, kamu juga akan mendapat keuntungan. Bahkan tidak perlu cemas dengan kondisi pasar yang terkoreksi, karena justru saat itulah kamu bisa mendapat rata-rata harga yang lebih rendah. Dalam jangka panjang, investasimu akan memperoleh profit saat kondisi pasar sudah membaik dan harga mulai naik.
3. Rasional saat berinvestasi
Strategi DCA membuatmu lebih rasional saat berinvestasi karena kamu akan terbiasa melihat situasi dalam jangka panjang. Tidak perlu panik, karena naik-turunnya kondisi pasar adalah hal yang wajar terjadi. Pikiran pun bisa lebih tenang saat berinvestasi.
Jadi, strategi DCA atau nabung rutin bisa menjadi solusi investasi anti ribet buat kamu saat berinvestasi, terlebih di tengah kondisi ekonomi yang tak pasti.
(Sri Wahyuni Sitorus)
Baca Juga:
- Bank Digital dan Mobile Bank, Apa Perbedaannya?
- Bank Dunia Proyeksi Ekonomi di Asia Tumbuh 7,7 persen 2021
- Regulasi Bank, OJK Resmi Rilis Cetak Biru Bank digital
- Arab Saudi Suntikkan 3 Miliar Dolar AS ke Bank Sentral Pakistan