YPAP: Kami Tidak Pernah Mengeluarkan Data Bohong

Yayasan Permata Aceh Peduli (YPAP) mengklaim pihaknya tidak pernah mengeluarkan data bohong terkait Pekerja Seks Komersial (PSK) di Aceh.
Ilustrasi Data. (Foto: Tagar/Pixabay/Aymanejed)

Lhokseumawe, Aceh – Yayasan Permata Aceh Peduli (YPAP) mengklaim bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan data bohong atau tidak kredibel, terkait persoalan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Aceh.

Direktur Yayasan Permata Aceh Peduli (YPAP) Khaidir mengatakan, setiap data yang telah dikeluarkan oleh pihaknya, maka telah melalui proses investigasi dan monitoring ke lapangan.

“Kami tidak pernah mengeluarkan data bohong tentang persoalan PSK di Aceh dan semua pernyataan yang kami keluarkan, tentunya memiliki data-data yang konkret, serta jelas,” ujar Khaidir, Kamis, 16 Juli 2020.

Khaidir menambahkan, begitu juga dengan persoalan yang terjadi di Kota Langsa, pihaknya tidak pernah memberikan klarifikasi kepada pihak mana pun, apalagi kepada pihak Humas Pemerintah Kota Langsa, karena Yayasan Permata Aceh Peduli memiliki data konkret terhadap hal itu.

Kami tidak pernah mengeluarkan data bohong tentang persoalan PSK di Aceh.

Tujuan YPAP kata Khaidir sebenarnya hanya ingin memutuskan mata rantai penularan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) hal itu demi menyelamatkan generasi Aceh. Pihaknya juga melakukan pendampingan terhadap orang yang hidup dengan HIV (ODHA).

Baca juga: Banyak Ibu Rumah Tangga di Aceh Jadi PSK

“Kami telah bekerjasama dengan Balai ODHA Bahagia Medan, di bawah naungan Kementerian Sosial RI. Sejak tahun 2006 kami telah bekerja di isu program HIV/AIDS dan dampingan terhadap PSK, serta LGBT,” kata Khaidir.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Langsa M Husin mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan Koordinator Lapangan Yayasan Permata Aceh Peduli.

“Dari kemarin kami telah mencari ibu itu dan telah memberikan klarifikasi, pelaku itu bukan warga Kota Langsa, tapi warga daerah lain. Maka Yayasan Permata Aceh Peduli harus menelaah kembali datanya,” tutur M Husin kepada Tagar saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis, 16 Juli 2020.

Baca juga: Air Mata Muncikari Pekerja Seks Komersial di Aceh

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada 9 Mei 2020, awalnya pihak kepolisian menangkap dua orang mucikari yang berinisial YN, 47 tahun, warga Kecamatan Langsa Kota dan HN, 35 tahun, warga Kecamatan Langsa Baro, keduanya merupakan ibu rumah tangga.

Berdasarkan hasil pengembangan dan pada tanggal yang sama, hanya saja di lokasi terpisah, pihak kepolisian juga mengamankan lima wanita, yaitu CL 32 tahun, CJ, 23 tahun, mereka berdua merupakan sebagai ibu rumah tangga, warga Kecamatan Langsa Kota.

Sementara lainnya, DE, 23 tahun, juga sebagai ibu rumah tangga, FB, 22 tahun, sebagai ibu rumah tangga dan LN, 24 tahun, ketiganya merupakan sebagai warga Kecamatan Langsa Baro.

Barang bukti yang diamankan berupa, 4 sepeda motor dan 8 telepon seluler dan uang tunai sebesar Rp 450.000. []

Baca juga: 

Berita terkait
Cerita PSK Aceh, Barter Layanan dengan Sabu-sabu
Transaksi barteran layanan seksual dengan sabu-sabu masih sangat menyebar luas di Aceh.
Dihujat Soal Prostitusi, Hana Hanifah Bungkam Netizen
Selebgram Hana Hanifah membungkam komentar bernada hujatan dari para netizen, seusai ia diciduk polisi atas dugaan kasus prostitusi.
Hana Hanifah Sudah Setahun Terlibat Prostitusi
Kapolrestabes Medan, Kombes Riko Sunarko, mengungkapkan jika Hana Hanifah telah terlibat dalam kasus prostitusi artis selama setahun terakhir.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.