Jakarta - Politikus muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya Sarana rela kehilangan jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, setelah membongkar anggaran kontroversial lem aibon Rp 82,8 miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta.
William dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI. Pelapor adalah seorang warga bernama Sugiyanto yang menilai apa yang dilakukan William melanggar kode etik anggota dewan.
"Saya siap menghadapi laporan. Demi transparansi anggaran, saya siap mempertaruhkan jabatan," ujar William kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 5 November 2019.
Berani karena benar. Takut karena salah.
Pria berusia 23 tahun itu mengatakan dirinya tidak memiliki hak untuk mengontrol reaksi masyarakat terhadap upayanya mendorong transparansi rancangan APBD Jakarta.
"Saya enggak bisa kontrol tindakan orang lain," ujar William.
Sebelumnya, William Aditya Sarana dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI Jakarta, Senin, 4 November 2019, karena unggahannya di media sosial mengenai anggaran lem aibon senilai Rp 82,8 miliar dan pulpen Rp 123,9 miliar di Provinsi DKI Jakarta.
Sugiyanto, pihak pelapor, mengatakan postingan William di media sosial menimbulkan kegaduhan usai diekspos pada jumpa pers dan Twitter, bahkan telah mendiskreditkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Harusnya, kata Sugiyanto, William mempertanyakan hal tersebut dalam forum rapat komisi atau badan anggaran.
"Sikap yang bersangkutan dengan mengekspos pada forum tidak resmi justru menimbulkan opini negatif kepada Gubernur DKI Jakarta yang seolah-olah dianggap tidak transparan," ujar Sugiyanto di ruang Badan Kehormatan Dewan, Senin.
Berani Karena Benar
William Aditya Sarana saat diwawancara Tagar, Jumat siang, 1 November 2019, mengatakan dirinya berani membongkar anggaran kontroversial APBD DKI Jakarta karena memang itu adalah tugasnya.
Berikut petikan wawancara selengkapnya.
Anda yang termuda di DPRD DKI Jakarta saat?
Iya benar
Kenapa Anda begitu berani membuka kejanggalan usulan anggaran DKI Jakarta?
Rasa takut pasti ada, tapi bagaimana bisa mengontrol itu. Yang penting kita dalam posisi yang benar. Berani karena benar. Takut karena salah.
Ada berapa yang janggal dalam rancangan APDB DKI?
Tidak transparan saja. Seharusnya semua dokumen APBD sudah diunggah di website.
Target Anda di DPRD DKI Jakarta?
Target saya tidak muluk-muluk, yakni melakukan fungsi pengawasan dan budgeting. Mengawal anggaran sudah menjadi tugas saya. []
Sebelumnya:
- Unggah Anggaran Lem Aibon Politikus PSI Dilaporkan
- William Aditya, Termuda Paling Bernyali di DPRD DKI