WHO Sebut Darurat Covid19 akan Dicabut Tahun 2023 Ini

Dalam konferensi pers di Jenewa, Tedros juga mengatakan bahwa semua hipotesis terkait asal-usul Covid-19 masih dipertimbangkan
Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Jenewa, Swiss – Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada hari Kamis, 6 April 2023, bahwa ia memperkirakan lembaganya akan mencabut status darurat Covid-19 pada tahun ini, tanpa memberikan kerangka waktu yang lebih spesifik.

Badan kesehatan PBB itu masih menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional selama lebih dari tiga tahun sejak penilaian awal diberikan.

Dalam konferensi pers di Jenewa, Tedros juga mengatakan bahwa semua hipotesis terkait asal-usul Covid-19 masih dipertimbangkan. Tedros juga mengulangi permohonannya kepada China untuk membagi lebih banyak informasi.

Virus itu pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, China, pada Desember 2019, di mana banyak pihak mencurigai pasar hewan hidup di kota itu berperan sebelum virus menyebar itu ke seluruh dunia dan membunuh hampir tujuh juta jiwa hingga saat ini.

penumpang di bandara halim pakai maskerSeorang anak perempuan pakai masker bersama ibunya antre untuk pemeriksaan suhu tubuh di tengah penyebaran Covid-19 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 20 Maret 2020. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Data pada masa awal pandemi Covid-19, yang sempat diunggah ke database oleh ilmuwan China sebelum dihapus, menyampaikan informasi tentang asal-usul Covid-19, termasuk tentang peran anjing rakun dalam penularan ke manusia, kata para peneliti internasional.

Dr. Maria Van Kerkhove dari WHO, pemimpin teknis Covid-19, mengatakan bahwa informasi terbaru dari China menawarkan beberapa “petunjuk” asal-usul, tapi bukan jawaban secara gamblang. Ia mengatakan, WHO sedang bekerja sama dengan para ilmuwan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kasus-kasus paling awal dari tahun 2019, termasuk tentang keberadaan orang-orang yang terinfeksi saat itu.

Ia menambahkan, WHO masih belum tahu apakah beberapa penelitian yang perlu dilakukan sudah dikerjakan di China. (rd/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kasus Jamur Berbahaya Meningkat Tajam di AS Selama Pandemi Covid-19
Separuh lebih dari total 50 negara bagian di AS telah melaporkan kasus tersebut, menurut sebuah penelitian terbaru