WHO Dalami Laporan Penyebaran Covid-19 Lewat Udara

WHO tengah meninjau sebuah laporan yang mendesak perbaruan panduan tentang Covid-19 pasca temuan ilmuwan bahwa virus dapat meyebar melalui udara.
Ilustrasi kantor pusat WHO. (Foto: Reuters|BBC)

Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah meninjau sebuah laporan yang mendesak perbaruan panduan tentang Covid-19 pasca lebih dari 200 ilmuwan menguraikan bukti bahwa virus itu dapat menyebar dalam partikel-partikel udara. Dalam surat yang ditandatangani 200 ilmuwan itu menyebutkan kemungkinan penyebaran virus melalui udara.

WHO menyebutkan bahwa SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 itu penyebarannya terutama melalui tetesan yang keluar dari hidung dan mulut orang yang terinfeksi yang cepat raib jatuh setelah jatuh ke tanah. Dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, 239 ilmuwan dari 32 negara menguraikan bukti bahwa partikel virus mengambang dapat menginfeksi orang yang menghirupnya.

Baca Juga: WHO: Kasus Covid-19 Melonjak di Negara-negara Besar

Sebab menurut mereka, partikel-partikel yang lebih kecil itu dapat bertahan lama di udara. Untuk itu, para ilmuwan mendesak WHO untuk memperbarui panduannya soal penyebaran virus Covid-19. "Kami mengetahui artikel itu dan sedang meninjau isinya dengan para ahli teknis kami," kata juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, Senin dalam sebuah email, seperti diberitakan dari Channel News Asia, Selasa, 7 Juli 2020.

WHO telah lama enggan mengakui penularan aerosol influenza, "terlepas dari data yang meyakinkan," dan melihat kontroversi saat ini sebagai bagian dari debat yang sengit.

Seberapa kuat virus Covid-19 dapat menyebar melalui jalur udara atau aerosol - berbeda dengan tetesan yang keluar dari batuk dan bersin belum bisa dipastikan. Meskipun WHO menyatakan sedang mempertimbangkan aerosol sebagai kemungkinan rute penularan, masih harus diyakinkan bahwa bukti tersebut menjamin adanya perubahan panduan.

Ilustrasi CovidIlustrasi Covid-19. Tiga polisi di Rembang terkonfirmasi positif Covid-19, satu di antaranya meninggal pada Selasa, 23 Juni 2020. (Foto: Istimewa)

Setiap perubahan dalam penilaian WHO terhadap risiko penularan dapat mempengaruhi rekomendasinya mengenai aturan jaga jarak fisik satu meter. Pemerintah yang bergantung pada rekomendasi WHO untuk membuat kebijakan panduan, mungkin juga harus menyesuaikan langkah-langkah kesehatan masyarakat dengan tujuan membatasi penyebaran virus.

Dr Michael Osterholm, seorang ahli penyakit menular di University of Minnesota, mengatakan WHO telah lama enggan mengakui penularan aerosol influenza, "terlepas dari data yang meyakinkan," dan melihat kontroversi saat ini sebagai bagian dari debat yang sengit. "Saya pikir tingkat frustrasi akhirnya meningkat sehubungan dengan peran yang dimainkan oleh transmisi udara pada penyakit seperti influenza dan SARS-CoV-2," katanya.

Baca Juga: WHO: Dunia Dalam Fase Baru Bahaya Virus Covid-19

Profesor Babak Javid, seorang konsultan penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Cambridge, mengatakan penularan virus Covid-19 melalui udara adalah mungkin dan bahkan mungkin. Namun mengenai pembuktian tentang berapa lama virus tetap di udara masih kurang. Jika virus bisa bertahan udara dalam jangka waktu lama, bahkan setelah orang yang terinefksi meninggalkan ruangan itu, dapat mempengaruhi tindakan yang diambil petugas kesehatan dan orang lain untuk melindungi diri mereka sendiri.[]

Berita terkait
Covid-19, WHO Sarankan Pakai Masker di Area Publik
WHO menyarankan masyarakat untuk memakai masker saat berada di transportasi umum dan di area publik keramaian lainnya.
WHO Bantah Klaim Dokter Italia Virus Corona Melemah
Para ahli WHO dan sejumlah ilmuwan lainnya membantah kalim dari dokter terkemuka Italia yang menyebut virus corona telah melemah.
Karena Taiwan, Hubungan AS dengan WHO Meruncing
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyatakan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO kehilangan kredibilitas dengan mengabaikan Taiwan.