Covid-19, WHO Sarankan Pakai Masker di Area Publik

WHO menyarankan masyarakat untuk memakai masker saat berada di transportasi umum dan di area publik keramaian lainnya.
Arsip Foto: Direktur General WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada pertemuan Munich Security Conference di Jerman (15/2/2020). Tedros menyatakan optimismenya pada Covid-19 bisa dikendalikan. (Foto: Antara/REUTERS/ANDREAS GEBERT).

Dalam pedoman baru WHO, kelompok rentan  dan pekerjaan yang berinteraksi dengan publik, wajib mengenakan masker

Jakarta- Setelah lebih dari lima bulan pandemi virus corona Covid-19 menyerang global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan masyarakat untuk memakai masker saat berada di transportasi umum dan di area publik keramaian lainnya.

Perubahan diumumkan ketika WHO mengeluarkan seperangkat pedoman terperinci tentang penggunaan masker. “Mengingat bukti yang terus berkembang, WHO menyarankan pemerintah harus mendorong masyarakat untuk memakai masker di mana ada penyebaran yang meluas dan sulit untuk menerapkan jaga jarak fisik (physical distancing) seperti pada transportasi umum, di toko-toko atau di di lingkungan terbatas atau ramai lainnya,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Jumat, 5 Juni 2020.

Baca Juga: WHO Bantah Klaim Dokter Italia Virus Corona Melemah 

Dalam pedoman baru WHO disebutkan bahwa kelompok rentan seperti orang tua dan orang-orang dengan pekerjaan yang berinteraksi dengan publik, seperti pekerja sosial dan kasir, wajib mengenakan masker.

Ilustrasi Covid-19Ilustrasi Covid-19 (Foto: pixabay)

Hingga April, WHO mengingatkan para pembuat kebijakan dan publik bahwa hanya pasien Covid-19 virus korona, petugas kesehatan mereka sebagai carers yang harus memakai masker. Dalam pedoman lama yang dikeluarkan pada Januari dan Maret, WHO menyebutkan bahwa masker medis tidak diperlukan untuk orang yang tidak sakit karena tidak ada bukti manfaatnya dalam melindungi mereka.

Namun pada 6 April, WHO mengatakan ada "bukti terbatas" yang menunjukkan bahwa masker mungkin bisa memberikan perlindungan kepada orang saat berada di area publik yang ramai.

Rekomendasi baru WHO mengikuti penelitian yang dibiayai, yang hasilnya diterbitkan dalam jurnal medis Inggris, The Lancet

"Penggunaan masker yang lebih luas oleh orang sehat di lingkungan masyarakat tidak didukung oleh bukti saat ini dan membawa ketidakpastian dan risiko kritis," kata badan itu dalam saran kepada pembuat kebijakan pada 6 April lalu.

WHO menyebutkan telah memperbarui rekomendasinya setelah mempertimbangkan studi ilmiah, prevalensi penularan pra-gejala dan asimptomatik dan kesulitan jarak sosial. Rekomendasi baru WHO mengikuti penelitian yang dibiayai, yang hasilnya diterbitkan dalam jurnal medis Inggris The Lancet pada hari Senin.

Gedung WHOIlustrasi kantor pusat WHO. (Foto: Reuters|BBC)

Setelah WHO meninjau 172 studi pengamatan di 16 negara dan enam benua, serta 44 studi perbandingan yang relevan, para peneliti menyimpulkan bahwa memakai masker wajah dapat membantu mengurangi penularan penyakit yang disebabkan oleh virus corona, termasuk Covid-19, sindrom pernapasan akut (Sars) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).

Simak PulaWHO: Virus Covid-19 Ini Mungkin Tak Pernah Sirna

"Data ini juga menunjukkan bahwa memakai masker wajah melindungi orang (baik petugas kesehatan dan masyarakat umum) terhadap infeksi oleh virus corona ini, dan bahwa pelindung mata dapat memberi manfaat tambahan," kata para peneliti, yang dipimpin oleh Derek Chu dari McMaster University di Kanada. []

Berita terkait
WHO Sulit Memprediksi Kapan Virus Covid-19 Musnah
WHO memperingatkan penyebaran pandemi Covid-19 masih akan berlanjut dan sulit diprediksi kapan akan musnahnya.
Presiden China Dukung Penyelidikan WHO Soal Corona
Pemerintah China mendukung tinjauan komprehensif World Health Organization (WHO) sebagai respons global terhadap pandemik coronavirus Covid-19.
Dibekukan AS, WHO Dapat dari China 30 Juta Dolar AS
China mengumumkan akan memberikan lagi donasi 30 juta dolar AS kepada wHO dalam membantu penanganan pandemi virus corona Covid-19.