WHO Bantah Klaim Dokter Italia Virus Corona Melemah

Para ahli WHO dan sejumlah ilmuwan lainnya membantah kalim dari dokter terkemuka Italia yang menyebut virus corona telah melemah.
Ilustrasi Virus Corona. (Foto: Pixabay/geralt)

London - Para ahli dari  Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) dan sejumlah ilmuwan lainnya membantah kalim dari dokter terkemuka Italia yang menyebut virus corona telah melemah.

Sebelumnya, Profesor Alberto Zangrillo, kepala ICU di Rumah Sakit San Raffaele Italia di Lombardy, Minggu, 31 Mei 2020, mengatakan melalui stasiun TV pemerintah bahwa virus corona "secara klinis tidak ada lagi."

Namun ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, bersama sejumlah ahli virus dan penyakit menular lainnya, menyebutkan bahwa pernyataan Zangrillo tidak didukung oleh bukti ilmiah.

Mengutip Antara, Kerkhove mengatakan tidak ada data yang menunjukkan virus corona berubah secara signifikan, baik dalam bentuk transmisi atau tingkat keparahan penyakit yang disebabkan, menurut mereka.

"Dalam hal penularan, itu tidak berubah, dalam tingkat keparahan, itu juga tidak berubah," kata Van Kerkhove kepada awak media, Senin, 1 Juni 2020.

Ia menambahkan bukan sesuatu yang aneh untuk virus bermutasi dan beradaptasi ketika menyebar. Debat para ilmuwan pada Senin, 1 Juni 2020, menyoroti bagaimana ilmuwan memantau dan melacak virus baru tersebut. Pandemi Covid-19 sejauh ini telah menelan lebih dari 370.000 korban jiwa dan menginfeksi 6 juta orang lebih secara global.

Martin Hibberd, profesor penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan studi besar yang melihat perubahan genetik pada virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19 tidak mendukung gagasan bahwa virus menjadi tak berpotensi atau melemah dengan cara apa pun.

"Dengan data lebih dari 35.000 seluruh genom virus, saat ini tidak ada bukti bahwa terdapat perbedaan signifikan terkait tingkat keparahan," katanya.

Zangrillo, yang dikenal di Italia sebagai dokter pribadi mantan perdana menteri Silvio Berlusconi, mengaku pernyataannya diperkuat oleh sebuah studi yang dilakukan sesama ilmuwan, Massimo Clementi, yang dikatakan Zangrillo akan dipublikasi pekan depan.

Zangrillo mengatakan kepada Reuters: "Kami tidak pernah mengatakan bahwa virus tersebut telah berubah, kami mengatakan bahwa interaksi antara virus dan perantara sudah pasti berubah."

Menurutnya, hal ini bisa disebabkan oleh karakteristik virus yang berbeda, yang katanya belum diidentifikasi, atau karakteristik berbeda pada mereka yang terinfeksi.

Studi oleh Clementi, direktur laboratorium mikrobiologi dan virologi San Raffaele, membandingkan sampel virus dari pasien COVID-19 di rumah sakit yang berada di Milan pada Maret dengan sampel dari pasien COVID-19 pada Mei.

"Hasilnya jelas: perbedaan yang sangat signifikan antara beban virus pasien yang dirawat pada Maret dibanding" pasien yang dirawat Mei lalu, kata Zangrillo.

Sementara itu, ahli dari Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow, Oscar MacLean, mengatakan tanda-tanda bahwa virus sedang melemah "tidak didukung oleh apa pun dalam literatur ilmiah dan juga sepertinya cukup tidak masuk akal dengan alasan genetik." []

Berita terkait
Baju APD Buatan Indonesia Penuhi Standar WHO
Baju APD buat Indonesia yang diusulkan PT Sritex memenuhi standar internasional yang ditetapkan badan PBB untuk Kesehatan Dunia atau WHO.
WHO Sulit Memprediksi Kapan Virus Covid-19 Musnah
WHO memperingatkan penyebaran pandemi Covid-19 masih akan berlanjut dan sulit diprediksi kapan akan musnahnya.
Presiden China Dukung Penyelidikan WHO Soal Corona
Pemerintah China mendukung tinjauan komprehensif World Health Organization (WHO) sebagai respons global terhadap pandemik coronavirus Covid-19.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.