Gunungkidul - Paniyati 50 tahun, warga RT 3/6, Dusun Sunggingan, Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta ditemukan tewas di Bukit Batur Agung perbatasan Kecamatan Karangmojo dengan Ponjong pada Selasa 31 Desember 2019 malam.
Paniyati diduga kuat menjadi korban penganiayaan. Di dekatnya ada Suratmin 40 tahun. Suratmin yang menjadi Ketua RT setempat di tempat itu juga bersimbah darah.
Kapolres Gunungkidul Ajun Komisaris Besar Polisi Agus Setiawan mengatakan jasad korban diketahui oleh para tetangganya yang melakukan pencarian setelah diduga hilang pada Selasa 31 Desember 2019 pukul 19.00 WIB. Saat ditemukan, di samping Paniyati juga ada tetangganya yang bernama Suratmin 40 tahun.
"Korban meninggal langsung dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Yogyakarta untuk dilakukan visum. Sedangkan yang masih hidup (Suratmin) dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," katanya pada Rabu 1 Januari 2020.
Agus mengatakan luka Paniyati diduga kuat karena sabit yang ditemukan. Namun untuk motif dan kronologis tewasnya korban, saat ini polisi masih belum bisa mengungkapkannya. "Untuk pria yang hidup, belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam perawatan," ucapnya.
Ketua RW 6 Dusun Sunggingan, Desa Umbulrejo, Rujito mengatakan sabit yang ditemukan di lokasi kejadian ada dua. Yakni milik Paniyati dan Suratmin. "Keduanya itu tetangga dekat, jarak rumahnya hanya sektar 60 meter," katanya.
Untuk pria yang hidup, belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam perawatan.
Rujito mengatakan keduanya juga dalam kehidupan sehari-hari terlihat harmonis dikenal oleh warga. Keduanya juga diketahui masih mempunyai hubungan keluarga. "Suratmin itu juga kebetulan sebagai Ketua RT di sini," ucapnya.
Anak Paniyati Dinikahkan
Rujito mengungkapkan rencananya Paniyati menikahkan anak keduanya pada Februari 2020 mendatang. Namun atas kejadian ini, pernikahannya disegerakan, yakni dilakukan pada Rabu 1 Januari 2020 siang di rumah salah seorang kerabatnya.
"Jadi kalau di sini ada adat, jika anak yang akan dinikahkan ada anggota keluarganya yang meninggal maka harus segera dinikahkan. Nama adat itu kerubuhan gunung," katanya.
Rujito mengatakan jenazah dari Paniyati sendiri telah tiba di rumah duka pada Rabu 1 Januari 2020 sore. Jenazah langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat. "Langsung dimakamkan hari ini," ucapnya. []
Baca Juga:
- Mahasiswi Tewas Tabrak Mobil Terlindas Bus di Sleman
- Geger Jasad Tukang Pijat di Jogja Membusuk di Kamar
- Pria di Sleman Meninggal dengan Earphone di Telinga