Kerangka Manusia di Septic Tank Bantul Bernama Ayu

Terjawab sudah kerangka manusia yang ditemukan di septic tank rumah milik Waluyo di Bantul. Dia tidak lain adalah menantunya, Ayu Shelisha.
Pelayat di rumah duka Ayu di Badran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Selasa 24 Desember 2019. (Foto: Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Yogyakarta - Papan nisan yang terbuat dari kayu itu bertuliskan Ayu Shelisha. Lahir 6 Februari 1990. Wafat Minggu Legi, 22 Desember 2019. Bin Tri Joko Prasetyo. Suasana duka terasa di sana.

Seperti semesta mengerti duka yang menyelimuti hati keluarga Ayu, demikian nama pendek Ayu Shelisha. Sore itu, Selasa, 24 Desember 2019, semesta mengirim mendung kelabu di atas kediaman Ayu di Badran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta.

Seorang perempuan berhijab memeluk papan bertuliskan nama itu, perempuan yang hilang sejak 2009 lalu, dan kerangkanya ditemukan di dalam septic tank. Dia memeluknya, seolah papan nisan itu adalah Ayu, kerabatnya.

Di sekitarnya, tetangga, keluarga dan kerabat Ayu, datang untuk mengucapkan belasungkawa. Raut wajah mereka menunjukkan kesedihan, meski tak jarang mereka bercengkrama dengan rekannya.

Azan Magrib baru saja berkumandang, saat keluarga dan kerabat mengantarkan kerangka Ayu menuju peristirahatan terakhirnya, di pemakaman umum Kampung Badran.

Ayu, perempuan yang malang itu dimakamkan setelah beberapa tahun berada dalam septic tank rumah milik Waluyo di Dusun Karangjati, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Kerangka manusia ini ditemukan Minggu 22 Desember 2019, tanggal dan hari yang sama seperti yang tertulis di papan nisan kayu itu.

Pihak keluarga Ayu mengaku sudah menerima kabar dari pihak kepolisian. Berdasarkan hasil tes DNA, kerangka manusia tersebut memang Ayu, istri dari Edi Susanto yang tidak lain adalah anak pemilik rumah Waluyo.

Dari pantauan Tagar di rumah duka, Kampung Badran RW 10, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Yogyakarta, Selasa, 24 Desember 2019, pihak keluarga sudah menyiapkan tenda untuk para pelayat. Belasan pelayat pun silih berganti datang untuk mengucapkan belasungkawa.

Ibu kandung Ayu, masih belum bisa diwawancara. Dia terus menangis. Sementara kakek Ayu, Sakman 73 tahun, mengaku terpukul menerima kabar tersebut.

Kata Sakman, Ayu menghilang pada 2009 lalu. Pihak keluarga Edi mengatakan, Ayu pergi begitu saja seusai jalan-jalan di pasar malam Sekaten di Alun-alun Yogyakarta.

"Hilang pas sekaten 2009, berapa hari terus hilang. Keluarga sana (Edi) nggak pernah ke sini, cuma ibunya Ayu cari ke sana. Sudah lapor polisi karena keluarga curiga, tapi tidak ketemu," ucapnya.

Sakman mengaku pihaknya diberitahu oleh pihak kepolisian sejak hari Senin, 23 Desember 2019, setelah mencocokkan DNA. Kata dia, pada kerangka tersebut juga masih ada gelang dan aksesoris milik Ayu.

Ada Gelang dan Sisa Jaket Milik Ayu 

kerabat ayuSalah sayu kerabat Ayu memeluk papan nisan kayu di rumah duka di Badran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Selasa 24 Desember 2019. (Foto: Facebook@Vitrex Sikkecilmuanizt/Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Keluarga Ayu juga baru tahu bahwa Edi, suami Ayu sudah meninggal dengan cara bunuh diri, dan sempat menulis surat wasiat. "Kemarin dapat kabar dari hasil tes DNA, di kerangka juga masih ada sisa jaket, gelangnya juga," ujar Sakman.

Sakman menduga pihak keluarga Edi mengetahui bahwa Ayu sudah meninggal, tapi mereka tidak mau mengatakan pada keluarga Ayu. Pihak keluarga Ayu menyerahkan segala urusan hukum pada pihak kepolisian.

Sementara itu, beberapa tetangga Waluyo di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, saat ditemui Tagar, Selasa, 24 Desember 2019 banyak bercerita tentang Ayu. Tetangga menilai Ayu adalah sosok yang baik.

Menurut Sri Asih, tetangga Waluyo, saat Ayu masih tinggal bersama Edi di rumah Waluyo, cukup aktif mengikuti kegiatan di kampung, khususnya kegiatan di RT 04. "Istrinya baik, aktif ikut kegiatan di kampung, termasuk pengajian dan arisan RT," ucap wanita yang membuka warung makan tersebut.

Namun Sri Asih mengaku tidak tahu pasti mengenai kabar hubungan rumah tangga antara Ayu dengan Edi, suami yang sudah almarhum itu. Ada yang bilang antara Ayu dengan Edi bercerai. Menurutnya waktu itu yang beredar kabar adalah, Edi dan Ayu pisah ranjang. Kemudian beredar kabar bahwa keduanya bercerai.

"Dulu kabarnya pisah ranjang, terus bilang cerai. Sepertinya mereka nikah muda, karena Edi itu seumuran anak saya. Anak saya sekarang umur 29 tahun," lanjutnya.

Sementara, Rista, anak kandung Sri Asih, mengatakan bahwa Edi merupakan teman sekolahnya saat SD. Tapi dia tidak akrab dengan Edi, karena setelah tamat SD, Rista melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. Rista juga mengaku tidak mengenal Ayu.

Kata Rista, sepengetahuannya, Edi merupakan sosok yang biasa saja dan tidak terlalu menonjol di sekolah. "Waktu SD Edi biasa saja," ucapnya.

Seorang tetangga lain, yang enggan menyebutkan namanya, mengatakan, sepengetahuannya, Ayu dan Edi belum resmi bercerai, meski dia mengaku tidak mengenal sosok Ayu secara pribadi. "Kalau dulu katanya, istrinya minggat. Saya tidak kenal dengan istrinya, karena saya dulu kerja luar kota, jadi jarang ketemu," kata dia.

Kata dia, sejak 'minggat' Ayu tidak pernah lagi terlihat di sekitar tempat tinggalnya. "Kalau tidak salah Ayu itu aslinya Badran atau Jlagran," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua RT 04 Suparno menyebutkan pemilik rumah atau Waluyo memiliki anak bernama Edi Susanto yang sudah meninggal dengan cara bunuh diri. Kejadian bunuh diri sekitar 50 hari sebelum penemuan kerangka manusia di septic tank yang berjarak lima meter dari rumah Waluyo itu. 

evakuasiPetugas mengevakuasi kerangka manusia dalam septic tank di Bantul, Minggu 22 Desember 2019. (Foto: Istimewa/Tagar/Evi Nur Afiah)

Sebelum bunuh diri, Edi meninggalkan surat wasiat. Isi surat itu, Edi ingin pergi menyusul nenek yang sudah meninggal dan istrinya.

Kabar santer yang beredar di sekitar tempat tinggal Waluyo, Edi dengan Ayu ini sudah bercerai. Sejak saat itu, Ayu dikabarkan hilang tanpa jejak sejak sepuluh tahun yang lalu, tepatnya 2009. 

Sejak cerai, Edi terkesan murung dan depresi. Edi yang kesehariannya sebagai buruh lepas ini kemudian ditemukan bunuh diri.

Kepala Satuan Reskrim Polres Bantul Ajun Komisaris Polisi Riko Sanjaya mengatakan berdasarkan hasil otopsi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Ada beberapa ciri yang dikenali pada kerangka manusia tersebut. 

"Perempuan sekitar umur 20 sampai dengan 40 tahun. Dengan tinggi 153 -163 centimeter," katanya kepada wartawan, Selasa 24 Desember 2019. []

Baca Juga:

Berita terkait
Ciri-ciri Kerangka Manusia di Septic Tank di Bantul
Setelah otopsi polisi mengungkap kerangka manusia yang ditemukan di septic tank di Bantul. Ciri-ciri itu perempuan dan usia 20-40 tahun.
Misteri Kerangka Manusia di Bantul Mulai Terungkap
Kerangka manusia yang ditemukan dalam septic tank di Bantul mulai terungkap. Polisi menyebut sosok kerangka itu berjenis kelamin perempuan.
Isi Surat dan Kerangka Manusia di Septic Tank Bantul
Kerangka manusia di dalam septic tank di Bantul masih misterius. Polisi masih menyelidikinya, meminta keterangan keluarga dan surat wasiat.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi