Walhi Kritisi Program Peremajaan Sawit di Aceh

Walhi khawatir program replanting sawit berdampak kerusakan lingkungan Aceh di masa mendatang.
Direktur Eksekutif Walhi Aceh Muhammad Nur. (Foto: Walhi Aceh)

Lhokseumawe - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh mengkiritisi program peremajaan sawit rakyat yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh. Program tersebut dikhawatirkan berimbas pada pembukaan lahan hutan baru. 

Direktur Eksekutif Walhi Aceh Muhammad Nur mengatakan, berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh pihaknya, luas replanting telah mencapai 21.701 hektar. Apabila dikalkulasi dengan populasi per hektar, maka selama tiga tahun terakhir dinas telah mengusulkan 2.821.130 batang bibit kelapa sawit.

“Usulan terluas dilakukan pada tahun 2020, yaitu mencapai 16.714 hektar, yang tersebar ke 39 koperasi dan 28 kelompok tani. Luas perkebunan rakyat di Aceh berdasarkan data tahun 2018 seluas 810.093 hektar,” jelas Muhammad Nur.

Muhammad Nur menyatakan, maka dengan adanya program peremajaan sawit tersebut, telah berkontribusi pada penggunaan lahan 2,68 persen dari jumlah total perkebunan rakyat di Aceh.

Maka masyarakat juga sudah saatnya untuk memantau implementasi ini, pastinya kita semua berharap agar tidak ada lagi terjadinya kerusakan lingkungan.

Apabila program peremajaan sawit terus dilakukan, nantinya berpotensi terjadi pembukaan hutan dan lahan baru di berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Aceh. Tentunya hal itu bakal berdampak pada kerusakan lingkungan.

“Stop pengadaan bibit sawit. Agar digantikan dengan jenis tanaman lain yang lebih produktif bagi keberlanjutan lahan, dalam rangka menjaga sumber air bersih sebagai sumber kehidupan jangka panjang,” jelas dia.

Karenanya, Walhi Aceh juga mengajak masyarakat untuk memantau implementasi kegiatan replanting sawit yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga dengan pengawasan bersama diharapkan tidak terjadi dusta pemerintah kepada masyarakat.

“Maka masyarakat juga sudah saatnya untuk memantau implementasi ini, pastinya kita semua berharap agar tidak ada lagi terjadinya kerusakan lingkungan. Apalagi hutan kita yang saat ini kondisinya sangat menyedihkan,” ucap Muhammad Nur. []

Baca juga:

Berita terkait
Perekonomian Subulussalam Tergantung Harga Sawit
Pertumbuhan perekonomian di Kota Subulussalam, Aceh masih bergantung pada sektor sawit
Aceh Kerja Sama Perdagangan Kelapa Sawit dengan IDH
Pemerintah Aceh menandatangani kerja sama perdagangan kelapa sawit dengan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH) Indonesia.
UE Boikot Kelapa Sawit RI, Saatnya Lirik Pakistan
Pakistan bisa menjadi pasar ekspor komoditas kelapa sawit bagi Indonesia di tengah tekanan dan diskriminasi dagang dari Uni Eropa.
0
Pengamat Nilai KPK Beri Harapan Tindak Lanjuti Penyelidikan Formula E
Gengan diperiksanya Gatot juga bisa memberikan informasi yang berarti dalam penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E.