Jakarta - Striker Luis Suarez hanya bisa menangis saat Uruguay harus tersingkir di perempat final Copa America 2019. Suarez menjadi sosok yang merasa paling bersalah atas kegagalan Uruguay ke semifinal setelah dikalahkan Peru 4-5 lewat drama adu penalti di Arena Fonte Nova, Minggu 30 Juni 2019 dini hari WIB.
Suarez ditunjuk sebagai eksekutor pertama saat laga harus diselesaikan lewat adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 0-0. Di perempat final memang tidak diberlakukan perpanjangan waktu bila kedudukan imbang dan langsung adu penalti. Babak perpanjangan waktu baru diterapkan di semifinal dan final.
Tampil sebagai penendang pertama, penyerang Barcelona ini malah tidak bisa menuntaskannya. Eksekusi Suarez berhasil digagalkan kiper Pedro Gallese. Dan, kegagalan Suarez menjadi satu-satunya di adu penalti. Pasalnya, empat pemain lain mampu menjalankan tugasnya.
Kadang Anda menang, dan kadang Anda yang kalah. Kami pernah menjuarai Copa America. Kini kami harus menerima kenyataan bila kami harus tersingkir
Sedangkan lima pemain Peru tidak ada yang melakukan kesalahan. Semua eksekutor sukses menjalankan tugas yang membawa Peru ke semifinal.
Terpukul
Suarez yang sudah tampak terpukul sejak kegagalan eksekusinya pun langsung menangis. Dia hanya bisa menutup wajah yang berurai air mata dengan seragam tim nasional. Para pemain pun mencoba memenangkan top scorer sepanjang masa timnas Uruguay.
Mantan penyerang Liverpool ini tetap menangis saat pemain meninggalkan lapangan. Dirinya sampai dituntun kapten Diego Godin.
"Luis sangat sedih. Dia gagal di momen yang sangat menentukan. Tetapi itulah sepak bola dan kehidupan," kata Cavani seperti dikutip The National.
"Kadang Anda menang, dan kadang Anda yang kalah. Kami pernah menjuarai Copa America. Kini kami harus menerima kenyataan bila kami harus tersingkir," ujar penyerang Paris Saint-Germain ini.
Kegagalan kian lengkap karena Uruguay sesungguhnya bermain bagus dan menguasai permainan. Mereka juga mencetak tiga gol di waktu normal dan dua di antaranya dicetak Suarez dan Cavani. Hanya, semua gol itu dianulir wasit karena mereka terjebak offside sebelum membobol gawang Peru.
Godin mengungkapkan kekecewaannya karena tim gagal memanfaatkan setiap peluang di waktu normal. Menurut bek Atletico Madrid ini bila Uruguay bisa mencetak gol, maka dia yakin hasil akhir pertandingan akan berbeda.
"Kami hanya tak bisa mencetak gol. Kami sudah berusaha keras melakukannya, tetapi gol tidak juga tercipta. Bila kami mencetak gol, hasil akhir pertandingan akan berbeda," ujar Godin.
Uruguay terakhir kali menjadi juara Copa America pada edisi 2011. Dalam perjalanan menuju laga puncak, Uruguay sukses menaklukkan Peru 2-0 di semifinal.
Di final, Uruguay yang sudah diperkuat Suarez dan Cavani serta para pemain lain seperti kiper Fernando Muslera dan Godin menjadi yang terbaik setelah mengalahkan Paraguay 3-0. Sukses itu menjadikan La Celeste tercatat 15 kali menjadi juara sekaligus sebagai tim paling banyak memenangi trofi. []
Baca juga: