Tukang Cukur di Aceh Dianaktirikan Pemkab Abdya

Pemkab Abdya dirasa menganaktirikan para tukang cukur setempat. Mereka tidak pernah dapat bantuan, sementara pelaku usaha lain kerap dibantu.
Tukang cukur di pasar kota Blangpidie, Abdya, tengah melayani pelanggan, Senin, 6 Januari 2020. (Foto: Tagar/Syamsu Rizal)

Aceh Barat Daya - Tukang potong rambut di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh dianaktirikan oleh pemerintah daerah setempat. Para tukang cukur merasa perhatian, dalam bentuk bantuan, dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Abdya tidak merata.

Salah satu tukang cukur bernama Musliadi menyuarakan hal itu. Pria tersebut saban hari membuka jasa cukur rambut di salah satu gang di Pasar Blangpidie, Kecamatan Blangpidie. 

Kenapa pedagang lain, seperti pedagang ayam potong dan pebisnis kecil lainnya dibantu, sedangkan kami tidak ada.

Ia merasa tukang cukur seperti dirinya terabaikan, sementara pelaku usaha kecil lainnya kerap dapat bantuan modal maupun pendampingan pemasaran produk. 

"Kami merasa dianaktirikan oleh pemkab. Selama ini kami tidak dapat perhatian sama sekali. Kenapa pedagang lain, seperti pedagang ayam potong dan pebisnis kecil lainnya dibantu, sedangkan kami tidak ada," kata dia kepada Tagar, Senin, 6 Januari 2020. 

Baginya, pemerataan perhatian oleh pemerintah daerah di manapun itu adalah hal wajib. Dan tentunya pemerintah harus jeli melihat sektor dan kalangan usaha yang layak dibantu. Dengan demikian bantuan yang ada tidak melulu menyasar pada pihak tertentu saja.

"Dinas terkait tentu sesekali harus melihat langsung ke pasar sebelum menyalurkan sebuah bantuan. Jangan ambil data dulu, salurkan lagi tahun ini. Kalau begitu kalangan-kalangan itu saja yang diperhatikan. Ini tentu akan menimbulkan kecemburuan sosial," bebernya. 

Bukan berarti apa yang disampaikannya itu bentuk iri hati terhadap kalangan lain yang telah menerima bantuan. Namun tak lebih dari sikap kritis dan mengingatkan bahwa ada pelaku bisnis kecil lain yang juga sangat layak diperhatikan. Malah belum pernah tersentuh sama sekali oleh bantuan pemerintah.

"Kami tidak iri hati. Tapi kan kami juga butuh diperhatikan. Kami juga warga asli Abdya yang berpenghasilan di bawah kata cukup," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, penghasilannya sebagai tukang cukur hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian. Seperti makan, membiayai sekolah anak dan membayar sewa lapak. Sementara untuk membeli atau mengganti peralatan cukur baru, Musliadi merasa kesulitan. Padahal peralatan para tukang pangkas tersebut sudah menua dan banyak yang rusak.

"Sehari penghasilan kami cukup untuk makan. Bertahun-tahun peralatan ini terus kami pakai, tentu kini mulai rusak. Juga peralatan lain, sesekali kami minta diperhatikan juga. Itu saja harapan kami," terang dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
Ini Kunci Sukses Pelaku UMKM di Masa Depan
Salah satu kunci sukses agar pelaku UMKM sukses adalah kemampuannya dalam meramal masa depan. Tanpa itu, usaha yang digelutinya kalah bersaing.
Negara Membiarkan UMKM Perang Dagang dengan China
Banyak persoalan yang dihadapi UMKM; antara lain banyak zona tanpa jaringan internet, serta peran pemerintah yang masih minim memfasiitasi UMKM.
Produk UMKM Yogyakarta Lebih Mudah ke Luar Negeri
Pelaku UMKM di Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan bisa lebih berhemat dalam berkirim barang ke luar negeri. Hal ini setelah MSA Cargo resmi beroperasi di Yogyakarta.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.