Tenun Ikat Kediri, Mengenang Keemasan Raja Jayabaya

Deskranasda Kota Kediri gelaran Fashion Show bertemakan Pride of Jayabaya sebagai upaya mengenang masa keemasan Kerajaan Kediri.
Seorang pengrajin tenun ikat Kediri di Dhoho Street Fashion ke- 5 di Hutan Kota Joyoboyo, Kota Kediri, Kamis 5 Desember 2019. (Foto: Tagar/Fendhy Lesmana)

Kediri - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Deskranasda) Kota Kediri kembali menggelar Dhoho Street Fashion ke- 5 di Hutan Kota Joyoboyo, Kota Kediri, Kamis 5 Desember 2019. Dalam kegiatan ini, hadir sejumlah desainer ternama seperti Priyo Oktaviano, Didiet Maulana, serta Samira M Bafagih.

Ketua Deskaranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar mengatakan gelaran Fashion Show bertemakan Pride of Jayabaya adalah upaya kembali mengenang spirit masa keemasan Kerajaan Kediri pada kurun waktu 1135 – 1157 Masehi, saat Maharaja Jayabaya memerintah.

Mereka bebas berkreasi dan kita kasih panggung.

Di masa inilah slogan yang terkenal Panjalu Jayati atau Kediri Menang ditorehkan pada Prasasti Hantang, sebuah tetenger kembalinya Jenggala menjadi bagian dari Kerajaan Kedir.

Istri Wali Kota Kediri ini mengaku sangat puas atas gelaran Dhoho Street Fashion ke-5 ini. Desainer diberi kesempatan untuk menampilkan karyanya menyuguhkan rancangan busana terbaiknya dan sesuai tema.

"Mereka bebas berkreasi dan kita kasih panggung, karena suasana acara ini sangat berbeda dengan acara Fashion Show lain yang biasanya hanya di dalam gedung atau Indoor," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Deskranasda Jawa Timur Arumi Bachsin menilai gelaran Dhoho Street Fashion setiap tahun selalu memberi warna baru dan berbeda walaupun busana yang digunakan tetap berbahan dasar tenun ikat.

"Tenun ikat Kediri ini sudah bagus, dan pertahankan. Makin hari semakin milenial dan beri kesempatan ke semua lini, hari ini kita lihat anak SMKN 3 punya panggung dan sediakan desain untuk semua usia, baik anak anak, remaja dan orang tua, terus warnanya berbeda dan dinamis," ucap istri Emil Dardak ini.

Selain pergelaran Fashion Show, pengunjung juga bisa mencoba untuk belajar membuat kain tenun ikat. Pihak penyelenggara sengaja mendatangkan alat tradisonal tenun ikat khas Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Hal itu dengan maksud untuk memberikan edukasi kepada para pengunjung. Disamping itu turut dipamerkan hasil kain tenun ikat garapan pengrajin. []

Berita terkait
Tega, Ayah Ajarkan Anak Curi Handphone di Surabaya
Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho menyebut NS melancarkan aksinya sebagai pembeli dengan mengajak anaknya yang masih berusia 7 tahun.
Indonesia Lima Besar Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca
Produksi emisi gas Indonesia tinggi dikarenakan kebakaran hutan dan banyak beralihnya status hutan adat serta lahan pertanian menjadi non-hutan.
Kebakaran Pasar Hewan di Banyuwangi Ratakan Warung
Kebakaran disebabkan adanya sisa api dari pembakaran sampah yang berada di samping los parkir Pasar Hewan Banyuwangi.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.