TAGAR.id, Jakarta - Bacapres Anies Baswedan menjelaskan terkait surat yang dikirimnya kepada Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berharap AHY menjadi pendampingnya sebagai cawapres pada Pemilu 2024.
Anies merunut bahwa koalisi Perubahan dan Persatuan sudah sampai pada kesimpulan, tentang siapa yang akan menjadi pendampingnya di Pilpres 2024.
"Itu saya sampaikan kepada pak Surya Paloh, saya sampaikan kesimpulan itu juga kepada pihak PKS, dan kepada pihak Demokrat yaitu mas AHY," ucap Anies dalam sebuah wawancara Rabu, 6 September 2023.
Sehingga jadinya kertas itu diserahkan lalu ditarik lagi dan tidak untuk di foto atau untuk sebagai bahan dipublikasi, ini hanya penganti karena Anies tidak bisa hadir menyampaikan.
Anies mengaku bahwa dia sudah menyampaikan kepada ketua umum Nasdem Surya Paloh terkait opsi yang akan menjadi cawapresnya di 2024 mendatang.
"Opsi yang ada sekarang adalah Mas AHY, saya sampaikan kepada semua, kan saya memilih ini, yang lain-lain dengan berbagai alasan tidak bisa, lalu ketika itu pak Surya Paloh menyampaikan 'jangan buru-buru diputuskan, nanti tunggu sesudah bung Anies pulang haji," katanya.
Ini harus diingat, kata Anies, bahwa disitu tidak ada kesepakatan mengenai kapan waktu deklarasi.
"Saya dapat tugas yang sesegara mungkin, kemudian sesudah bulan Juli, Agustus, terjadi perbedaan pandangan, kapan kita harus memutuskan. Tiap-tiap partai memiliki pandangannya sendiri-sendiri," tuturnya.
Demokrat memandang harus segara diputuskan, bahkan dalam pertemuan akhir dengan SBY 25 Agustus, SBY memberikan semacam tanggal, yang harus diputuskan sebelum tanggal 3 September.
Pihak Nasdem berpandangan bahwa tidak perlu diputuskan segara, tunggu sampai nanti menjelang pendaftaran. Mengapa? karena menurut Nasdem siapa tahu ada opsi lain.
PKS juga punya pandangan serupa perlu lebih awal, tapi PKS tidak menentukan harus tanggal berapa, PKS berpandangan prinsipnya lebih awal lebih baik, supaya masa kampanyenya lebih panjang.
"Sesudah tanggal itu, saya bilang ke tim delapan jangan keluar tanggal ini, karena soal tidak terlaksana atau terlaksana ini soal wibawa yang mengatakan," ujar Anies.
"Juru bicara saya, meminta saya untuk mengatakan bahwa yang menjadi opsi adalah AHY, jadi saya bilang ambil kertas, kalau ini sebuah proses kesepakatan khusus, pasti disiapkan dengan mesin ketik rapi, ambil kertas bergaris saya tulis tanggan, semacam menanyakan kesedian," sambung Anies,
Ini sebagai bukti, lanjutnya, karena kalau mereka hanya menyampaikan kata saja, itu tidak diterima, jadi harus ada bukti.
Atas permintaan surat tersebut dibuat tulis tangan, karena kalau hanya menceritakan saja tidak dapat dipercaya.
"Sehingga jadinya kertas itu diserahkan lalu ditarik lagi dan tidak untuk di foto atau untuk sebagai bahan dipublikasi, ini hanya penganti karena Anies tidak bisa hadir menyampaikan," katanya.
"Saya menyampaikan harapan, oleh Pak AHY menyampaikan iya, di hari Jumat pembasan berlangsung, dan di hari Senin sudah terjadi gab yang sangat lebar," sambungnya. []