Samsuri, Polisi Berkuda Sahabat Anak Manokwari

Samsuri, polisi berkuda penerang dalam gelap. Ia sahabat anak Manokwari. Ini yang ia lakukan tiap akhir pekan.
Samsuri seorang polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Dua atau Aipda. Ia akrab disapa Aipda Samsuri. Dua tahun belakangan tiap hari Sabtu ia berkuda, menjalankan perpustakaan keliling, membagikan buku pelajaran sekolah kepada anak-anak di kampung Wariori SP 7 Manokwari. (Foto: Tagar/Edy Afasedanya)

Manokwari - Samsuri seorang polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Dua atau Aipda. Ia akrab disapa Aipda Samsuri, sahabat anak Manokwari. Dua tahun terakhir tiap hari Sabtu ia berkuda, menjalankan perpustakaan keliling, membagikan buku pelajaran sekolah kepada anak-anak di kampung Wariori SP 7 Manokwari.

"Bagi saya ini tugas yang mulia, cita-cita saya ingin agar anak-anak di kampung Wariori ini bisa pintar membaca," tutur Samsuri kepada Tagar di Manokwari. 

Ia bertugas di Bhabinkamtibmas Polsek Masni SP 7 Kampung Wariori. Kuda adalah sahabatnya setiap hari.

Kuda ini membuat anak didik menjadi senang membaca.

Samsuri mengatakan sengaja memilih kuda sebagai kendaraannya saat mengantar buku, agar anak-anak terhibur dan semangat membaca. Di Papua, kuda sangat jarang, katanya. 

"Kuda ini membuat anak didik menjadi senang membaca," ungkapnya.

Ia penerang dalam gelap, ingin mengurangi buta aksara di Kampung Wariori, berharap anak-anak di sekitarnya yang selama ini ia lihat minat bacanya rendah, menjadi bersamangat membaca, tumbuh menjadi manusia cerdas. 

Selain untuk menghibur anak-anak, kuda menurut Samsuri cocok untuk menghadapi keadaan jalan setempat. Jalan yang sulit menjadi mudah ditempuh, dibanding menggunakan motor.

"Dengan membaca, meningkatan kecerdasan anak bangsa," katanya. 

Buku pelajaran yang ia bagian di antaranya matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris.

Samsuri juga mengatakan, upayanya ini sebagai langkah mendekatkan institusi kepolisian kepada masyarakat.

Saat menjalankan misi sebagai penerang dalam gelap, Samsuri tidak sendirian. Ia ditemani warga setempat bernama Sudarso.

Sudarso bercerita, perpustakaan keliling di Kampung Wariori berawal dari ide seseorang dari Jakarta. Namanya Nirwan. Suatu hari Nirwan meminta tolong pada Sudarso untuk mencari buku pelajaran untuk dibagikan pada anak-anak di sini.

"Saya bersama Samsuri berkomitmen  memajukan pendidikan di Kampung Wariori. Kita berdua menjalankan perpustakan ini ikhlas tanpa pamrih. Saya kasihan melihat anak-anak kita yang tidak tahu membaca," tutur Sudarso. 

Seperti Samsuri, Sudarso juga berharap anak-anak menjadi cerdas untuk melanjutkan pembagunan di Papua Barat. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Jumlah Perokok Remaja Melesat di Amerika
Suatu pukulan terbaru bagi, Juul, perusahaan yang dinilai bersalah karena ikut memicu lonjakan jumlah remaja yang menggunakan vaping