Sleman, (Tagar 13/4/2018) - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman Ayu Laksmi Dewi Tri Astika Putri menyitir hasil penelitian Most Literred Nation in The Word 2016 yang menyebutkan minat baca Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara.
Menurutnya rendahnya minta baca warga Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor.
"Salah satunya ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai," katanya di Sleman, Jumat (13/4/2018).
Ia melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan minat baca warganya, yaitu dengan program Silang Layan.
"Di perpustakaan-perpustakaan yang ada di Sleman, bisa meminjam maksimal 100 buku selama dua bulan secara gratis," ujarnya.
Faktor lain, lanjutnya, adalah kurangnya jumlah buku. Program Silang Layan, katanya, menjadi salah satu solusinya.
Pihaknya, jelas Ayu, bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Inspektorat Kabupaten Sleman bersepakat membangun Perpustakaan Desa sebagau Rintisan Desa Gemar Membaca.
"Rintisan Desa Gemar Membaca ini kepanjangan tangan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman," jelasnya.
Ayu mengatakan, desa rintisan itu akan menjadi desa mandiri lalu membina perpustakaan yang ada di dusun-dusun.
"Dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 juga menyebutkan, desa wajib menyelenggarakan Perpustakaan Desa," tegasnya.
Dia mengungkapkan, secara umum minat baca di Kabupaten Sleman mengalami peningkatan. Pada 2017 lalu realisasi presentase minat baca di Kabupaten Sleman mencapai 57,47 persen. Angka ini melebihi target yang ditetapkan, yakni 57,22 persen. (ans)
