Tak Mau Ada Istilah Anak PRT? Ini Tiga Tips Sukses Mendongeng untuk Ortu

Rasanya tak ada satu pun orangtua ingin anaknya secara emosional lebih dekat pada pengasuh atau pembantu rumah tangga (PRT).
Seorang pengasuh sedang mendongeng untuk anak majikannya. Ilustrasi diambil dari film Baby's Day Out. (Foto: ROSS MacDONALD)

Jakarta, (Tagar 6/11/2018) - Rasanya tak ada satu pun orangtua ingin mengalami situasi anaknya secara emosional lebih dekat pada pengasuh atau pembantu rumah tangga (PRT). Pasti semua orangtua ingin anaknya secara emosional lebih dekat dengan mereka.

Satu di antara cara merawat kedekatan emosional anak dan orangtua adalah melalui dongeng. 

Niki Martoyo pendongeng kreatif sekaligus relawan di Forum Pegiat Literasi Padang Panjang, menuturkan mendongeng yang dilakukan oleh orangtua pada anak sangat bermanfaat sebagai sarana membentuk karakter anak.

Ia mengatakan, memang orangtua memiliki kesibukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun bukan berarti hak anak boleh diabaikan. Menurutnya, mendengarkan dongeng adalah hak anak.

Ia mencontohkan dirinya sendiri. Sebagai orangtua, ia juga berusaha meluangkan waktu untuk dilewatkan bersama anak dan memanfaatkan mendongeng sebagai sarana menjalin kedekatan. Biasanya dilakukan jelang tidur atau ketika anak bermain namun tampak seolah mulai bosan.

"Menjadi orangtua berarti mempunyai kewajiban memahami dan mencintai dunia anak, bukan memaksa mereka tumbuh sesuai apa yang diinginkan," katanya mengutip kantor berita Antara, Senin (5/11).

Melalui dongeng, lanjutnya, bisa menjadi cara memasuki dunia anak yang berisi keceriaan dan penuh imajinasi.

Berikut ini tiga tips sukses orangtua mendongeng untuk anak seperti penjelasan Niki:

1. Teknik Gerak Tubuh, Vokal, Ekspresi

Jika ingin bermain sambil membentuk karakter anak melalui dongeng, caranya cukup sederhana. Orangtua perlu mengetahui teknik gerak tubuh, vokal atau menirukan suara dan ekspresi karena akan ada paling tidak dua karakter yang dibawakan.

2. Improvisasi

Kemudian, orangtua mesti punya kemampuan improvisasi. Jika sekiranya menemukan atau mengalami suatu pengalaman berharga, dapat diubah menjadi gaya cerita yang mudah dimengerti anak. Untuk kemampuan ini, orangtua juga harus banyak membaca.

"Sekarang banyak buku anak yang cuma beberapa halaman. Jadi tidak memakan banyak waktu untuk membacanya. Biar cerita lebih berkembang, selesai membaca tentu harus improvisasi, tidak hanya fokus pada buku," ujarnya.

3. Tampil Atraktif

Cara terakhir dan terpenting orangtua harus tampil atraktif atau memiliki daya tarik dengan menunjukkan ekspresi yang baik di hadapan anak.

"Hal ini bukan hanya ketika mau mendongeng saja namun setiap waktu tunjukkan ekspresi yang baik di hadapan anak sekalipun lelah seusai kerja karena ini juga termasuk hak anak melihat orangtua yang bahagia bertemu kembali dengannya setelah seharian bekerja," ujarnya. 

Bagi Niki sebagai pendongeng, menjadi kenikmatan tersendiri ketika melihat anak-anak ceria menyimak dongeng yang ia sampaikan. Ketika pesan moral sampai dan tertanam pada anak, hal itu menjadi kenikmatan yang lebih besar.

"Ada anak yang setiap selesai kelas mendongeng, pinjam buku di perpustakaan untuk dibawa pulang. Pernah pula ada orangtua dari salah satu anak yang mengikuti kelas mendongeng memberitahu diberi kado ulangtahun dari si anak. Kado itu dibuat sendiri dari barang bekas," ujarnya.

Ia menerangkan, lewat mendongeng anak juga diajarkan agar tumbuh menjadi percaya diri dengan cara mendorongnya agar mampu dan mau bercerita.

Untuk hal itu, ujarnya memang membutuhkan proses mulai dari kemampuan menyampaikan ide, berbicara dan berekspresi.

"Memang butuh proses namun nanti hasilnya bagus jika diasah terus. Misalnya di kelas mendongeng belajar vokal dan mengatur mimik wajah ketika bercerita. Ini akan membantu mengasah kepercayaan diri ketika berkomunikasi dengan orang lain. Bukan tidak mungkin nanti bisa pandai berorasi seperti Soekarno," katanya. []

Berita terkait
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.