Saatnya Polisi Beraksi Tembak di Tempat Harun Masiku

Agar Kapolri Idham Azis memerintahkan anak buahnya melakukan tembak di tempat, hidup atau mati, agar Harun Masiku keluar dari persembunyiannya.
Buronan KPK kasus PAW anggota DPR Harun Masiku. (foto: ist).

Jakarta - Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan sudah saatnya Kepala Kepolisian Republik Indonesia Idham Azis mengeluarkan perintah tembak di tempat terhadap Harun Masiku. Sehingga semua anggota Polri bisa dengan serius menangkap politikus Partai Demokrat yang lompat ke PDI Perjuangan itu dalam keadaan hidup atau mati.

"Sikap tegas perlu dilakukan Polri setelah Kapolri menyatakan sudah menyebar DPO (Daftar Pencarian Orang) terhadap Harun Masiku ke 34 Polda dan 504 Polres di seluruh Indonesia," tutur Neta S Pane dalam keterangan tertulis diterima Tagar, Sabtu, 8 Februari 2020.

Ia menyayangkan Polri sudah menyebarkan DPO ke semua penjuru Tanah Air, tapi anggota tak kunjung bisa menangkap Harun Masiku.

"Untuk itu Polri harus bisa bersikap lebih tegas lagi, yakni memerintahkan kepada seluruh anggotanya untuk melakukan tembak di tempat, hidup atau mati, agar Harun keluar dari persembunyiannya," kata Pane.

Harun adalah saksi kunci, bukan mustahil ada pihak-pihak yang berusaha menghabisi nyawanya agar kasus suap di KPU tidak terungkap dengan terang benderang.

Dengan adanya perintah tembak di tempat ini, lanjutnya, Harun pasti berpikir dua kali untuk tetap bersembunyi. Bagaimana pun, berbagai manuver politik yang dilakukan Harun selama ini, yakni pindah partai, berusaha masuk ke DPR hingga bersembunyi dari kejaran KPK, adalah untuk mempertahankan hidup dan melanggengkan eksestensi maupun karier politiknya.

Harun Masiku diduga adalah saksi kunci dalam kasus pemberian suap terhadap anggota Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang terkena Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK).

Sejak OTT terjadi pada 8 Januari 2020 terhadap Komisioner KPU, Harun Masiku tenggelam bak ditelan bumi. 

"Polri agar bekerja cepat membantu KPK untuk segera menangkap Harun. Sebab sudah sebulan Harun belum tertangkap dan masih bebas berkeliaran di luar," ujar Pane.

Akibat hilangnya saksi kunci Harun Masiku, proses pengungkapan kasus suap yang diduga melibatkan komisioner KPU itu menjadi terhambat.

"Harun adalah saksi kunci, bukan mustahil ada pihak-pihak yang berusaha menghabisi nyawanya agar kasus suap di KPU tidak terungkap dengan terang benderang," tutur Neta S Pane. "Untuk itu Polri perlu melindungi Harun. Salah satunya adalah dengan perintah tembak di tempat agar Harun mau segera menyerahkan diri atau keluar dari tempat persembunyiannya."

Setelah itu, kata Pane, Harun Masiku agar ditangkap dan diserahkan ke KPK supaya kasusnya terselesaikan dengan tuntas, dan nyawa Harun terselamatkan dari pihak pihak yang hendak membunuhnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Rival Harun Masiku, Riezky Aprilia Diperiksa KPK
KPK memeriksa anggota DPR dari Fraksi PDIP Riezky Aprilia terkait kasus suap PAW yang melibatkan Harun Masiku dan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Polri Jelaskan Perkembangan Terbaru Harun Masiku
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan perkembangan buronan KPK, Harun Masiku.
Jurus Menghilang Harun Masiku, PKS: Tak Masuk 9 Naga
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tak habis pikir dengan menghilangnya tersangka kasus suap, yakni caleg PDI Perjuangan (PDIP) Harun Masiku.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.