Saat Upacara Manusuk Sima di Kediri Secara Virtual

Pemkot Kediri menggelar upacara Manusuk Sima sebagai peringatan Hari Jadi Kota Kediri. Upcara Manusuk Sima dilakukan daring di tengah Covid-19.
Prosesi upacara Manusuk Sima yang dilakukan secara virtual di kantor Balai Kota Kediri, Senin, 27 Juli 2020. (Foto: Tagar/Fendhi Lesmana)

Kediri - Prosesi upacara Manusuk Sima di Halaman Taman Wisata Kuwak Tirtoyoso, Kota Kediri, Senin, 27 Juli 2020 tampak berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk kali pertama, proses Ritual Manusuk Sima dilakukan secara virtual.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Kediri, Nur Mukhyar mengatakan prosesi Ritual Manusuk Sima pada tahun ini dilakukan secara virtual. Hal itu dilakukan untuk menghindari segala risiko di tengah pandemi Covid-19.

Dalam prasasti tersebut berangka tahun 801 Saka atau tanggal 27 Juli 879 M. Untuk itu setiap tanggal 27 Juli diperingati Hari Jadi Kota Kediri.

Nur menjelaskan prosesi Manusuk Sima dilakukan setiap tahun sebagai peringatan hari jadi Kota Kediri. Bagi masyarakat Kediri, Manusuk Sima sendiri merupakan sejarah berdirinya Kota Kediri berdasar Prasasti Kwak yang ditemukan di Desa Ngabean, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Dalam prasasti tersebut berangka tahun 801 Saka atau tanggal 27 Juli 879 M. Untuk itu setiap tanggal 27 Juli diperingati Hari Jadi Kota Kediri," ujarnya kepada Tagar.

Baca juga:

Pelaku ritual dalam kegiatan ini melibatkan budayawan dan seni tari. Sebelum dilakukan kirab, prosesi dimulai dengan penjamsan pusaka

"Prasastinya dibawa oleh para budayawan, penari. Prasasti dibaca dengan diterjemahkan kemudian dikirab dari sini ke Balai Kota," kata dia.

Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menyaksikan seluruh rangkaian prosesi Upacara Manusuk Sima bersama Forkopimda Kota Kediri di Command Center Balai Kota Kediri secara daring.

HUT Kota KediriUpcara Manusuk Sima di Taman Wisata Kuwak Tirtoyoso, Kota Kediri, Senin, 27 Juli 2020. (Foto: Tagar/Fendhi Lesmana)

“Alhamdulillah. Hari ini, kita dipertemukan kembali untuk bersama-sama memperingati Hari Jadi Kota Kediri yang ke-1.141. Sebuah kota dengan usia yang sudah tidak muda kalau dilihat dari angka tahunnya. Namun, kalau dilihat dari isinya, 60 persen penduduk Kota Kediri ini didominasi oleh pemuda, kerennya disebut milenial atau mereka yang lahir di atas tahun 1980-an,” ujarnya.

Ia mengungkapkan peringatan Hari Jadi Kota Kediri ke-1.141 ini berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini ada kejadian luar biasa, di mana dahsyatnya pandemi Covid-19 sehingga mengatur ulang kehidupan sosial, ekonomi, religi, hingga seni dan budaya masyarakat.

“Hari ini memang tetap digelar Upacara Manusuk Sima, namun karena peserta harus dibatasi dan tetap sesuai dengan protokol kesehatan. Saya dan semua unsur Forkompimda Kota Kediri tidak bisa hadir dan seperti semua warga Kota Kediri lainnya. Kami berharap, meskipun digelar secara sederhana, tidak mengurangi makna hari jadi tahun ini," tuturnya .

Abdullah mengaku Manusuk Sima sudah menjadi tradisi tahunan  untuk menghormati para leluhur pendiri Kediri. Jadi tidak bisa dihapus dari rangkaian hari jadi. 

"Bagaimanapun, nilai-nilai yang terkandung dalam Upacara Manusuk Sima menjadi pengingat atau tetenger bahwa ada masa awal ketika Kediri ditetapkan menjadi sebuah wilayah. Bahkan dari nama Kediri pun tetap dipakai hingga sampai detik ini," ucapnya. [] (PEN)

Berita terkait
Cerai dengan Istri, Pria di Kediri Coba Bunuh Diri
Seorang pria di Kelurahan Ngeronggo, Kota Kediri nekat mencoba bunuh diri dengan menyayat tangannya dengan sebuah karter.
Demo Tolak RUU HIP di Kediri Disertai Rapid Test
Di sela menyampaikan aspirasi penilakan RUU HIP, massa di Kediri menjalani rapid test. Mereka dirapid sebelum audensi dengan anggota DPRD.
Temuan 3 Sumur Kuno di Kediri Diduga Era Majapahit
Temuan tiga sumur kuno era Kerajaan Majapahit tersebut langsung ditindaklanjuti Dinas Pariwisatan dan Kebudayaan Kabupaten Kediri.