Kediri - Pelaksanaan ritual 1 Suro yang biasanya dilakukan di Petilasan Sri Aji Joyoboyo, Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, ditiadakan untuk sementara waktu. Ditiadakannya ritual 1 Suro terlihat dari sejumlah spanduk yang terpasang di lokasi tersebut.
Juru kunci Sendang Tirto Kamandanu, Mbah Suratin membenarkan jika ritual 1 Suro ditiadakan untuk umum sementara waktu. Hal tersebut berdasarkan hasil rapat bersama panitia ritual 1 Suro dengan stakeholder.
Upacara 1 Suro ditiadakan. Hanya terbentuk suatu panitia kecil, dari warga desa. Kira-kira melibatkan hanya enam orang.
Dalam musyawarah tersebut dicapai kesepakatan jika prosesi ritual tetap dilaksanakan, namun peserta dilibatkan hanya orang tertentu dan tidak lebih dari 10 orang.
"Upacara 1 Suro ditiadakan. Hanya terbentuk suatu panitia kecil, dari warga desa. Kira-kira melibatkan hanya enam orang. Kalau biasanya 200 orang ada," ujar Mbah Suratin saat ditemui Tagar di wisata religi Sendang Tirto Kamandanu, Kamis, 13 Agustus 2020.
Baca juga:
- Saat Upacara Manusuk Sima di Kediri Secara Virtual
- Sepeda Track dan Minion Digandrungi Goweser Kediri
- Protokol Kesehatan Wisata Sumber Banteng Kediri
Meski menegaskan upacara 1 Suro digelar sangat terbatas, nantinya panitia akan menutup sejumlah akses masuk lokasi agar tidak ada warga maupun pengunjung yang masuk.
"Tidak boleh ada orang lain yang membuat berkerumun atau bergerombol. Setiap jalan (menuju lokasi) akan ditutup," tuturnya.
Mbah Suratin juga mengungkapkan selain upacara dilakukan terbatas, panitia juga memangkas sejumlah kegiatan dalam proses upacara 1 Suro.
"Unjuk caos dahar, tabur bunga, lalu caos dahar kedua tempat busa dan mahkota. Setelah itu berdoa. Tapi sebelum prosesi ritual dilakukan, digelar kenduri lebih dulu. Kenduri itu slametan adat budaya Jawa. Ini merupakan adat budaya leluhur yang perlu kita lestarikan," kata dia.
Kenduri ini merupakan bentuk upacara sakral antara manusia dengan gaib. Sementara pengertian lelaku caos dahar merupakan ungkapan doa atas rasa wujud syukur kepada tuhan Yang Maha Esa. Lantaran adanya tahapan prosesi ritual yang dipangkas , kemungkinan kegiatan tersebut memakan waktu cukup singkat tidak seperti biasanya.
"Kalau pelaksanaan upacara biasanya mulai pukul 9.00 sampai 12.00 WIB di Sendang Tirto Kamandanu dan Petilasan Sri Aji Joyoboyo. Tapi kalau sekarang kemungkinan tidak sampai pukul 12.00 WIB sudah selesai," kata dia.
Sekedar diketahui di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri selama ini memiliki 2 destinasi wisata religi yang lokasinya saling keterkaitan satu sama lain. Diantaranya petilasan Sri Aji Joyoboyo serta Patirtan Sendang Tirto Kamandanu.
Patirtan Sendang Tirto Kamandanu merupakan situs peninggalan kerajaan di masa pemerintahan Sri Aji Jayabhaya pada abad ke-12 silam, yang telah dipugar atas prakarsa Yayasan Hondodento Yogyakarta dan didukung segenap lapisan masyarakat. Tempat ini merupakan Patirtan (mata air yang dianggap suci) yang digunakan pada masa pemerintahan Sang Prabu Sri Aji Jababhaya dan sampai sekarang masih lestari.
Selain sebagai tempat pemandian, air dari sendang Tirto Kamandanu ini banyak digunakan untuk berbagai keperluan pengunjung sesuai dengan keyakinan masing masing. Hal ini seiring keyakinan masyarakat bahwa sendang Tirto Kamandanu digunakan untuk melukad (mandi dan bersuci) oleh sang prabu sebelum melakukan parama mokhsa (kembali menghadap Tuhan beserta raganya)
Apabila menginjak bulan Suro, dua tempat tersebut selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Biasanya puncak kunjungan wisatawan terjadi pada tanggal 1 Suro. []