Pria Ini Dicurigai Pembunuh Siswi SMK di Tarutung

Polres Tapanuli Utara pasca penemuan jasad Kristina mengamankan dua orang saksi, yakni RH dan JH.
Suasana duka menyelimuti rumah duka korban pembunuhan Kristina Gultom siswi SMK Swasta Karya Tarutung. Terlihat Tiomas Retna Sianturi ibu korban sangat sedih dan terpukul atas kejadian memilukan itu, Rabu 6 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)

Tarutung - Kasus kematian Kristina boru Gultom, siswi SMK Swasta Karya Tarutung, yang ditemukan tanpa busana di perladangan warga di Dusun Huta Pangguan, Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, terus diusut kepolisian.

Diperoleh informasi, Polres Tapanuli Utara pasca penemuan jasad Kristina pada Senin 5 Agustus 2019, mengamankan dua orang saksi, yakni RH dan JH.

Hasil penelusuran Tagar di Desa Hutapea Banuarea sejak 6-7 Agustus, didapat informasi, RH memiliki tindak-tanduk aneh yang kerap membuat resah kaum ibu di desa tersebut.

Salah seorang warga bermarga Hutapea menyebut, bukan rahasia lagi RH sering memasuki rumah warga, dengan tujuan mengganggu kaum ibu. Namun karena diduga ketakutan, para korban enggan membuat laporan ke aparat hukum sehingga tidak terungkap.

Diceritakan warga, pernah suatu malam RH sengaja mematikan listrik di rumah salah satu warga yang kebetulan sang suami sedang di kedai.

Selanjutnya RH mengetuk pintu, dan saat pintu dibuka istri yang punya rumah, RH bermaksud memperkosa.

"Itu sesuai keterangan sejumlah ibu rumah tangga yang mengaku menjadi korban dari RH beberapa tahun lalu," kata warga, marga Hutapea yang meminta namanya jangan ditulis.

Beruntung saat itu korban menjerit, di mana jeritan itu membuat RH kabur dan selamatlah perempuan itu dari aksi pemerkosaan.

"Sesuai cerita beberapa ibu rumah tangga yang menjadi korban, diduga RH langsung melarikan diri saat mereka (ibu rumah tangga) menjerit kuat," katanya lagi.

Dihukum Berat

Informasi paling menghebohkan, bahwa RH dituding menjadi penyebab retaknya hubungan satu pasangan suami istri di Desa Hutapea Banuarea.

Sejumlah warga menduga RH mempunyai kelainan, yang menyebabkan ibu-ibu di desa khawatir ketika tinggal sendiri di rumah.

"Saya yakin dia itu ada kelainan, sebabnya sering berbuat asusila terutama kepada ibu-ibu di dusun ini," sebut warga lain juga marga Hutapea.

Isu yang membelit RH dibenarkan Kepala Desa Hutapea Banuarea, Hermanto Hutapea, saat bincang-bincang dengannya, pada Selasa 6 Agustus 2019 lalu.

Kepala desa mengatakan, RH sudah sering berbuat asusila kepada ibu-ibu sekitar dusun tempat RH berdomisili.

Namun selama ini kata kepala desa, perbuatan RH kepada kaum ibu selesai begitu saja tanpa pernah dilaporkan ke pihak kepolisian.

Luka memar. Luka lecet pada bagian tubuh khususnya depan. Yang disebabkan kekerasan tumpul

Dia berharap agar polisi segera mengungkap siapa pelaku yang menyebabkan Kristina boru Gultom kehilangan nyawanya.

Dan kalau terbukti dan mengerucut pelaku adalah RH, berharap agar dihukum seberat beratnya.

"Kita berharap agar pihak kepolisian segera mengungkap siapa pelakunya, dan kalau memang RH pelakunya agar dihukum seberat-beratnya sebab selama ini tingkahnya meresahkan warga," terang Hermanto Hutapea.

Ditemui terpisah sebelumnya, Humas Polres Tapanuli Utara Aiptu Sutomo M Simaremare membenarkan sudah mengamankan dua orang saksi untuk dimintai keterangan.

Saksi RH disebut Sutomo, mengaku kepada polisi bahwa satu orang saksi lain inisial JH pernah berhubungan dekat dengan korban.

"Atas pengakuan saksi RH kepada penyidik bahwa saksi JH pernah ada hubungan dekat dengan korban Kristina makanya kita amankan untuk penyelidikan," terang Sutomo, Selasa 6 Agustus 2019.

Sementara itu, sejauh ini Polres Tapanuli Utara masih intensif melakukan proses penyelidikan kasus yang menghebohkan warga Kabupaten Tapanuli Utara tersebut.

Kasat Reskrim Polres Tapanuli Utara AKP Zulkarnaen mengatakan, diprediksi paling lambat Rabu 7 Agustus 2019, pihaknya akan memberikan keterangan pers penetapan tersangka atas pembunuhan Kristina boru Gultom.

"Baik, hari ini akan kita sampaikan. Mungkin sore, mohon sabar ya," jawab Zulkarnaen, Rabu 7 Agustus 2019.

Luka pada Kemaluan

Dikabarkan Tagar sebelumnya, Kepala Ruang Instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar, dr Reinhard Hutahaean, membenarkan pada kemaluan korban ditemukan luka lecet.

Hal itu dikatakannya sesuai dengan hasil autopsi pada tubuh korban, setelah melalui pemeriksaan hingga Selasa 6 Agustus 2019 dini hari.

"Luka memar. Luka lecet pada bagian tubuh khususnya depan. Yang disebabkan kekerasan tumpul," katanya, Selasa 6 Agustus 2019 siang.

Reinhard menambahkan, lebih jelasnya tanda kekerasan itu masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. "Mekanisme kematian adalah mati lemas," papar Reinhard.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Hunian di Sentul
Selain Bekasi dan Tangerang Selatan, Bogor menjadi kota incaran para pemburu hunian di sekitar Jakarta. Simak 5 hal ini yang perlu diperhatikan.