Siswi SMK di Tarutung Tewas, Forensik: Luka di Kemaluan

Siswi SMK Tarutung yang ditemukan tewas tanpa busana, diautopsi di RSUD dr Djasamen Saragih, Kota Pematangsiantar
Jenazah Kristina boru Gultom tiba di ruang Instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD dr Djasamen Saragih, Pematangsiantar. (Foto: Tagar/Jonatan Nainggolan).

Pematangsiantar - Kristina boru Gultom, 20 tahun, siswi SMK Swasta Karya Tarutung yang ditemukan tewas tanpa busana tiba di ruang instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD dr Djasamen Saragih, Kota Pematangsiantar pada Senin 5 Agustus 2019 malam.

Selain pihak keluarga, jenazah korban turut diantar pihak Polres Tapanuli Utara dan unit Jahtanras Polda Sumatera Utara. Kematian korban masih misteri bagi pihak keluarga dan pihak kepolisian.

Demi pemeriksaan lanjutan oleh penyidik kepolisian, jenazah korban diautopsi dan disetujui oleh pihak keluarga.

Sardi Gultom, 47 tahun, ayah Kristina bercerita, sebelum kepergian putri sulungnya itu, ada seorang warga melihat membonceng Kristina mengendarai sepeda motor dengan perawakan bapak yang sudah punya anak, pada Minggu 4 Agustus 2019 sore. Sardi menyebut, sebelumnya Kristina berpamitan pada dirinya.

"Sekitar sore jam-jam tigalah dia pamit. Kan hari libur, manalah curiga aku. Dalam hatiku paling ke kota main-main anakku itu," ujar Sardi, memakai bahasa Batak Toba.

Dikatakan Sardi, hingga larut malam, putrinya yang duduk di bangku kelas XII SMK Jurusan Administrasi Perkantoran itu tak kunjung pulang. Ia pun menghubungi korban lewat panggilan telepon seluler. Namun tak berbalas walau panggilan aktif, sebelum berapa waktu kemudian tak aktif.

Saat itu katanya, kesehatannya sedang memburuk. Sardi pun menunggu di rumah dan memberitahu pada istrinya, boru Sianturi agar mencari tahu di mana keberadaan putri tercinta mereka itu.Warga TarutungWarga dan sanak keluarga korban pembunuhan almarhum Kristina boru Gultom, menunggui jenazah di instalasi pemulasaran jenazah RSUD Tarutung, Senin 5 Agustus 2019. (Foto: Tagar/ Jumpa P Manullang)

Kepanikan keluarga timbul lantaran pencarian tak membuahkan hasil. Namun, seorang warga mengaku melihat anak mereka dibonceng seorang pria, RH yang masih bertetangga dengan mereka di Dusun Pangguan, Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara.

Selanjutnya, pada Senin 5 Agustus 2019, keluarga dibantu dengan tetangga melakukan pencarian ke sejumlah tempat. "Sama tetangga kami mencari," ujar Sardi menundukkan kepalanya.

Sekitar 300 meter dari rumah mereka, persisnya di perladangan warga, mereka menemukan pakaian dalam milik korban tersangkut di dahan pohon cokelat. Setelah itu, Sardi dan tetangga akhirnya menemukan Kristina dengan kondisi tak bernyawa tak jauh dari lokasi pakaian dalam yang ditemukan sebelumnya.

Saat melihat kondisi korban setengah busana, Sardi pun mengaku tak berani menyentuh tubuh korban dan melaporkannya pada perangkat desa dan Polres Tapanuli Utara. "Lari kami, langsung kami kasih tau sama warga dan polisi," katanya.

Luka memar. Luka lecet pada bagian tubuh khususnya depan. Yang disebabkan kekerasan tumpul

Hukuman Setimpal

Kepada media, dengan linangan air mata, Sardi berharap jika penegak hukum sudah menemukan pelaku yang melakukan tindak kejahatan pada putrinya itu, agar dihukum setimpal dengan perbuatannya.

Sardi GultomAyah korban, Sardi Gultom (Foto: Tagar/Jonatan Nainggolan).

"Ya, aha ma hudok. Hami pasahat ma sude tu penegak hukum. (Ya, apalagi mau kubilang. Kami serahkan semua ke penegak hukum)," tandas Sardi.

Menanggapi itu, dua orang personel unit Jahtanras Polda Sumatera Utara tak banyak berkomentar. Dengan seragam putih hitam yang mereka kenakan, keduanya langsung bergegas menaiki mobil meninggalkan ruang instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD dr Djasamen Saragih, Kota Pematangsiantar.

"Ke Polres Taput aja nanti. Kami hanya mengawal aja di sini. Besok ajalah ya," ucap salah seorang personel.

Luka pada Kemaluan

Sementara itu, Kepala Ruang Instalasi Jenazah dan Kedokteran Forensik RSUD dr Djasamen Saragih, dr Reinhard Hutahaean, membenarkan pada kemaluan korban ditemukan luka lecet.

Hal itu dikatakannya sesuai dengan hasil autopsi pada tubuh korban, setelah melalui pemeriksaan hingga Selasa 6 Agustus 2019 dini hari.

"Luka memar. Luka lecet pada bagian tubuh khususnya depan. Yang disebabkan kekerasan tumpul," katanya, Selasa 6 Agustus 2019 siang.

Reinhard menambahkan, lebih jelasnya tanda kekerasan itu nantinya pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. "Mekanisme kematian adalah mati lemas," papar Reinhard.

Sebelumnya diberitakan, jasad Kristina ditemukan dengan posisi telungkup di areal perladangan warga di Dusun Pangguan, Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara pada Senin 5 Agustus 2019.

Humas Polres Tapanuli Utara Aiptu Sutomo M Simaremare membenarkan penemuan mayat tersebut. "Benar, pada hari ini sekira pukul 08.30 WIB, ditemukan mayat atas nama Kristina boru Gultom," kata Sutomo. []

Baca juga:

Berita terkait
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.