Politikus PDIP: KPK Bukan Lembaga Penghambat Karier

Politikus PDIP Masinton Pasaribu meminta KPK tidak menjadi lembaga penghambat karier.
Wakil Ketua Pansus Hak Angket KPK Masinton Pasaribu menjawab pertanyaan wartawan ketika mendatangi KPK, Jakarta, Senin (4/9). Masinton mengatakan ia siap diberi rompi oranye dan siap ditahan untuk menyikapi pernyataan Ketua KPK Agus Raharjo yang mengatakan akan mengenakan pasal "Obstruction of Justice" atau tindakan menghalang-halangi penegakan hukum terhadap Pansus Hak Angket. (Foto: Ant/Rosa Panggabean)

Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menjadi lembaga penghambat karier, lantaran dianggap menuduh tanpa bukti perihal adanya Calon Pimpinan (Capim) yang bermasalah.

Anggota Komisi III DPR itu mendorong KPK membawa data dan fakta ke komisinya, untuk membuktikan ada atau tidaknya Capim bermasalah dalam proses pencarian pemimpin di lembaga anti rausah itu.

KPK Itu komisi pemberantasan korupsi, bukan komisi penghambat karir.

Dengan membawa data dan fakta, politikus PDI Perjuangan itu berharap tidak ada lagi tuduhan-tuduhan tidak jelas yang dialamatkan kepada para Capim KPK.

"Kalau KPK punya datanya kasih ke komisi III, KPK harus benar, jangan katanya-katanya. KPK Itu komisi pemberantasan korupsi, bukan komisi penghambat karir," kata Masinton di Kompleks Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 September 2019.

Baca juga: Said Aqil: Undang-undang KPK Memang Layak Direvisi

Masinton menyayangkan beredarnya informasi tanpa fakta mengenai nama-nama Capim KPK yang dianggap bermasalah. Ia tidak ingin KPK melakukan pengulangan dalam menyebarkan berita di masyarakat.

"Keluarkan data, KPK itu kan diberikan wewenang memutuskan, membuat keputusan. Jangan katanya- katanya, belajarlah dari kasusnya Pak BG, mentersangkakan orang tanpa alat bukti yang jelas, di praperadilan kan kalah, Pak BG enggak jadi lantik jadi Kapolri," kata dia.

"Kalau menyebarkan informasi tanpa dukungan data, berarti dia melakukan pengulangan yang sama. Saya tegaskan KPK itu komisi korupsi bukan penghambat karir," tuturnya.

Masinton Pasaribu sebelumnya juga memastikan, pihaknya di DPR akan mendalami kelayakan dari calon pimpinan KPK. Hal itu dilakukan untuk merespon banyaknya pro dan kontra terhadap latar belakang Capim yang berasal dari unsur jaksa dan polisi.

Masinton mengatakan, pendalaman akan dilakukan melalui rekam jejak para Capim dan juga visi-misi mereka.

"Dari 10 nama yang diumumkan ini nanti akan kami pilih 5 nama untuk jadi komisioner KPK secara definitif. Kami juga akan minta masukan masyarakat," kata Masinton saat dihubungi, Selasa, 3 September 2019.

"Didalami dari sisi integritas, visi misi, rekam jejak dan cara pandang mereka tentang agenda pemberantasan korupsi. Kemudian sikap tindakan dan bagaimana leadership kuat untuk melakukan pembenahan di dalam," kata dia.

Baca juga: Tiga Alasan Jokowi Disarankan Menolak Revisi UU KPK

Sebelumnya, 10 nama calon pimpinanKPK telah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanpa ada koreksi.

Pernyataan itu disebut Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Capim KPK Yenti Ganarsih, saat menyerahkan 10 nama tersebut kepada Jokowi di kantor presiden Jakarta, pada Senin, 2 Agustus 2019.

"Tidak ada istilah koreksi, sudah selesai karena kita memang kepanjangan tangan Presiden, ini hasilnya," kata Yenti, Senin 2 September 2019, seperti dilansir Antara.

10 nama calon pimpinan KPK yang lolos adalah:

1. Alexander Marwata (komisioner KPK 2014-2019)

2. Firli Bahuri (Polri, Kapolda Sumatera Selatan)

3. I Nyoman Wara (auditor BPK)

4. Johanis Tanak (jaksa)

5. Lii Pintauli Siregar (advokat)

6. Luthfi K Jayadi (dosen)

7. Nawawi Pamolango (hakim Pengadilan Tinggi Bali)

8. Nurul Ghufron (dosen)

9. Roby Arya Brata (PNS Sekretaris Kabinet)

10. Sigit Danang Joyo (PNS Kementerian Keuangan). []

Berita terkait
PMKRI: Urgensi Dewan Pengawas KPK Nol Besar
PMKRI Wilayah Sumatera Bagian Utara menilai Komisi Pemberantasan Korupsi tidak memerlukan lima orang dewan pengawas.
Capim KPK, Buya Syafii: Telusuri Rekam Jejaknya
Buya Syafii Maarif minta sosok yang terbaiklah yang akan memimpin Komisi Pemberantasan Korupsi ke depan.
Kritik Buya Syafii dan 4 Tokoh untuk Capim KPK
Kinerja Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) sekarang ini menjadi sorotan publik.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.