Kritik Buya Syafii dan 4 Tokoh untuk Capim KPK

Kinerja Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) sekarang ini menjadi sorotan publik.
Komisi Pemberantasan Korupsi

Jakarta - Kinerja Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) sekarang ini menjadi sorotan publik. Pasalnya, sejumlah capim KPK yang telah diloloskan itu memiliki rekam jejak buruk.

Akibatnya, kritikan muncul dari sejumlah tokoh yang turut menyikapi seleksi Capim KPK. Berikut ulasannya:

1. Abraham Samad

Eks Ketua KPK ini juga turut menyoroti proses seleksi wawancara dan uji publik capim KPK yang dilakukan oleh pansel KPK itu. Dia merasa proses penyeleksiannya kurang menggigit.

Dia harus bersikap jujur dong menyampaikan kriteria apa sampai orang yang lolos, kriterianya apa sampai orang ini nggak lolos.

"Seharusnya kan digali lebih dalam tentang sosok seseorang dari laporan-laporan yang masuk kepada pansel," kata Abraham Samad.

Dia menyayangkan kinerja pansel KPK yang telah meloloskan capim KPK yang bermasalah secara etik dan moral. Dengan melihat hal itu, Samad menganggap kinerja pansel kurang transparan.

"Dia harus bersikap jujur dong menyampaikan kriteria apa sampai orang yang lolos, kriterianya apa sampai orang ini nggak lolos," kata Samad di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 28 Agustus 2019.

2. Busyro Muqoddas

Mantan Wakil KPK ini ini juga mengkritik kinerja pansel capim KPK yang loloskan sejumlah capim hingga proses tahapan wawancara dan uji publik. Busyro menilai pansel belum mengakomodasi usulan dari publik.

"Ini menunjukkan pansel KPK itu komitmennya pada tanggung jawab untuk memilih 10 pimpinan KPK itu yang diajukan ke DPR itu masih banyak yang meragukan. Kami berada dalam posisi yang meragukan," kata Busyro.

3. Sinta Nuriyah Wahid

Istri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid menilai capim KPK pilihan pansel dianggap tidak memenuhi kriteria dan punya sejumlah catatan merah. 

Dia menyayangkan pansel KPK yang meloloskan capim yang pernah memiliki rekam jejak yang buruk.

"Sayangnya ada beberapa calon pimpinan yang tidak memenuhi kriteria tersebut tetapi diloloskan oleh pansel. Padahal KPK ujung tombak upaya pemberantasan korupsi. Maka harus diupayakan dipimpin oleh orang-orang yang cakap dan berintegritas," ujar Sinta dalam Dialog Kanal KPK di Jakarta pada Rabu, 28 Agustus 2019.

3. Ahmad Syafii

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila itu menegaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus bersikap bijaksana terhadap capim bermasalah yang diloloskan pansel KPK itu.

Dia meminta Jokowi harus mewaspadai musang berbulu ayam yang berada di sekelilingnya. "Saya yakin banyak itu. Topeng-topeng itu, saya pahamlah karena saya mendapat pengaduan ya," kata Buya, sapaan akrab Ahmad Syafii Ma'arif.

4. Bambang Widjojanto

Eks Wakil Ketua KPK ini menilai pansel tidak fair dalam proses seleksi. "Yang saya dengar, ketika pertanyaan diajukan oleh panitia seleksi itu sudah ada favoritisme tertentu terhadap nama-nama tertentu, yang akan lolos atau tidak lolos," kata dia di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 28 Agustus 2019.

Dia mengkhawatirkan adanya konflik kepentingan di antara anggota Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023. "Sinyal di berbagai media, ada konflik kepentingan di antara mereka. Kalau itu benar, konflik kepentingan itu akar korupsi," ucap Bambang

Bambang mengatakan pansel capim KPK membawa konflik kepentingan itu sangat berbahaya. Karena, jika pansel bersikap yang demikian, tidak akan mungkin melahirkan pimpinan yang mampu memberantas korupsi.

"Bagaimana mungkin pimpinan lembaga pemberantasan korupsi dipilih oleh sebagian anggota yang punya potensi konflik kepentingan di mana konflik kepentingan itu adalah akar korupsi. Akar korupsi tak mungkin bisa memilih dan melahirkan pemberantas-pemberantas korupsi," ujar dia.

5. Kurnia Ramadhana

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) bereaksi dengan membuat petisi untuk meminta Jokowi mengintervensi seleksi capim KPK. Hal ini adalah bentuk kritikannya yang tidak menyetujui capim KPK yang telah diloloskan oleh Pansel beberapa waktu lalu.

"Presiden Joko Widodo segera perintahkan pansel KPK untuk tidak meloloskan calon pimpinan KPK yang terbukti tidak berkualitas maupun berintegritas. Paling enggak, para calon pimpinan KPK yang tidak melaporkan harta kekayaannya, punya konflik kepentingan, dan rekam jejak buruk di masa lalu tidak diloloskan dalam seleksi," kata Kurnia.

Dia menilai seluruh nama Capim KPK yang diloloskan itu tidak memiliki integritas sebagai pimpinan lembaga antirasuah.

Berikut 10 nama capim KPK yang lolos seleksi:

1.  Alexander Marwata, Komisioner KPK

2. Firli Bahuri, Anggota Polri

3. I Nyoman Wara, Auditor BPK

4. Johanis Tanak, Jaksa

5. Lili Pintauli Siregar, Advokat

6. Luthfi Jayadi Kurniawan, Dosen

7. Nawawi Pomolango, Hakim

8. Nurul Ghufron, Dosen

9. Roby Arya B, PNS Sekretariat Kabinet

10. Sigit Danang Joyo, PNS Kementerian Keuangan[]

Baca juga: 

Berita terkait
Daftar Kekayaan Bupati Muara Enim Terjaring OTT KPK
OTT KPK menjaring Bupati Muara Enim, Sumatera Selatan, Ahmad Yani. Berikut daftar kekayaan Ahmad Yani.
10 Nama Capim KPK Disetujui Jokowi Tanpa Koreksi
10 nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanpa ada koreksi.
Guru Besar Minta Jokowi Perhatikan Integritas Capim KPK
Sebanyak 26 guru besar yang tergabung dalam Guru Besar Antikorupsi, meminta pada Presiden RI, Joko Widodo memperhatikan integritas Capim KPK.
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.