Padang - Buya Syafii Ma'arif meminta sosok yang terbaiklah yang akan memimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di masa mendatang, karena tantangan ke depan tentu akan semakin besar.
Dia berharap pemimpin KPK bukan seorang yang pernah terkena kasus hukum, khususnya persoalan korupsi.
"Cari yang terbaik, telusuri rekam jejaknya selama ini. Apakah dia punya integritas atau tidak," kata dia selepas peresmian Pesantren Modern Terpadu Prof Hamka di Padang, Selasa, 3 September 2019, seperti diberitakan Antara.
Pokoknya cari yang terbaik dari yang terbaik.
Buya menegaskan sosok yang akan memimpin lembaga anti rasuah itu, harus memiliki visi yang jelas ke depannya, mulai dari bagaimana langkah untuk menghilangkan sikap koruptif, membangun sikap bangsa anti korupsi dan lainnya.
Menurut dia, sebagai pimpinan KPK, tentu mereka harus memiliki hal tersebut dalam hidupnya. "Pokoknya cari yang terbaik dari yang terbaik," ujarnya.
Ia menilai seorang pemimpin KPK di masa mendatang harus mampu memperlihatkan kompetensinya sebagai negarawan di bidangnya masing-masing.
Sebelumnya, Panitia Seleksi Pimpinan KPK telah menyerahkan 10 nama komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi 2019-2023 yang diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.
Berikut 10 nama Capim KPK tersebut:
1. Alexander Marwata, Komisioner KPK
2. Firli Bahuri, Anggota Polri
3. I Nyoman Wara, Auditor BPK
4. Johanis Tanak, Jaksa
5. Lili Pintauli Siregar, Advokat
6. Luthfi Jayadi Kurniawan, Dosen
7. Nawawi Pomolango, Hakim
8. Nurul Ghufron, Dosen
9. Roby Arya B, PNS Sekretariat Kabinet
10. Sigit Danang Joyo, PNS Kementerian Keuangan[]
Proses penyerahan nama capim KPK dari pansel ke presiden ini sudah diatur dalam Pasal 30 ayat 8 dan 9 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.[]
Baca juga: