Perjuangan Zin Batari Mengenalkan Zumba di Bantaeng

Perkembangan senam zumba di Kabupaten Bantaeng tak lepas dari peran Zumba Instructor Network.
Instruktur dan pemilik kelas zumba Princess Studio di Bantaeng, Zin Batari. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Senam Zumba kian digemari di kabupaten Bantaeng. Meski sebagai daerah kecil di bagian Selatan provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan berjarak sekitar 120 kilometer (Km) dari Makassar, senam zumba sudah banyak peminatnya. Perkembangan senam zumba di Kabupaten Bantaeng tak lepas dari peran Zumba Instructor Network. 

Andi Batari Yulianingsih atau yang lebih dikenal sebagai Zin Batari menceritakan bagaimana kisah dirinya mengawali dan membangun semangat komunitas sehat dengan senam zumba di studio miliknya yang dikenal dengan nama Princess Studio di Kabupaten berjuluk Butta Toa ini.

Saat ditemui Tagar di studionya yang beralamat di jalan Gagak nomor 8, kelurahan Pallantikang, kecamatan Bantaeng, kabupaten Bantaeng, perawakan seorang Zin Batari cukup mengecoh. 

Dari luar, wanita Zin Batari ini tampak seperti sosok perempuan berusia 27 atau 28 tahun. Siapa sangka, setelah berkenalan ternyata usianya sudah 32 tahun, ternyata auranya 5 tahun lebih muda.

Zibat, nama kependekan Zin Batari, memang sudah malang melintang di dunia senam. Tentu saja, menggeluti senam zumba tidak semudah yang dibayangkan pula. Cukup banyak yang pernah dilaluinya, olahraga yang berat dan menguras tenaga.

"Dulu, karena saya kan ibu rumah tangga dan kebetulan ada banyak mengurusi bisnis rumahan, jadi tidak sempatlah ke tempat gym. Satu-satunya alternatif untuk bisa olahraga ya jogging. Tapi saya rasa, muter-muter keliling di situ malah bikin pusing dan kurasa semakin tertekan. Saya mau bergerak lebih lagi," kisahnya pada Tagar, Sabtu 23 November 2019.

Halang rintang memang menghadangnya dalam giat membangun komunitas sehat di Bantaeng, ada berbagai macam pro kontra. Bukan konflik fisik, akan tetapi lebih ke konflik batin. 

Zin BatariKelas umum senam zumba bersama Zin Batari di Pelataran Pantai Seruni, Bantaeng. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizki)

Tak hanya sekali waktu ia kadang dihadapkan dilema untuk terpaksa memilih urusan pribadi terkait dirinya sebagai ibu rumah tangga, selaku wirausahawan ataukah sisi lain dari dirinya yang sangat mencintai olahraga.

Ibu dari satu anak ini merintis beberapa usaha bersama suaminya. Di rumahnya yang masih satu lokasi dengan studionya di jalan Gagak, ia juga membuka usaha laundry, sewa baju adat dan baju-baju karnaval untuk anak-anak. 

Tak hanya itu, ia juga memiliki usaha sebagai penyedia layanan jasa kurir, antar dan kirim barang, ojek online baik mobil ataupun motor. Yap, tentu saja dengan beberapa macam badan usaha tersebut menjadikan Zibat sebagai sosok yang harus bisa dengan baik dalam memanajemen waktunya.

"Buat saya olahraga itu seperti panggilan jiwa. Sejak masih gadis dan itu menjadi passion saya sampai saat ini. Senam adalah me time buat saya, apalagi semenjak mengenal zumba," curhat Zibat dengan ekspresi merona. Tampak dari raut wajahnya betapa bahagianya ia saat membicarakan hobinya itu.

Pada awalnya Zibat hanyalah member biasa di kelas zumba yang pernah ia tempati sewaktu di Makassar sekitar tahun 2014. Kemudian ia memberanikan diri untuk mengikuti berbagai jenjang hingga akhirnya dirinya lolos dan mendapat sertifikat ZIN (zumba instructor network) dan dinyatakan layak membuka kelas zumba di daerahnya. 

Selain itu, ia juga mendapat dukungan dari rekan sejawatnya, yakni ibu-ibu komplek serta teman sepergaulan yang mengetahui potensi dan keahliannya.

Akhirnya pada pertengahan tahun 2016 ia secara resmi membuka kelas zumba Princess Studio. Membernya berdatangan dari kalangan ibu-ibu, ada pula gadis-gadis remaja. Mulai dari belasan orang dan semakin bertambah hingga menjadi puluhan orang dalam komunitas yang sehat, pencinta senam zumba.

Kelas zumba di Princess studio cukup 3 kali dalam seminggu, yakni hari Senin, Rabu dan Jumat. Untuk ikut kelasnya cukup membayar Rp 15.000 setiap kali ikut. Dalam kelas zumba ini tidak ada lawan jenis atau laki-laki. Zibat fokus membangun komunitas yang sehat khusus kepada kaum hawa.

Beda halnya dengan kelas umum yang buka setiap hari Minggu pagi, pukul 06.30 WITA. Zibat juga menjadi instruktur senam di sekitar pelataran pantai Seruni. 

ZIN BatariFoto bersama di peserta zumba di Princess studio. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizki)

Khusus kelas ini siapa saja boleh ikut, tua, muda, lelaki maupun perempuan. Karena memang kelas senam secara umum dibuka agar bisa dinikmati siapa saja. Tarifnya pun sama, hanya 15.000 perorang bagi yang ikut.

Tentu saja ada juga orang-orang yang tidak disarankan untuk mengikuti kelas zumba. Misalnya orang dalam kondisi hamil, atau punya penyakit tertentu.

"Sebenarnya ada zumba untuk orang hamil tapi beda kelas dengan yang umum, dan saya belum buka itu. Terus untuk yang punya kondisi tubuh secara khusus juga baiknya konsultasi dulu," jelas Zibat.

Untuk menjadi instruktur zumba katanya memiliki tahap dan jenjang yang harus diikuti. Seperti yang dikatakan Zibat, ada lisensi yang terbit langsung dari manajemen pusat pelatihan zumba yakni di Amerika yang dikirimkan via email bagi mereka yang dinyatakan lolos. 

Mereka yang lolos menjadi Zin akan mendapatkan kiriman video-video gerakan untuk dihafalkan dan menjadi dasar gerakan untuk dilatihkan. Jadi bukan gerak asal-asalan.

Adalah Fitri, 26 tahun, salah satu ibu rumah tangga yang mengikuti kelas zumba di Princes Studio. Ibu satu anak ini mengaku sangat senang mengikuti senam zumba. Selain gerakan-gerakannya yang mudah diikuti, ternyata zumba punya banyak manfaat yang sangat baik khususnya bagi perempuan yang sudah menikah.

"Selain membentuk tubuh, buat saya zumba adalah media ekspresi yang sangat baik untuk menjaga mood. Dan menjadi seorang ibu muda itu harus pintar-pintar menjaga mood," katanya sembari senyum memperlihatkan lesung pipi di pipi sebelah kanannya itu.

Beda lagi dengan rekannya, Itta. Sungguh tak disangka, diusianya yang menginjak 27 tahun, perempuan berkulit putih ini rupanya seorang ibu dari dua anak. Namun perawakannya yang sangat terawat membuatnya tampak seolah masih seperti gadis. 

Itta yang mengikuti kelas senam di Princess studio sejak awal tahun 2019 ini rupanya benar-benar menyenangi zumba yang bagus untuk kesehatan keintiman perempuan.

"Setahuku zumba bagus untuk reproduksi perempuan, dan member princess Alhamdulillah bukan cuma satu dua orang yang jadi subur selama ikut senam," akunya.

Begitulah beberapa pengakuan yang diutarakan mereka yang mengikuti kelas zumba di princess studio. Mengenai hal itu, Zibat merasa senang karena apa yang dilakukannya bukanlah hal yang sia-sia dan justru semakin banyak digemari ibu-ibu karena manfaat senam zumba yang luar biasa.

"Selama ini hal yang berat yang sering kuhadapi adalah kadang lagi ada di tempat lain atau mengurus bisnis lain ya saya harus rela untuk cancel kelas dulu. Paling sakit hati kalau seperti itu tapi apa boleh buat, namanya tanggung jawab," keluh Zibat.

Antusiasmenya semakin menjadi-jadi karena makin lama makin banyak pula perempuan khususnya ibu-ibu yang tertarik ikut di kelasnya. 

Sampai-sampai, ruang studio berukuran 4x6 itu penuh sesak dan mengharuskan mereka latihan di tempat terbuka yang lebih luas. Tentu saja, hal demikian semakin membakar semangat Zibat untuk terus merangkul orang-orang untuk bergabung di komunitas sehat yang ia miliki. []

Baca juga:

Berita terkait
Mencuci di Sungai Dua Warga Bantaeng Tewas Tenggelam
Tiga perempuan yang sedang mencuci di aliran sungai di Kabupaten Bantaeng tenggelam, naas dua dari tiga wanita tersebut meninggal dunia.
Penunggu Sumur Tua Peninggalan Belanda di Bantaeng
Sumur Balandayya di Kampung Tangnga-Tangnga, Bantaeng, Sulawesi Selatan menjadi jejak manis penjajahan Belanda. Ada cerita mistis di sumur itu.
Bakso Mercon di Bantaeng Pedasnya Meledak di Lidah
Bakso mercon Mas Fendi di Bantaeng Sulawesi Selatan sedang viral di media sosial. Dan ternyata benar. Pedasnya meledak di lidah.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.