Jakarta - Mimisan atau epistaksis biasanya sering kali dialami anak-anak berusia 3-10 tahun, wanita hamil, orang lanjut usia (lansia), penderita kelainan darah, dan orang yang mengonsumsi pengencer darah.
Meski pendarahan yang terjadi di hidung ini tidak begitu berbahaya, sebaiknya tetaplah waspada dan cobalah mencari tahu penyebab dan cara mengatasi permasalahan ini agar tidak terus terjadi.
Dokter umum Daniel Bramantyo mengatakan mimisan sering terjadi lantaran udara yang kering dan mengorek-ngorek hidung terlalu dalam. "Faktor lain seperti membuang ingus yang terlalu kencang juga bisa menyebabkan mimisan. Lalu hidung bengkok maupun karena cedera ataupun faktor keturunan dan juga bisa karena pemakaian obat-obatan reliever untuk hidung yang mampet itu juga bisa menyebabkan mimisan, alergi, dan juga sinusitis," katanya melalui channel YouTube Gue Sehat, seperti dikutip Tagar, Minggu, 9 Agustus 2020.
Dia menjelaskan hidung bengkok menjadi faktor pemicu mimisan lantaran ini menjadi tanda tulang tidak lurus, sehingga bisa menekan pembuluh darah hidung yang cukup sensitif. "Jadi, ketika kita kegiatannya sedikit agak berat, dan pembuluh darah tipis itu berkonstriksi terdorong oleh si tulang hidung yang bengkok, pecah akhirnya. Itu yang menyebabkan mimisan tersebut," ucap dr. Daniel.
Mimisan juga sering terjadi akibat kondisi tubuh yang sedang lelah terlebih pada orang yang memiliki pembuluh darah di hidung yang tipis atau lemah. "Ketika dia kondisinya bekerja atau berkegiatan yang cukup berat, otomatis pembuluh darah itu akan menegang atau konstriksi. Ketika konstriksi itu pembuluh darahnya tidak kuat, lalu terjadinya pecah, itu yang akan jadinya mimisan," ujar dr. Daniel.
Lantas, apakah mimisan merupakan kondisi yang berbahaya? Dokter Daniel menjelaskan mimisan juga tidak bisa dianggap remeh. Namun hal itu juga tergantung dari penyebabnya.
Misalnya seperti cedera kepala dan terjadi mimisan, ini tentu harus dilakukan tindakan pemeriksaan lebih dalam lagi karena dikhawatirkan cedera kepalanya cukup serius. Jika mimisan tidak berhenti lebih dari 20 menit, diperlukan penanganan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti dari mimisan tersebut.
Dia juga membagikan tips untuk mengatasi mimisan di rumah atau di tempat umum, pertama yang perlu diingat yakni jangan berbaring. Cobalah duduk yang tegak, ini akan membuat regangan tekanannya jauh lebih rendah dibanding tiduran. Setelah itu, condongkan badan ke depan sekitar 20-30 derajat guna menghindari terjadinya muntah akibat darah yang tertelan dan masuk ke tenggorokan.
"Lalu tekan hidung kita di bagian pangkal hidung sekitar 15-20 menit, setelah itu boleh dibantu kompres oleh es batu atau handuk dingin supaya pembuluh darahnya lebih relaksasi lagi," tutur dr. Daniel.
Dokter Daniel menganjurkan agar tidak menahan mimisan saat aktif menggunakan tisu atau benda lainnya. Sebab, saat pendarahan sedang aktif dan ditahan, ini bisa membuat darah menjadi menggumpal dan masuk ke belakang, sehingga terjadi refleks muntah.
Cara Mencegah Mimisan
- Hindari mengorek hidung terlalu dalam
- Jangan sering-sering buang ingus terlalu kencang
- Hindari menggunakan obat-obatan dekongestan jika tidak perlu
- Jaga kelembapan hidung dengan memberikan seperti petroleum jelly agar lubang hidung tidak terlalu kering
Baca Juga: