Penderita Stunting di Kulon Progon Cukup Tinggi

Angka stunting di Kabupaten Kulon Progo cukup tinggi, yakni 14,31 persen. Ini penyebabnya
Pertemuan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo menunjukkan, angka stunting di kabupaten termiskin di DIY itu mencapai 14,31 persen atau sekitar 3157 anak. Namun angka stuntingnya masih dibawah indeks nasional. Oleh karena itu dengan adanya monitoring dan evaluasi ini jumlah stunting bisa menurun.

Terkait dengan hal ini, Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Kulon Progo, Jumanto mengatakan, selain menempati angka gangguan jiwa tertinggi di DIY, ternyata Kabupaten Kulon Progo juga menempati angka stunting paling tinggi di DIY.

Hal inilah yang menjadikan Kulon Progo mendapat evaluasi dari Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (FPI), agar angka-angka tersebut bisa menurun.

“Memang Kabupaten Kulon Progo ini masih tergolong menjadi Kabupaten yang miskin, angka kesehatan jiwanya paling tinggi se DIY. Selain itu, Kulon progo juga masih termasuk daerah yang tinggi angka stuntingnya,"ujar Jumanto di Ruang Menoreh Kantor Bupati Kulon Progo senin 4 November 2019.

Meskipun harus menghadapi fakta ini lanjut Jumanto, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo perlahan sudah berupaya agar angka stunting diwilayah bisa berkurang.

Memang Kabupaten Kulon Progo ini masih tergolong menjadi Kabupaten yang miskin, angka kesehatan jiwanya paling tinggi se DIY.

beberapa yang sudah dilakukan untuk pencegahan stunting, seperti penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD), sosialisasi penanggulangan stunting, pelacakan balita stunting serta Pembentukan Perbup No. 37 Tahun 2018 tentang penanganan stunting nantinya akan ada review Perbup tersebut.

"Kini perlahan angka stunting mulai berkurang dengan keberadaan posyandu. Ada lima posyandu di Kabupaten Kulon Progo yang sudah mengikuti lomba di taraf Nasional,"tuturnya.

Sementara itu, Profesor Soekirman dari Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia, mengatakan, sebenarnya indikator stunting sulit untuk dihitung. Namun ada indikator pasti untuk mengukur stunting, seperti posyandu yang aktif dan inovatif untuk mengurangi stuting.

Dia menambahkan, pihaknya melihat posyandu di Kulon Progo sudah aktif dan inovatif, sehinga sudah semestinya angka stunting di Kabupaten Kulon Progo bisa menurun.

Hal ini juga harus didukung faktor pendukung seperti pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, sosialisasi kesehatan reproduksi remaja dari puskesmas, dan juga harus membatasi paparan asap rokok. Kini larangan merokok hanya diberlakukan di tempat umum, padahal seharusnya juga dilaksanakan di rumah.

"Sudah ada berbagai upaya dilakukan oleh Pemkab Kulon Progo dalam penurunan angka stunting. Selain itu dengan aplikasi Bumilku harapannya bisa mengurangi angka stunting di Kabupaten Kulon Progo,"pungkasnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Kulon Progo Tertinggi Gangguan Jiwa di Yogyakarta
Kulon Progo peringkat pertama dalam kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sedangkan DIY provinsi tertinggi kedua di Indonesia.
Hujan di Kulon Progo, Warga Masih Antre Air Bersih
Warga masih mengantre untuk mendapatkan air bersih seperti di Desa Purwosai, Kecamatan Girimulyo.
Ini Dalang Pelarian 5 Tahanan Rutan Wates Kulon Progo
Tahanan tersebut juga menjadi otak di balik pelarian lima tahanan yang semuanya sudah tertangkap.