Pemerintah Aceh Dinilai Tak Transparan Anggaran Refocusing

Berapa anggaran refocusing Covid-19 dan penggunaannya di Provinsi Aceh dinilai tak transparan. Publik Aceh mempertanyakan transparansi pemerintah.
Pengamat dari Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Pasya menyoroti ketidaktransparanan anggaran rocofusing untuk penanganan Covid-19 di Provinsi Aceh. (Foto: Dok Pribadi)

Lhokseumawe - Pemerintah Aceh dinilai tidak transparan mengenai pengalokasian dan pengelolaan dana refocusing untuk penanganan Covid-19. Kalangan akademisi mempertanyakan sikap ketidaktransparanan itu.

Akademisi dari Universitas Malikussaleh Teuku Kemal Pasya mengatakan seharusnya Pemerintah Aceh membuka Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), sehingga publik mengetahui ke mana saja anggaran tersebut dialokasikan dan penggunaannya.

“Apabila DPA ini dibuka, maka siapa saja bisa melihat bagaimana pola implementasinya selama ini. Jangan sampai ada ruang yang memuncukan kasus korupsi dan itu yang paling harus dilihat,” ujar Kemal Pasya, Senin, 21 September 2020.

Kemal menyatakan kebijakan refocusing anggaran untuk penanganan covid tentunya juga banyak mengorbankan program lain yang dibutuhkan masyarakat. Karena itu cukup penting implementasi anggaran diketahui oleh publik.

Jangan sampai ada ruang yang memuncukan kasus korupsi dan itu yang paling harus dilihat.

Terlebih saat sekarang ini Pronvisi Aceh sudah beranjak dari daerah nomor dua termiskin di Sumatera dan hal tersebut dirasanya bukan prestasi. Bagi Kemal, dana Covid-19 yang besar semestinya bisa digunakan untuk menjaga keselamatan masyarakat Aceh. Faktanya, kasus penularan corona terus meningkat. 

“Dan yang tidak kalah penting adalah mencari ruang untuk program-program kesejahteraan masyarakat. Kedua hal itu harus bisa berjalan, meskipun tidak seimbang,” tutur dia. 

Baca lainnya: 

Kemal juga menyoroti kinerja wakil rakyat yang dirasa kurang untuk memberi informasi soal monitoring dana covid, termasuk pelaksanaan kebijakan refocusing.

“Apabila pengawasan dan monitoringnya lemah, maka sangat rawan sekali untuk terjadinya korupsi. Maka Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), harus maksimal lagi melakukan pengawasan anggaran tersebut,” ucapnya. []

Berita terkait
Bupati Aceh Barat Ramli MS Positif Sakit Pandemi
Bupati Aceh Barat, Ramli MS positif sakit pandemi berdasarkan hasil tes swab dari dinas kesehatan.
Peran Pemerintah Aceh Cegah Penyebaran C-19 Masih Kurang
Akademisi Universitas Malikussaleh menilai peran Pemerintah Aceh terkait mitigasi dan pecegahan corona masih kurang efektif.
Aparatur Desa di Aceh Harus Berperan Perang Covid-19
Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, meminta pemerintah kota untuk memanfaatkan aparatur desa dalam mengantisipasi peredaran virus corona.
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).