Peran Pemerintah Aceh Cegah Penyebaran C-19 Masih Kurang

Akademisi Universitas Malikussaleh menilai peran Pemerintah Aceh terkait mitigasi dan pecegahan corona masih kurang efektif.
Seorang penjual masker kain sedang menunggu pembeli di pinggir jalan, Banda Aceh, Kamis, 02 April 2020. (Foto: Tagar/Ahmad Mufti)

Lhokseumawe, Aceh – Pemerintah Aceh diminta untuk melakukan evaluasi kembali, tentang program-program pencegahan virus corona atau Covid-19, sehingga kedepannya tidak banyak masyarakat yang terinfeksi virus yang berasal dari Wuhan, China itu.

Akademisi Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Pasya mengatakan, saat sekarang ini terlihat bahwa, peran-peran untuk mitigasi atau pencegahan virus corona masih sangat kurang sekali.

“Di samping itu, juga perilaku masyarakat juga sangat tidak disiplin, misalkan masih banyak ditemukan masyarakat yang tidak menggunakan masker saat keluar rumah, tidak menjaga jarak dan juga tidak memberitahukan apabila mengalami gejala Covid-19,” ujar Kemal.

Melonjaknya angka penyebaran virus corona di Aceh dalam rentang waktu dua bulan dan itu penting untuk dilakukan evaluasi.

Kemal menambahkan, kasus penyebaran virus corona di Aceh sudah super kompleks, antara supervisi dan penanganan yang dilakukan oleh pemerintah dan peran masyarakat yang lemah menjaga kesehatan.

Pemerintah Aceh harus lebih serius kembali dalam menyusun program pencegahan virus corona, apalagi kasus corona sudah semakin bertambah dan Pronvisi Aceh sudah termasuk terinfeksi harian dalam lima besar di Indonesia.

“Hal yang harus diketahui, melonjaknya angka penyebaran virus corona di Aceh dalam rentang waktu dua bulan dan itu penting untuk dilakukan evaluasi. Kalau kita pada pertengahan Maret sampai Juni hanya 20 an kasus dan di bulan Juli sudah mencapai ribuan,” tutur Kemal.

Tambahnya, Pemerintah Aceh harus melakukan evaluasi yang komprehensif, mengapa sampai dalam rentang waktu dua bulan, bisa terjadi ledakan penyebaran virus corona. Termasuk harus mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu.

“Sebenarnya Gubernur Aceh itu dulu, ketika awal Covid-19 ini terjadi sempat melakukan lockdown, tapi rencana lockdown yang akan dilakukan selama dua bulan hanya terjadi satu minggu, ketika membuat kebijakan maka harus teguh dan tidak perlu merespon kebisingan media sosial,” kata Kemal. []

Berita terkait
Banyak Warga Aceh Kena PHK di Malaysia
Ketua Perkumpulan Masyarakat Aceh di Malaysia memperkirakan sekitar 40 persen warga Aceh di Malaysia menerima PHK.
Respon DPRK Aceh Tamiang soal Laporan Warga ke Kejari
Ketua DPRK Aceh Tamiang, Aceh, Suprianto lebih memilih irit bicara soal laporan warga ke Kajari atas dugaan hutang Rp 13 miliar.
BMKG Ingatkan Potensi Longsor di Dataran Tinggi Aceh
BMKG menghimbau masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi Aceh untuk mewaspadai tanah longsor akibat hujan lebat.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.