Yogyakarta - Muhammad Ikbal selaku penasihat hukum Wali Kota Yogyakarta yang juga Ketua DPD I Partai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Golkar Haryadi Suyuti mengaku sudah mengantongi nama-nama yang menyerang kliennya. Beberapa barang buktinya antara lain pemberitaan di media massa maupun pesan WhatsApp.
Dalam beberapa hari terakhir, Haryadi Suyuti digoyang isu tidak sedap. Sebagai Ketua DPD I Partai Golkar, Haryadi digoyang dilengserkan karena dianggap tidak bekerja maksimal yang berakibat kepada penurunan suara pada Pemilu 2019 lalu. Sebagai wali kota Yogyakarta, Haryadi diisukan terjerat kasus hukum perihal salah satu proyek di Kota Yogyakarta.
Ikbal menyayangkan tindakan oknum-oknum yang menyudutkan kliennya untuk mundur dari jabatan sebagai ketua DPD Partai Golkar DIY. Dia mengaku beberapa barang bukti dokumen sudah dikumpulkan salah satu darinya dari media. Bukti ini segera dikaji agar bisa ditindaklanjuti.
"Sebenarnya saya tidak bisa mengatakan oknum tersebut orang terdekat (Haryadi) atau orang jauh. Kita berbicara karena adanya fakta-fakta pemberitaan di media yang sudah menyudutkan klien saya itu," kata Ikbal saat dihubungi Tagar, Jum'at, 22 November 2019.
Menurut Ikbal, Haryadi selama ini menyikapi tudingan-tudingan minor dengan bijak. Namun, ketika privasinya sudah mulai diganggu oleh para oknum, pihaknya tidak segan mengambil jalur hukum.
Sementara itu, persoalan yang menyerang Haryadi di media baik cetak maupun online akhir-akhir ini, tidak jauh dari masalah yang ada di internal partai.
"Pihak internal partai kenapa tidak diungkapkan lewat rapat pleno atau secara institusi kepartaian. Jika seperti itu pasti ada maksud tertentu karena sudah keluar ke ranah publik dan menjadi konsumsi publik. Klien saya menyayangkan hal itu," ungkap Ikbal.
Menurut Ikbal selain bukti dari pemberitaan media, alat bukti dugaan ujaran kebencian dari pesan WhatsApp yang keluar ke ranah publik. Tulisan tersebut bahkan terpampang di pamflet-pamflet juga.
Senior Partai Golkar Prihatin
Sementara itu, sejumlah kader senior partai berlambang pohon beringin mengaku prihatin dengan konflik internal. Keterpurukan Partai Golkar dalam Pemilu 2019 seharusnya menjadi bahan intropeksi menjadi lebih baik.
Mantan Ketua DPD II Partai Golkar Gunungkidul Slamet berharap konflik internal segera berakhir. "Sebagai kader Golkar saya prihatin. Saya berharap para pengurus saling instrospeksi terhadap kekalahan Golkar DIY pada Pileg 2019," katanya.
Menurut dia keterpurukan Partai Golkar seharusnya membuat seluruh kader saling berangkulan mengakui kesalahan masing-masing. "Bukan malah saling menyalahkan, malah saling membuat gaduh dengan tuntutan Musdalub yang hanya akan membuat luka dan kader terbelah," ungkapnya.
Mantan Anggota DPRD DIY ini mengatakan Partai Golkar DIY tidak akan bisa menjadi besar dan kuat, jika sesama kader tidak bisa saling menghormati, ingin menang sendiri, memandang dirinya yang paling pantas memimpin dan menganggap orang lain tidak mampu. "Jangan ada lagi sifat ingin membunuh kader sendiri lama-lama bisa habis Partai Golkar ini," ujarnya. []
Baca Juga:
- Pelengseran DPD I Golkar Yogyakarta Mendapat Perlawanan
- Ini Aktor Gerakan Pelengseran Ketua Golkar Yogyakarta
- Golkar Yogyakarta Diserang Kader Sendiri