Muslim Bosnia Akhirnya Berangkat Haji

Setelah 2 tahun terhalang pandemi virus corona (Covid-19) Muslim Bosnia akhirnya berangkat menunaikan ibadah haji
Ilustrasi: Jemaah haji mengelilingi Ka\'bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Kamis, 22 Juli 2021. (Foto: voaindonesia.com/AP Photo/Amr Nabil)

TAGAR.id, Jakarta - Hampir seribu orang Muslim di Bosnia berangkat ke Mekkah, Arab Saudi, tahun ini untuk menunaikan ibadah haji. Banyak yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka karena akhirnya bisa memenuhi kewajiban sebagai Muslim setelah dua tahun berturutan terhalang karena pandemi virus corona (Covid-19).

Zikrija Tucic, salah satu warga Tuzla, Bosnia, terlihat bersemangat untuk berangkat menunaikan ibadah haji. Pada Jumat, 24 Juni 2022, ia berada dalam antrian panjang orang-orang yang membawa koper besar di depan Masjid Raja Fahd di Sarajevo, menunggu bus yang akan membawanya ke bandara.

“Menurut syariat, haji adalah rukun Islam yang kelima. Setiap Muslim harus melakukannya. Setidaknya mereka yang memiliki kemampuan finansial untuk melakukannya. Sejak saya kecil, itu adalah keinginan saya., dan terima kasih Tuhan, perlu waktu 63 tahun bagi saya untuk mewujudkanya, tetapi tujuan saya tercapai sekarang."

Meski pada usia 60-an baru naik haji, Tucic mengaku sama sekali tidak kesulitan membiayai perjalanan haji untuk dirinya dan istrinya. Ia selama ini rajin menabung. Ia mengaku fokus pertamanya adalah membesarkan anak-anaknya dan menjadikan mereka orang-orang yang baik. Kini, katanya, ia ingin semakin mendekatkan diri pada Tuhan.

jemaah haji jaga jarakIlustrasi: Jemaah haji menjaga jarak sosial saat mereka mengelilingi Ka\'bah, di Mekah, Arab Saudi, Kamis, 22 Juli , 2021. (Foto: voaindonesia.com/AP Photo/Amr Nabil)

Dzani Tucic, sang istri, mengaku perjalanannya kali ini merupakan yang paling dinantikannya. "Saya telah melakukan perjalanan ke berbagai penjuru planet ini, tetapi ini adalah perjalanan favorit saya. Kami telah melakukan perjalanan ke banyak negara yang berbeda dan kami telah melihat tempat-tempat menarik, tetapi kali ini kami bepergian untuk menjadi tamu Allah yang terkasih. Itulah arti perjalanan ini bagi saya," jelasnya.

Karena inflasi dan krisis biaya hidup yang dialami banyak warga Bosnia, jumlah orang yang ingin menunaikan ibadah haji tahun ini sebelumnya diperkirakan akan turun. Namun penyelenggara perjalanan haji di Bosnia mengatakan mereka terkejut dengan tingginya permintaan.

Perjalanan dan akomodasi per orang diperkirakan sekitar 6.000 euro (6.300 dolar AS). Biaya itu dianggap sangat mahal bagi orang Bosnia, tetapi tampaknya tidak menyurutkan antusiasme para Muslim.

Enver Sehic, asal Kakanj, juga merasa sangat bahagia bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Ia sebetulnya ingin pergi sejak 2020 namun terhalang berbagai pembatasan terkait pandemi.

“Terima kasih ya Allah, kami akan berangkat haji. Haji adalah sesuatu yang istimewa. Perasaannya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Allah telah mengundang kita untuk pergi ke sana dan kita pergi ke sana untuk menjadi tamunya. Ketika seorang manusia memutuskan dengan hati yang murni untuk pergi haji, maka Allah membantunya mengatasi segala rintangan. Allah menyediakan segala sarana untuk itu,” jelasnya.

Tahun ini pemerintah Saudi telah mengumumkan membatasi jumlah pengunjung ke kota suci Mekkah hanya satu juta, sehingga menjadikan perjalanan itu lebih istimewa bagi mereka yang menganggapnya sebagai perjalanan sekali seumur hidup.

Enam penerbangan telah disewa untuk membawa warga Bosnia ke Mekkah untuk melakukan perjalanan haji. Rangkaian kegiatannya sendiri baru secara resmi dimulai pada tanggal 7 Juli mendatang. (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Tips Bagi Jemaah Haji Risiko Tinggi Saat Sa’i
Lalu bagaimana jemaah yang tergolong kategori resiko tinggi (risti) bisa menjalankan ibadah umrahnya dengan baik terutama saat Sa’i