Yogykarta - Putri kedua mantan Ketua MPR Amien Rais, Hanum Rais, melakukan pembelaan, membela diri bahwa cuitannya di Twitter untuk Wiranto adalah hal biasa. Wartawan yang menghebohkannya.
"Wartawan sukanya cari-cari yang heboh. Sebenarnya masalah biasa tapi oleh teman-teman digoreng-goreng oleh media kan," ujar Hanum Salsabiela Rais yang juga mantan jurnalis, di DPRD DIY Jalan Malioboro Yogyakarta, Rabu, 16 Oktober 2019.
Anggota Komisi B DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini lebih menyukai pertanyaan wartawan perihal isu-isu kedewanan.
"Saya sedang di kantor DPRD, saya menghargai ini rumah rakyat. Isu-isu kedewanan saja yang saya jawab. Tidak etis saya jawab soal itu (cuitan ke Wiranto)," kata Hanum.
Jaga diri dulu, cooling down stay way from negative issues. Nanti setelah itu biar bisa move on
Menurut Hanum, masyarakat sudah menyaksikan kasus hukum yang menjeratnya.
"Silakan, mas-mas semua (wartawan) sudah melihat, sudah diproses, dan saya menghargai hak yang melaporkan. Saya juga minta wartawan menghargai isu-isu kedewanan," kata dia.
Cuitan itu sengaja diarahkan ke Wiranto?
"Saya menganggap pertanyaan itu menjebak. Hehehe," kata Wakil Ketua Fraksi PAN DPRD DIY ini.
Peraih 22 ribu suara pada Pemilu 2029 ini mengatakan, sebaiknya saat ini menahan diri dulu. Apalagi ini menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.
Menurut Hanum, menjaga sikap cooling down saat ini merupakan langkah terbaik.
"Jaga diri dulu, cooling down stay way from negative issues. Nanti setelah itu biar bisa move on," kata dia.
Sekali lagi, Hanum mengatakan lebih move on dengan isu-isu kerakyatan seperti kekeringan dan kemiskinan di Provinsi DIY.
"Itu yang lebih prioritas dan substansial dibanding pertanyaan-pertanyaan tadi (cuitan di Twitter)," kata dia.
Sebelumnya, beberapa saat setelah insiden penusukan Wiranto diPandeglang, Banten, Hanum Rais bercuit di Twitter. Cuitan Hanum itu berbunyi:
"Setingan agar dana deradikalisasi terus mengucur. Dia caper. Karena tidak bakal dipakai lagi play victim. Mudah dibaca sebagai plot.
Di atas berbagai opini yang berbeda terkait berita hits siang ini. Tidak banyak yang benar-benar serius menanggapi. Mungkin karena terlalu banyak hoax-framing yang selama ini terjadi."
Ketua Badan Kehormatan DPRD DIY Agus Sumartono mengatakan cuitan Hanum Rais di Twitter tidak bisa diketagorikan pelanggaran etis anggota DPRD.
"BK belum melangkah apa pun soal itu. Laporannya juga tidak di Yogyakarta kan," kata dia.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akrab disapa Gus Ton itu mengatakan sesuai Tata Tertib DPRD DIY, tugas BK bukan selayaknya polisi yang memberi sanksi kepada pelanggar kode etik.
"Kalau pun ada sanksi bersifat etis juga, memberi masukan ke pimpinan agar lebih baik," kata dia. []
Baca juga: