Denpasar- Bali memiliki peluang besar sebagai tempat berkembangnya industri financial technology (fintech) karena banyak potensi bisnis yang bisa digarap. Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) I Bali, Trisno Nugroho, kehadiran fintech memberikan banyak kontribusi terhadap pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Tidak hanya sebatas membantu pembiayaan modal usaha, peran fintech juga sudah merambah ke berbagai aspek seperti layanan pembayaran digital dan pengaturan keuangan," ujar Trisno Nugroho kepada Tagar, Kamis, 30 April 2020.
Di Bali, pemenuhan kebutuhan masyarakat itu masih kurang dan belum dimanfaatkan secara optimal oleh para investor
Baca Juga: Hati-hati, OJK Kembali Jaring 81 Fintech Ilegal
Trisno menambahkan, Bank Indonesia (BI) terus mendorong investasi di Indonesia melalui teknologi digital dalam pengembangan ekonomi pariwisata di Indonesia. Bali masih membutuhkan hadirnya startup baru karena kebutuhan masyarakat secara digital bisa dalam bentuk apa saja seperti kebutuhan simpan pinjam (berinvestasi), kebutuhan modal usaha dan kebutuhan bertransaksi.
Di Bali, pemenuhan kebutuhan masyarakat itu masih kurang dan belum dimanfaatkan secara optimal oleh para investor. Pertumbuhan ekonomi perlu didorong peningkatan produtivitas.Caranya antara lain dengan menggenjot inovasi dan teknologi.
Empat tahun terakhir, terjadi ledakan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Google, Temasek, dan Bain Company memperkirakan GMV ekonomi berbasis internet Tanah Air telah menembus 40 miliar dolar AS pada 2019 dan bakal menyentuh 133 miliar dolar AS pada 2025
Menurutnya, dalam mengoptimalisasi perkembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru, Bali perlu mensinergikan potensi ekonomi digital dalam pengembangan pariwisata. ”BI akan mendorong promosi inovasi dalam ekonomi digital, menyediakan ekosistem yang mendukung pengembangan ekonomi digital,dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi digital," tutur Trisno.
Menurut Co-founder & Managing Partner, East Ventures, Willson Cuaca, Indonesia adalah pasar digital terbesar di Asia Tenggara, memberikan kontribusi 40 persen terhadap ekonomi internet di kawasan regional. Perkembangan ekonomi digital yang cukup pesat memberikan dampak terhadap perekonomian termasuk sektor tenaga kerja Indonesia.
"Empat tahun terakhir, terjadi ledakan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Google, Temasek, dan Bain Company memperkirakan GMV ekonomi berbasis internet Tanah Air telah menembus 40 miliar dolar AS pada 2019 dan bakal menyentuh 133 miliar dolar AS pada 2025," ucap Wilson.
Dampak positif bagi perekonomian adalah tumbuhnya berbagai platform jual-beli online (e-commerce), transportasi online (ride hailling), jasa keuangan online (fintech) hingga digitalisasi pariwisata (online travelling). Ini membuat ekosistem ekonomi digital Indonesia semakin beragam.
Wilson menjelaskan East Ventures (salah satu modal ventura) melalui investasinya telah melahirkan 170 startup digital di Asia Tenggara, 130 di antaranya lahir dan beroperasi di Indonesia. Secara total, portofolio East Ventures telah berhasil menarik investasi bernilai 4 miliar dolar AS dalam bentuk pendanaan lanjutan yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Wilson menambahkan, industri digital adalah perekonomian yang berbasis penguasaan teknologi dan pengetahuan (knowledge based economy), bukan bertumpu pada penguasaan aset. Ini membuka kesempatan yang sama bagi perusahaan-perusahaan rintisan dan fintech untuk mengambil peran sentral dalam membangun ekonomi digital Indonesia bersama korporasi raksasa dan perusahaan multinasional.
Simak Pula: Fintech Lending Solusi Pinjaman Uang Saat Covid-19
Para founder lokal membangun perusahaannya di atas fondasi ekonomi digital Indonesia, yaitu kecepatan adaptasi penduduk Tanah Air dengan aplikasi mobile. Ada sekitar 140 juta penambahan pengguna internet di Indonesia di tahun 2009-2019. Hampir semuanya mengenal dunia maya melalui smartphone.
"Dengan melibatkan mereka ke dalam perekonomian digital, Indonesia bisa mengubah bonus demografi menjadi dividen demografi. Mengubah potensi menjadi realisasi," kata Willson. []