TAGAR.id, Jakarta - Di masa sekarang ini, banyak kemajuan terjadi di bidang bisnis dan keuangan seiring berkembangnya teknologi informasi. Salah satunya adalah penanaman modal yang mudah, cepat, dan tidak memberatkan kedua belah pihak. Hal ini terbukti dengan munculnya salah satu jenis fintech bernama equity crowdfunding.
adalah kegiatan urun dana atau pengumpulan dana untuk modal usaha dalam bentuk saham. Di dalam pemijaman dana untuk penambahan modal ini melibatkan 3 pihak yakni penerbit, penyelenggara, dan pemodal.Equity crowdfunding adalah kegiatan urun dana atau pengumpulan dana untuk modal usaha dalam bentuk saham. Di dalam pemijaman dana untuk penambahan modal ini melibatkan 3 pihak yakni penerbit, penyelenggara, dan pemodal.
Penerbit adalah orang atau badan yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya. Lalu, penyelenggara merupakan perusahaan platform atau aplikasi yangmenjadi mediator menjembatani bertemunya penerbit dengan pemodal secara online melalui aplikasi yang mereka kelola. Sedangkan, pemodal adalah orang-orang yang memberikan pinjaman modal dan menerima bagi hasil setelahnya.
Instrumen pengumpulan dana investasi ini berbeda dari instrumen lainnya karena dilakukan secara online. Penyelenggara pun harus mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar dalam prosesnya berjalan dengan lancar dan kredibel sehingga terhindar dari penipuan.
Berdasarkan POJK No.37/POJK.04/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi (Equity Crowdfunding) telah mengesahkan keberadaan Equity crowdfunding di Indonesia. Hingga saat ini baru terdapat 3 perusahaan penyelenggara equity crowdfunding yang telah berizin di OJK.
Bagaimana cara mendapat pendanaan melalui equity crowdfunding? Anda harus menyiapkan proposal bisnis berisi tujuan usaha, jenis bisnis yang dijalani, manajemen yang diterapkan dalam bisnis, dan sebagainya secara rinci, menarik, dan jujur serta dilengkapi oleh gambar, teks, hingga video.
Setelah itu, penerbit mendaftarkan diri atau mengajukan proposal tersebut kepada penyelenggara yang Anda pilih. Nantinya, penyelenggara akan melakukan review terhadap penerbit apakah cocok untuk melakukan penjualan saham atau tidak.
Jika disetujui oleh penyelenggara, proposal bisnis tersebut akan tayang di apalikasi yang dikelalo penyelenggara dan pemodal akan mencari sendiri penerbit yang cocok menurut mereka. Pemodalan ini dari hasil jual kepemilikan saham jadi bukan hanya 1 pemodal yang bisa membelinya, sesama penerbit juga bisa melakukan pembelian asalkan memiliki akun di aplikasi penyelenggara yang sama.
Penerbit nantinya akan melakukan bagi hasil kepada pemodal setiap periodenya sesuai dengan jumlah modal yang diberikan.
Sebagai alternatif pendanaan yang adil, equity crowdfunding menawarkan kelebihan sebagai berikut:
1. Suku bunga kompetitif
Berbeda dengan bunga yang dikenakan di bank, bunga di equity crowdfunding jauh lebih rendah dan bersifat flat sehingga dari waktu ke waktu tidak mengalami penurunan atau kenaikan.
2. Tidak ada uang muka dan agunan (jaminan)
Penyelenggara memberikan keuntungan bagi pemodal dengan tidak membebankan uang muka dan jaminan dalam peminjaman di equity crowdfunding. Namun, tetap saja ada beberapa kesepakatan di awal yang harus dipenuhi antara kedua belah pihak
3. Akses mudah dan cepat
Pertemuan yang dilakukan secara online ini cukup menguntungkan dan tidak perlu membuang waktu dan dana yang besar dibandingkan menyebarkan proposal bisnis secara langsung ke perusahaan lain.
Proses pencairan dananya pun hanya membutuhkan waktu beberapa hari. Walaupun memang dana yang mungkin terkumpul tidak akan terlalu besar bila dibandingkan dengan peminjaman modal di instrument lain. []
(Sekar Aqillah Indraswari)
Baca Juga
- Waspada Fintech Ilegal, Cek Ini Sebelum Ajukan Pinjaman
- Jangan Takut Memulai, Ini Cara Bisnis Online Tanpa Modal Besar
- Fintech Dinilai Mampu Jembatani Pengurangan Financial Gap Pembiayaan UMKM
- Mengenal Perbedaan Fintech Ilegal dan Legal