Pasar Wagean Wates Kulon Progo, Riwayatmu Kini

Kota Wates memiliki kenangan tersendiri bagi warga Kulon Progo, salah satunya pasar Wagean. Pasar burung ini akhirnya resmi ditutup atau dipindah.
Proses penutupan pasar burung lama atau pasar Wagean Wates di belakang Terminal wates (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Berbicara tentang Kulon Progo, tak elok rasanya jika tidak datang ke Wates, kota kecil yang menjadi ibukota dari kabupaten paling barat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut.

Meski hanya merupakan kota kecil, namun wilayah yang terletak di Kecamatan Wates ini, menyimpan kenangan tersendiri bagi warganya, baik itu pendatang, warga asli yang merantau atau pun yang tinggal di Kulon Progo sejak kecil.

Salah satu yang menjadi jujugan di Wates adalah pasar, baik itu Pasar Wates, Pasar Bendungan, hingga pasar burung yang terletak di belakang Terminal Wates. Untuk nama yang terakhir, bahkan bisa dikatakan menjadi kenangan tersendiri. Kenapa, karena di dalam pasar burung yang lebih dikenal sebagai Pasar Wagean ini, banyak dijual beragam barang.

Meski Pasar Wagean identik dengan pasar burung, namun bukan burung saja yang dijual di pasar tradisional ini. Di pasar ini beragam produk bisa ditemukan mulai dari hewan, pakaian, obat tradisional, sepeda,aneka tanaman hingga barang-barang bekas seperti onderdil kendaraan, bahkan juga tabung gas. Mirip seperti pasar klitikan, karena banyaknya macam barang yang dijual.

Untuk menuju lokasi ini sangat mudah, karena berada di pusat kota. Yang ingin datang ke lokasi ini, cukup mencari Terminal Wates kemudian menuju belakangnya, maka sampailah di lokasi pasar yang buka hanya di saat pasaran Wage, nama pasaran dalam penanggalan atau kalender Jawa.

Namun, pasar burung atau pasar Wagean tersebut kini tinggal kenangan. Pasar Gawok, demikian orang juga menyebutnya, mulai Jumat 29 November 2019, pasar ini resmi ditutup. Pasar ini berikut pedagangnya, kini resmi pindah ke pasar burung Pengasih, letaknya di kompleks Pasar Hewan Terpadu di Kecamatan Pengasih.

Proses pemindahan atau bisa disebut boyongan pedagangnya berlangsung unik. Prosesi dimeriahkan dengan iring-iringan gerobak sapi, kereta mini, replika burung raksasa dan dimeriahkan oleh musik gamelan. 

Bak bedol desa, acara boyongan dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, di mana rombongan melaju bersamaan dari pasar burung lalu menuju pasar burung Pengasih. Jaraknya sekitar 3,7 kilometer (Km).

Sampai di pintu masuk pasar burung yang baru, rombongan disambut warga sekitar. Gunungan bahan pangan yang turut dibawa dalam rombongan kemudian dibagikan kepada warga sebagai wujud syukur atas ditempatinya pasar baru ini.

Terkait dengan pasar burung yang baru ini, salah satu warga dari Kecamatan Kokap, Prasetyo mengaku memiliki kenangan tersendiri bagi pasar Wagean tersebut. Beragam keperluan sering dicarinya di pasar Wagean ini. Dia sering membenjakan uangnya untuk membeli baju, hewan peliharaan, hingga barang bekas layak pakai.

pindahanPedagang pindah pedagang pasar Wagean ke pasar burung yang baru diiringi kirab dan pawai kesenian. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Tidak hanya itu, kadang Prasetyo juga sering datang hanya untuk melihat-lihat tanpa membeli barang apa pun. "Datang ke pasar Wagean seperti refresing tersendiri. Karena bisa melihat macam-macam barang tanpa membeli," ucap Prasetyo Jumat, 29 November 2019.

Pasar Wagean ini menjadi destinasi wisata bagi warga Kulon Progo. Terlebih di pada Minggu saat pasaran Wage, banyak keluarga membawa anak-anak ke tempat ini. Ibaratnya Pasar Wagean saat Minggu Wage seperti hari keluarga.

Datang ke pasar Wagean seperti refresing tersendiri. Karena bisa melihat macam-macam barang tanpa membeli.

Terhadap pemindahan pasar burung ini, Prasetyo mengaku mendukung. Meski jarak yang ditempuh harus lebih jauh, namun hal ini bukan masalah baginya karena masih bisa terjangkau. "Saya tidak masalah, namun harapan saya lebih representatif," ungkapnya.

Sementara itu, Eko warga Kecamatan Pengasih mengatakan, cukup sering datang ke pasar Wagean. Dia datang untuk membeli hewan peliharaan ayam yang banyak dijual di tempat tersebut. "Saya kadang datang ke pasar ini untuk mencari ayam. Sekarang jaraknya lebih jauh, meski tidak menjadi masalah bagi saya," ucapnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang yang ikut boyongan, Hesti umur 40 tahun, menyatakan mendukung pemindahan tersebut. Dia mengharapkan, tempat baru juga akan membawa rezeki baru sehingga dagangannya akan bertambah ramai. 

"Diakui untuk lokasi memang lebih startegis yang lama karena dekat dengan terminal. Tapi di sini tidak apa apa, semoga tetap ramai saja," ujar Hesti.

Memanjakan Masayarakat dengan Gantangan Burung Kicau

Terkait dengan pemindahan ini, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Pogo, Aris Nugroho mengatakan, bangunan di pasar burung baru di Pengasih terdiri dari kios petshop sebanyak 16 unit, los kuliner 17 unit, dan los pedagang burung 36 unit. "Pasar yang baru ini juga dilengkapi sarana prasarana pendukung," ujar Aris.

Dalam pemindahan tersebut, lanjut aris, pedagang burung yang dipindahkan sebanyak 69 orang, pedagang pedagang klitikan sebanyak 172 orang, pedagang ayam 72 orang, dan penjual rumput pakan hewan sejumlah sembilan orang. "Semua aktivitas perdagangan diharapkan bisa pindah dan langsung beroperasi di sini," kata Aris.

Aris juga menjelaskan, pembangunan Pasar Hewan Terpadu menelan dana hingga Rp 2 miliar. Rincian APBD Kabupaten sebesar Rp 1,6 miliar, dan bantuan Pemda DIY sejumlah Rp 526 juta. Pembangunan rencananya masih akan dilanjutkan pada 2020, dengan penambahan sejumlah sarana prasarana yang ada.

Sejumlah kegiatan menurut Aris, juga siap diadakan ke depannya, dalam rangka meramaikan pasar burung tersebut. Pemkab Kulon Progo, sudah membangun gantangan burung berkicau untuk kegiatan lomba burung tingkat nasional yang diadakan setahun sekali. 

Selain itu juga ada penyelenggaraan kontes ternak sapi dan kambing dan kegiatan panen pedet. "Tahun depan akan dibuat gantangan burung perkutut, untuk kegiatan kontes burung," ujarnya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian Pembangunan Sumber Daya Alam Setda Kulon Progo, Bambang Tri Budi Harsono mengatakan, Pemkab Kulon Progo kini memulai untuk melakukan penataan. 

gunting pitaProsesi pengguntingan pita sebagai tanda dibukanya pasar burung yang baru di Pengasih. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Ini dalam rangka menangkap perkembangan yang baru terkait dengan adanya pembangunan di Kulon Progo yang meliputi Bandara Internasional Yogyakarta, Bedah Menoreh, pelabuhan Tanjung Adikarto, dan termasuk Wates baru.

“Karena itu perlu dibuat titik–titik pertumbuhan ekonomi yang baru, dan salah satunya adalah pasar burung di Pasar hewan terpadu Pengasih,” ujar Bambang.

Bambang mengatakan lokasi pasar burung lama nantinya akan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau dan lokasi kegiatan masyarakat. Kota Wates akan ditata menjadi lebih baik, menarik dan lainnya.

Menurut dia pemindahan ini sudah didesain sedemikian rupa, sudah direncanakan secara matang. "Pemindahan pasar burung ini, tidak asal memindah, namun juga diikuti dengan penyiapan kondisi bangunan, kelengkapan, infrstruktur serta akses transportasi pendukung," ungkapnya.

Agar makin ramai, lanjut Bambang, instansi terkait perlu terus menerus melakukan sosialisasi agar masyarakat mengetahui lokasi baru pasar burung tersebut. []

Baca Juga:

Berita terkait
Ketika Iriana Jokowi di Pasar Beringharjo Yogyakarta
Semua mata tertuju pada Ibu Negara Iriana Jokowi yang berjalan anggun di tengah keramaian Malioboro hingga Pasar Beringharjo Yogyakarta.
Pasar Beringharjo Yogyakarta Bebas Uang Rusak
Pasar tradisional biasanya identik dengan uang kumal, lusuh dan hampir rusak. Tidak demikan halnya dengan Pasar Beringharjo Yogyakarta.
Hadapi Libur Natal, Pedagang Beringharjo Tambah Stok Dua Kali Lipat
Hadapi libur Natal, pedagang Beringharjo tambah stok dua kali lipat. Jumlah pengunjung di Pasar Beringharjo sudah mengalami kenaikan sejak sepekan terakhir.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.