Bela Pasar Tradisional, Mahasiswa UGM Luncurkan Aplikasi OkeSayur

Sejumlah mahasiswa UGM Yogyakarta prihatin dengan keberadaan pasar tradisional.
Mahasiswi UGM Yogyakarta mengenalkan aplikasi OkeSayur, Jumat (8/3). Aplikasi sebagai bagian membela keberadaan pedagang dan pasar tradisional yang semakin tergusur pasar modern. (Foto: Humas UGM)

Yogyakarta, (Tagar 8/3/2019) - Seiring arus zaman, keberadaan pasar tradisional semakin tergusur dengan hadirnya mall dan supermarket. Perubahan gaya hidup masyarakat modern, semakin menjadikan pasar tradisional semakin memprihatinkan, begitu juga nasib pedagang pasar.

Sejumlah mahasiswa UGM Yogyakarta mengaku prihatin dengan keberadaan pasar tradisional. Mereka lalu mengenalkan aplikasi OkeSayur sebagai keberpihakan kepada pedagang dan pasar tradisional. Masyarakat yang ingin membeli sayur mayur tidak perlu lagi pergi ke pasar tradisional, melainkan cukup memesan melalui aplikasi tersebut.

Co-Founder OkeSayur, Nindi Kusuma Ningrum, aplikasi OkeSayur dikembangkan sebagai upaya pelestarian pasar lokal. 

"OkeSayur hadir sekadar membantu masyarakat berbelanja sayur dan kebutuhan dapur. Namun, spiritnya adalah menjaga kelestarian pasar-pasar tradisional," kata Nindi kepada Tagar News di Kantor Humas UGM, Jumat (8/3).

Selain itu, aplikasi OkeSayur ini juga bermanfaat bagi petani. Petani bisa menjual hasil panennya secara lagsung ke konsumen tanpa melalui perantara atau tengkulak.

Dia mengungkapkan, sayur mayur maupun berbagai kebutuhan dapur yang ditawarkan dari pedagang pasar tradisional, yakni Pasar Kranggan Yogyakarta dan Pasar Klaten. 

"Kita menggandeng dengan 10 mitra pedagang di dua pasar tradisional itu," imbuhnya.

Menurut dia, aplikasi okeSayur menyediakan sekitar 150 produk yang terdiri dari sayur, buah, seafood, daging, bumbu dapur, dan produk organik. 

"Rinciannya 64 macam sayuran, 39 buah, 40 lebih jenis seafood, 20 lebih jenis lauk pauk, serta beberapa produk organik," kata Nindi.

Mahasiswi Jurusan Teknologi Informasi Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik (DTETI FT) UGM ini mengungkapkan, aplikasi OkeSayur dibuat pada akhir 2017 lalu. 

"Awalnya baru menjangkau konsumen di Klaten, Jawa Tengah. Namun, saat ini siap melayani konsumen di Yogyakarta, Sleman, Bantul, serta Kulonprogo," tegasnya.

OkeSayur dikembangkan tujuh mahaaiswa UGM. Mereka adalah Nindi bersama, Fadlan Hawali, Alvin Novandi, Silvia, Muhammad Fuad Husein dari DTETI FT, dan Donatus Yoga (Sekolah Vokasi), serta Losyiana Luh Jingga (Fisipol).

Fadlan Hawali menambahkan, masyarakat yang ingin berbelanja di OkeSayur bisa mengunduh aplikasi ini di playstore. Selain itu, juga bisa mengunjungi website okesayur.com atau chat via WhatsApp. 

"Saat ada pesanan masuk, kita akan membelanjakan kebutuhan yang dipesan pelanggan di pasar tradisional. Lalu menghantarkannya ke konsumen," jelasnya.

Untuk pemesanan produk, batasnya maksimal pukul 08:00 WIB. Produk langsung diantar pada hari juga. Namun jika pesan dilakukan setelah pukul 08:00 WIB, barang belanjaan akan dikirim keesokan harinya. 

"Pembayaran belanjaan bisa dilakukan saat barang tiba atau transfer lewat bank," kata dia.

Aplikasi OkeSayur ini berhasil meraih juara 1 kategori pengembangan bisnis teknologi informasi dan komunikasi pada kompetisi nasional Gemastik 2018 lalu. Nantinya layanan akan ditingkatkan, termasuk mengajak mitra pedagang dari pasar tradisonal lainnya. []

Berita terkait