Pasar Inpres Manggarai Timur yang Mendadak Mencekam

Suasana ramai di Pasar Inpres Borong berubah mencekam setelah petugas Satpol PP Manggarai Timur datang. Petugas membongkar lapak PKL.
Petugas Satpol PP Manggarai Timur, NTT menertibkan lapak PKL di Pasar Inpres Borong, Kamis, 14 November 2019. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Manggarai Timur -  Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menertibkan lapak pedagang kaki lima di Pasar Inpres Borong, Kamis 14 November 2019. Suasana ramai pasar mendadak berubah jadi mencekam. 

Terletak di Kelurahan Rana Loba, Kecamatan Borong, Pasar Inpres berdampingan dengan Pasar Rana Loba dan Terminal Borong. Pasar yang berada di kawasan pusat kota Borong ini selalu ramai, mulai pagi buta hingga hingga senja menjelma malam.

Seperti pada umumnya pasar tradisional, ragam kebutuhan sehari-hari lengkap dijajakan para pedagang Pasar Inpres. Sebut saja, bahan makanan semisal umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, daging, bumbu dapur hingga kebutuhan rumah lain semisal ember, rokok, sapu, semuanya ada.

Fisik bangunan Pasar Inpres bisa dibilang bagus. Bahkan lebih bagus ketimbang pasar-pasar tradisional lain di Manggarai Timur. Bangunan utamanya mampu menampung ratusan pedagang. Dan kondisi di dalam pasar tertata rapi.  

Kesan semrawut terlihat ketika menengok di sisi timur pasar utama. Banyak pedagang yang menggelar dagangannya di pinggir jalan. Menggunakan meja kayu dan pelupuh yang sudah mulai lapuk di bawah pelindung terpal warna warni. 

Barang dagangan ditata ala kadarnya. Tempat jualan juga tidak dibedakan berdasar jenis dagangannya. Ada pedagang ikan yang lapaknya berdekatan dengan pedagang bumbu. Saling mepet satu sama lain, bisa dibilang tak ada jarak antar lapak. 

Alhasil, arus lalu lintas di jalan itu jadi semrawut. Kendaraan bercampur dengan aktivitas jual beli dan hilir mudik warga yang menyeberang. Belum lagi aroma tak sedap dari tumpukan sampah di sejumlah titik di sekitar pasar, menambah kesan kumuh. 

Pagar itu akan dibangun sebagai pembatas antara tanah pemkab dan tanah masyarakat.

Penertiban PKLPedagang memprotes penertiban lapak PKL oleh petugas Satpol PP Manggarai Timur. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Hari itu, sekira pukul 09.30 Wita, aktivitas pedagang di Pasar Inpres Borong tampak seperti hari-hari sebelumnya. Para pedagang tetap bersemangat mencari rezeki meski terik mentari mulai membuat keringat bercucuran. Lalu lalang warga menambah keriuhan pasar.

Di salah satu sudut pasar, terlihat wanita penjual ikan menawarkan barang dagangannya. Ia mencoba menggaet siapa saja yang melintas di depan lapaknya dengan senyum khas. Beberapa warga tertarik untuk menawar dan kemudian membeli. Tapi tidak sedikit pula yang menolak dengan ucapan halus. 

Tak kalah ramai, pedagang bermacam kebutuhan bumbu dapur, seperti lombok atau cabai, bawang merah dan putih, halia, tahu, tempe maupun sayuran. Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang bercanda dan tertawa. Tapi ada pula yang saling menggerutu di antara pedagang dan calon pembelinya.

Mencekam

Pun demikian dengan situasi di sisi timur Pasar Inpres. Ramai seperti biasa. Namun, jelang siang itu, sekira pukul 10.30 Wita, suasana menjadi agak beda. Ini setelah terdengar kasak kusuk soal penggusuran dan terselip obrolan untuk menolak. 

Tagar penasaran dan mencoba mendekat agar bisa lebih memahami apa yang mereka guncingkan. Seorang pedagang, Albertus Agung akhirnya buka suara. 

Diawali tarikan napas panjang seolah ingin melepas beban berat di dada. Agung mulai bertutur tentang nasib tempat usahanya kelak. Bahwa lokasi lapak kaki limanya bakal kena gusur. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur akan membangun pagar tembok Pasar Inpres. 

"Pagar itu akan dibangun sebagai pembatas antara tanah pemkab dan tanah masyarakat. Dan lokasinya di atas tempat kami berjualan ini," sebutnya. 

Informasi itu didapat setelah Agung dan pedagang lain menerima surat dari Kelurahan Rana Loba. "Agar kami angkat kaki dari tempat ini. Kami menolaknya, karena ini tanah kami dan sudah bersertifikat," kata dia. Dan pelaksanaan penggusuran dilakukan di hari Kamis 13 November 2019. 

Apa alasan Bapak membongkar lapak pedagang?

Penertiban PKL3Pedagang yang protes penertiban lapak PKL ditenangkan petugas Satpol PP Manggarai Timur. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Belum selesai mencurahkan kegundahan hatinya, pembicaraan terhenti. Rombongan petugas Satpol PP terlihat dari kejauhan. Mereka berjalan cepat menuju deretan lapak di tempat kami mengobrol. Suasana pun mendadak jadi mencekam.  

Pasukan penegak peraturan daerah itu dipimpin Plt Kepala Satpol PP Fransikus P Sinta. Pejabat ini merangkap Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Manggarai Timur.

Setelah basa-basi sebentar, petugas Satpol PP langsung membongkar satu persatu lapak para pedagang. Tidak ada perlawanan fisik yang dilakukan para pedagang kaki lima (PKL). Pedagang perempuan hanya bisa mengamankan barang dagangannya sambil meneteskan air mata. 

Mentari mulai tegak lurus di atas kepala. Tapi semangat petugas Satpol PP tak kendur. Mereka malah lebih aktif membongkar satu persatu lapak. Tak jauh dari lokasi Tagar berdiri, seorang warga unjuk keberanian. 

"Apa alasan Bapak membongkar lapak pedagang?" tanya pria yang belakangan diketahui bernama Untung Muhaji. Ditanya demikian, sang petugas hanya berujar,"Nanti setelah semuanya dibongkar baru kita duduk bersama."

Suasana makin tegang ketika Muhaji bertemu Frans P Sinta. Muhaji tegas meminta Frans menghentikan aksi anggotanya. "Saya minta hentikan dulu, jangan bongkar lapak pedagang. Jangan arogan begini pak, kami masyarakat Manggarai Timur, kami punya sertifikat," kata dia.

Malah Muhaji menuntut agar Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur datang ke lokasi untuk melihat langsung keadaan masyarakatnya. "Mereka harus tahu kondisi ini. Tolong Pak, gunakan hati nurani, kami tahu Anda datang sebagai pejabat yang melaksanakan tugas," tutur dia. 

"Jangan arogan Pak, kami cari makan, kalau Anda bongkar lapak kami, hari ini kami makan apa," katanya lagi. 

Ke Polsek

Perdebatan hanya berjalan searah. Petugas Satpol PP tak menggubris protes, tetap membongkar secara manual lapak PKL. Mencegah terjadinya adu fisik, jajaran Polsek Borong tak henti memberi pengarahan. Agar protes disampaikan dengan cara yang santun. 

Suasana pasar semakin ramai. Banyak warga yang datang menyaksikan pembongkaran lapak. Beberapa di antaranya mengambil gambar dan merekam kejadian tersebut dengan kamera ponsel. 

Jengkel dengan sikap Satpol PP, sejumlah pedagang mendatangi Kantor Polsek Borong guna melaporkan penertiban tersebut. Setelah dilakukan pertemuan, polisi menyarankan agar persoalan PKL di sisi timur Pasar Inpres Borong diselesaikan lewat jalur mediasi, baik lewat DPRD atau bertemu langsung dengan Bupati Manggarai Timur. 

Sementara itu, sekitar pukul 13.25 Wita, sebuah alat berat excavator datang ke lokasi, menghancurkan bekas lapak para pedagang, menggali tanah dan meruntuhkan sejumlah tembok yang ada di halaman rumah masyarakat.

Lokasi ini milik pemerintah yang ada sertifikatnya.

Penetiban PKL3Petugas Satpol PP Manggarai Timur melepas bambu lapak PKL. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Tidak lama, datang sebuah dump truck pengangkut pasir. Truk itu menurunkan material pasir untuk keperluan membangun pagar tembok pembatas.

Masih di sekitar lokasi penggusuran, Frans P Sinta menyatakan sudah melayangkan surat pemberitahuan ke pedagang untuk mengosongkan tempat berdagangnya. Sebab di atas lahan yang mereka tempati akan dibangun pagar tembok.

"Tujuan pembangunan pagar tembok ini untuk mengamankan aset pemerintah daerah dan menata pasar agar menjadi indah dan bersih," ujar pria berkumis ini.

Soal hak kepemilikan, pejabat yang mengenakan kemeja songke Manggarai itu mengklaim bahwa tanah yang ditempati para PKL adalah milik Pemerintah Manggarai Timur. 

"Lokasi ini milik pemerintah yang ada sertifikatnya. Terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Pasar Inpres Borong, Pasar Rana Loba dan kantor samsat," sebutnya. 

Dan kegiatan penertiban lapak PKL di sisi timur bangunan induk Pasar Inpres Borong pada siang itu berakhir damai. Tidak ada bentrok fisik antara pedagang dengan petugas Satpol PP. Pedagang mengikuti anjuran kepolisian untuk memperjuangkan nasibnya lewat jalur yang tidak melanggar hukum. [] 

Baca juga:



Berita terkait
Menteri PUPR Tanggapi Wacana Anies Soal PKL di Trotoar
Menteri PUPR mengatakan wacana Anies Baswedan yang memperbolehkan PKL di trotoar harus memenuhi sejumlah syarat.
PKL Coba Kais Rezeki di Tengah Demo Gedung DPR
Mahasiswa akan kembali berdemonstrasi hari ini. PKL tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut menjajakan barang dagangannya di Gedung DPR.
Jeritan Pedagang di Pesta Budaya Njuah-Njuah Dairi
Beberapa pedagang di lokasi Pesta Budaya Njuah-Njuah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, mengaku merugi.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.