Jeritan Pedagang di Pesta Budaya Njuah-Njuah Dairi

Beberapa pedagang di lokasi Pesta Budaya Njuah-Njuah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, mengaku merugi.
Lapak pedagang di Pesta Budaya Njuah-Njuah Kabupaten Dairi tahun 2019, sepi pembeli. Pedagang mengaku merugi. (Foto: Tagar/Robert Panggabean).

Dairi - Beberapa pedagang di lokasi Pesta Budaya Njuah-Njuah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, mengaku merugi.

Sepanjang pelaksanaan sejak dibuka pada Senin 30 September 2019 hingga ditutup Kamis 3 Oktober 2019, kondisi cuaca tidak bersahabat.

Hujan selalu mengguyur lokasi kegiatan di stadion Panji, Sitinjo, Kecamatan Sitinjo. Event tahunan yang digabung dengan hari jadi Kabupaten Dairi ke-72 itu, sepi pengunjung.

Safrudin Lubis, 52 tahun, penjaja pakaian dan sepatu asal Medan, ditemui Kamis 3 Oktober 2019 menyebut, omzet penjualannya sejak pembukaan, masih sekitar Rp 1 jutaan.

"Yang 1 jutaan bukan untung, masih bicara omzet penjualan, Bang," katanya.

Disebut, selama empat hari mereka ada di lokasi itu, cuaca tidak menentu. Sebentar cerah, lalu kemudian hujan. Akibatnya, pengunjung sepi.

Namun, selain faktor cuaca, ditambahkan Safrudin, sepinya pembeli diperkirakan karena kondisi kesulitan ekonomi masyarakat saat ini. Buktinya, pada seremoni pembukaan, jumlah pengunjung lumayan banyak, namun minim pembeli.

Dia mengaku dalam beberapa tahun terakhir, selalu datang berjualan pada penyelenggaraan event tahunan Dairi itu. Namun tahun ini, menjadi pengalaman tidak membahagiakan.

Beratlah, Bang. Tidak tahu lagi mau bilang apa

"Jauh kali di banding tahun-tahun sebelumnya," sebutnya membandingkan.

Ditambahkannya, banyak rekannya pedagang dari Medan dan Pematangsiantar yang datang, langsung putar balik. Tidak jadi berjualan, mengetahui situasi seperti itu. Sementara dirinya bertahan, karena barang sudah terlanjur dibuka.

"Kalau ditanya kecewa, sudah pasti kecewa, bahkan kecewa sekali, namun tidak tahu harus kecewa kepada siapa," ungkapnya.

Hal senada dikeluhkan pedagang bermarga Aruan. Pedagang kain asal Perumnas Mandala Medan itu mengaku omzetnya hanya hitungan ratusan ribu dalam empat hari jualan.

"Kalau dihitung-hitung, omzet penjualan sampai siang ini, masih sekitar Rp 500 ribu. Padahal masih harus bayar sewa teratak Rp 100 ribu per hari, belum lagi biaya lain-lain seperti biaya kebersihan," keluh Aruan.

Ditambahkan, ia juga sudah meminjam uang dari rekannya, untuk biaya makan. "Sore nanti penutupan, mudah-mudahan banyak pengunjung yang beli. Sekarang sudah kepikiran ke ongkos pulang," tambahnya.

Senada dengan Safrudin Lubis, Aruan juga menyebut bahwa berjualan di Pesta Budaya Njuah-Njuah Kabupaten Dairi, sudah dilakoninya beberapa tahun. Kejadian merugi, baru dialaminya tahun ini.

"Beratlah, Bang. Tidak tahu lagi mau bilang apa," katanya.

Tidak jauh berbeda, Khoir, 42 tahun, pedagang asongan asal Medan, juga mengaku merugi. Omzet penjualan hanya berkisar Rp 500 ribu selama event itu. Tidak cukup untuk operasional, termasuk membayar lapak.

Demikian halnya dengan Martin Siregar, 34 tahun, pedagang asesoris asal Medan, juga mengaku omzet penjualannya sangat minim. Jauh dari penghasilannya pada tahun sebelumnya.

Ia mengaku, ini tahun ke tiga ia berjualan di event Pesta Budaya Njuah-Njuah Kabupaten Dairi.[]

Berita terkait
Di Dairi, Viral Abang Seret Adik Perempuannya di Aspal
Korban diseret dengan kasar di aspal oleh seorang lelaki. Peristiwa itu sempat divideokan seseorang.
Pemkab Dairi Ancam Cabut Izin Usaha Galian C
Dalam dokumen UKL-UPL, telah diatur bahwa perusahaan tambang galian C wajib menyiram badan jalan yang dilintasi, saat musim kemarau.
Lompat ke Sungai, Mayat Siswi SMK di Dairi Ditemukan
Saat ditemukan, korban memakai celana jeans biru dan berkaus warna hitam. Ditemukan warga mengapung di aliran sungai.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.