Jakarta - Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing menegaskan bahwa Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi mutlak untuk segera di evaluasi.
Emrus mengatakan, Presiden Jokowi dan masyarakat Indonesia berhak mengevaluasi pejabat negara yang tidak menunjukkan kinerja yang baik kepada rakyat.
Saya berpendapat (stafsus) mutlak di evaluasi oleh yang mengangkat mereka dan masyarakat
"Publik juga berhak mengevaluasi karena mereka menggunakan APBN yang merupakan uang rakyat. Oleh karena itu tidak ada salahnya publik atau masyarakat memberikan evaluasi," kata Emrus dihubungi Tagar, Selasa, 3 November 2020.
"Saya berpendapat (stafsus) mutlak di evaluasi oleh yang mengangkat mereka dan masyarakat," ujarnya menambahkan.
Dia menegaskan, jika seorang menteri bisa di evaluasi, presiden pun harus mengevaluasi secara keseluruhan kinerja para stafsus milenial tersebut.
"Mengevaluasi perlu. Jangankan stafsus, menteri saja perlu dievaluasi. Kalau presiden yang mengangkat mereka, ya presidenlah yang perlu mengevaluasi," kata dia.
Kendati demikian, dia berharap penilaian untuk melakukan pengevaluasian terhadap para stafsus harus dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh presiden.
"Tetapi dibuat dulu kriterianya, mengapa di evaluasi. Kriterianya tercapai atau tidak. Kalau tercapai berarti 90 persen ke atas, karena tidak ada manusia yang sempurna. Kalau 80 persen ke bawah perlu di restrukturisasi posisi mereka menjadi wakil dibidang jabatannya itu," ucapnya.
Dengan demikian, kata dia, para stafsus harus bisa menentukan sikap jika hasil evaluasi ditetapkan.
"Sehingga mereka bisa mengevaluasi diri atau sebaiknya mundur," ujar Emrus.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengevaluasi seluruh Staf Khusus (Stafsus) Milenial yang ada di Kabinet Indonesia Maju.
Ferdinand menilai, sejak saat dilantik sebagai staf khusus, para pemuda itu tidak terlihat bekerja membantu Presiden Jokowi di pemerintahan.
"Memang faktanya demikian. Saya juga sepakat dengan Bu Mega ketika mengkritisi masalah milenial. Bahkan saya pada saat satu tahun Presiden Jokowi kemarin saya juga mengkritisi hal yang sama," kata Ferdinand dihubungi Tagar, Senin, 2 November 2020.
- Baca juga: Pakar Desak Stafsus Milenial Jokowi Sampaikan Hasil Kinerja
- Baca juga: Publik Anggap Stafsus Milenial Antara Ada dan Tiada
"Ada beberapa stafsus yang bertajuk milenial yang dipekerjakan oleh presiden, tetapi tidak terlihat bekerja, tidak terlihat melakukan sesuatu. Bahkan berbicara saja tidak," ujarnya menambahkan.[]