Pasar Gelisah Menunggu Langkah Bank Sentral Amerika

Wall Street cemas karena Federal Reserve atau Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga terbesar dalam lebih dari dua dekade
Kepala Bank Sentral AS atau Federal Reserve, Jerome Powell (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, New York, AS - Wall Street cemas karena Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang akan menaikkan suku bunga terbesar dalam lebih dari dua dekade untuk mengatasi inflasi yang telah mencapai tingkat yang belum pernah dialami sejak tahun 1980-an.

Pengaturan kebijakan bank sentral, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) membuka sesi pertemuan terakhirnya dari pertemuan selama dua hari pada hari Rabu, 4 Mei 2022, dan dipastikan akan mengumumkan kenaikan suku bunga setengah poin, yang akan berdampak pada kredit mobil, KPR dan kredit usaha.

Kenaikan itu akan membuat suku bunga pinjaman utama di atas 0,75% setelah berada di tingkat nol sejak awal pandemi hingga 2021, bahkan saat inflasi meningkat pesat.

Langkah yang sudah diperkirakan itu adalah bagian dari apa yang disebut Fed atau Bank Sentral AS sebagai siklus pengetatan yang kemungkinan akan berlanjut sepanjang tahun ini dan hingga 2023, untuk menghentikan gelombang inflasi yang telah mendorong harga konsumen ke level tertinggi dalam empat dekade, jauh di atas target Fed sebesar dua persen.

Kantor Bank Sentral ASKantor Bank Sentral AS atau Federal Reserve di Washington, DC, AS (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

Bank sentral AS menaikkan suku bunga seperempat persen pada bulan Maret, kenaikan pertama sejak 2018, tetapi pejabat tingginya termasuk Ketua Fed, Jerome Powell mengatakan para pejabat akan bergerak cepat dalam melakukan kenaikan.

Meskipun tanggapan Wall Street menunjukkan tanda-tanda membaik minggu ini, sikap keras bank sentral sangat berperan pada kerugian ekuitas dalam beberapa pekan terakhir.

April adalah bulan terburuk bagi S&P 500 sejak pandemi, sementara saham teknologi Nasdaq, yang sangat sensitif terhadap suku bunga yang lebih tinggi, mengalami kerugian terbesar sejak Oktober 2008.

Saham beragam di awal perdagangan, Rabu, 4 Mei 2022, dengan saham-saham Nasdaq mengalami penurunan tetapi indeks saham lainnya menunjukkan kenaikan moderat.

Tujuan Fed adalah untuk merekayasa "pendaratan lunak", mengekang inflasi tetapi menghindari kontraksi dalam aktivitas ekonomi.

Tetapi dengan penguncian terkait pandemi di China yang memperburuk gangguan pasokan global dan perang di Ukraina mendorong harga komoditas lebih tinggi, analis khawatir faktor-faktor di luar kendali bank sentral dapat merusak tujuan itu, dan mungkin menjerumuskan ekonomi Amerika ke dalam resesi.

"Tujuan The Fed adalah untuk menghindari resesi dan menentukan pinjaman lunak, yang tidak diragukan lagi akan menjadi tantangan," kata Rubeela Farooqi dari High Frequency Economics.

Ia menambahkan bahwa gubernur bank sentral mungkin menjadi lebih berhati-hati pada akhir tahun, dan Powell "telah menunjukkan kesediaan untuk segera mengubah arah, sesuai kebutuhan." (ps/lt)/voaindonesia.com. []

Bank Sentral Amerika Naikkan Suku Bunga Sebesar 0,25%

Inflasi di Amerika Capai 7% yang Terburuk Sejak 1982

Semakin Memburuk, Amerika Serikat Sentuh Inflasi Tertinggi

Lagi-lagi Bank Sentral AS Siap Naikkan Suku Bunga

Berita terkait
Lagi-lagi Bank Sentral AS Siap Naikkan Suku Bunga
Bank Sentral AS siap menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini, sebuah keputusan yang berdampak ke seluruh dunia
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.