Tegal - Jumlah ibu hamil di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah di masa pandemi Covid-19 tak melonjak seperti halnya di sejumlah daerah lain. Pandemi justru mempengaruhi para istri untuk menunda kehamilan.
Selain ada kekhawatiran tertular Covid-19, kesadaran keluarga dalam merencanakan kehamilan sudah cukup baik.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Begjo Utomo mengatakan, angka kehamilan ibu sejak Januari hingga Mei 2020 menurun 6,36 persen dibandingkan angka kehamilan ibu pada periode yang sama tahun lalu.
"Sejak Januari hingga Mei 2020, jumlah ibu hamil sebanyak 11.638 orang. Sedangkan Januari hingga Mei 2019 jumlahnya 12.429 orang," kata Begjo, Rabu 15 Juli 2020.
Menurut Begjo, data tersebut diperoleh dari laporan bulanan 29 puskesmas se-Kabupaten Tegal yang diinput lewat aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (SIKIA).
"Data ini menunjukkan bahwa sekalipun ada anjuran pemerintah agar lebih banyak tinggal di rumah selama pandemi ini tidak membuat angka kehamilan di Kabupaten Tegal melonjak seperti di daerah lain," ujar Begjo.
Begjo menduga menurunnya angka kehamilan tersebut salah satunya karena ada kekhawatiran dari pasangan suami istri terkait penularan Covid-19. Mereka akhirnya memilih menunda kehamilan agar tidak perlu datang ke fasilitas layanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilan maupun saat menjelang persalinan.
"Memang ada kekhawatiran seperti itu, walaupun sebenarnya selama pandemi, pelayanan pemeriksaan kehamilan di puskesmas tetap berjalan dengan mewajibkan penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, menggunakan baju lengan panjang, serta mencuci tangan sebelum masuk dan setelah keluar dari puskesmas,” tutur dia.
Faktor lainnya yang mempengaruhi, menurut Begjo, yakni kesadaran masyarakat terkait pentingnya program Keluarga Berencana (KB) terus meningkat.
Artinya, penyuluhan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Dinas Kesehatan untuk mengarahkan pasangan usia subur mengikuti program KB dan merencanakan kehamilan bisa diterima baik di masyarakat.
"Selain ada kekhawatiran tertular Covid-19, kesadaran keluarga dalam merencanakan kehamilan sudah cukup baik," ujar dia.
Salah satu warga Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Linda, 28 tahun, mengaku mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan sehingga memilih menunda kehamilan selama pandemi Covid-19.
"Ibu hamil kan risiko terkena Covid-19-nya lebih tinggi karena harus rutin ke fasilitas kesehatan seperti klinik, puskesmas atau rumah sakit untuk memeriksakan kehamilan atau saat mau melahirkan," ujar ibu satu anak ini. []
Baca juga:
- Sumut Nomor 5 Penyumbang Angka Kematian Ibu Hamil
- Dua RS di Makassar Tangani Ibu Hamil Reaktif Covid-19
- Ibu Hamil di Kota Batu Meninggal Positif Covid-19