Menko PMK: Cegah Hipertensi Lewat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Menko PMK mengajak masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian khususnya hipertensi melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. (Foto:Tagar/Kemenko PMK)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dalam rangka memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh 17 Mei 2021, mengajak masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian khususnya hipertensi melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

“Hipertensi bila tidak dicegah atau dikendalikan akan mengakibatkan beban negara untuk menyediakan biaya pengobatan penyakit katastropik yang juga akan terus meningkat. Oleh sebab itu, kesadaran masyarakat untuk melakukan Germas ini sangat kita butuhkan,” tuturnya berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tagar, Senin, 17 Mei 2021.

Di samping itu, kita juga perlu peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan edukasi hidup sehat, dan bagi penderita Covid-19 harus berhenti merokok.

Muhadjir menjelaskan, Germas adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa. Hal itu dilakukan dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Beberapa kegiatan Germas meliputi, peningkatan aktivitas fisik yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja paling sedikit 30 menit setiap hari. Istirahat tidur yang cukup 6-8 jam untuk orang dewasa, tidak merokok, tidak minum alkohol atau narkoba, serta perbaikan gizi dengan mengonsumsi sayur dan buah setiap hari.

“Di samping itu, kita juga perlu peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan edukasi hidup sehat, dan bagi penderita Covid-19 harus berhenti merokok,” ungkap Menko PMK.

Hipertensi terdiri dari dua bagian yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer menunjukan tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas.Ilustrasi mengecekan tekanan darah. (Foto: Tagar/Ist)

Menurut mantan Mendikbud ini, pada intinya pencegahan dan pengendalian hipertensi harus dimulai dari diri sendiri. Setelah itu berlanjut dalam keluarga dan lingkungan kerja.

“Mari kita terapkan pola hidup sehat mulai sekarang dengan melakukan Germas,” tegasnya. 

Adapun Hipertensi dinyatakan sebagai penyakit paling berbahaya di masa pandemi Covid-19. Pasalnya, data terkini penderita Covid-19 menunjukkan hipertensi menjadi komorbid tertinggi yaitu sebesar 50,1 persen dan dapat memperburuk kondisi penderita Covid-19. 

Meskipun di samping hipertensi, penyakit komorbid lain yang juga bisa menyebabkan kematian bagi pasien Covid-19 yaitu diabetes, penyakit paru-paru, jantung, dan demam berdarah dengue (DBD).

Hipertensi juga dikenal sebagai pembunuh diam-diam atau the silent killer karena sering disertai tanpa ada keluhan. Padahal, hipertensi menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, terutama penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan demensia. 

Bahkan data BPJS, setiap tahun anggaran yang dikeluarkan untuk pengobatan penyakit tersebut bisa mencapai Rp 5,4 triliun. []

Berita terkait
Muhadjir Effendy: Kasus Rapid Antigen Bekas Tidak Bisa Ditoleransi
Menko PMK menegaskan bahwa pemerintah akan memperketat manajemen pengawasan limbah medis dalam pelaksanaan rapid test antigen.
Muhadjir Effendy Ingin Sanksi Tegas Bagi Pelanggar Aturan Rokok
Menko PMK menyatakan perlunya menetapkan sanksi tegas bagi siapapun yang melanggar aturan merokok baik pelajar, mahasiswa juga tenaga pendidik.
Muhadjir Effendy Yakin Tri Rismaharini Tepat Jabat Mensos
Muhadjir Effendy mengatakan dirinya yakin Tri Rismaharini orang yang tepat pada posisi di Kementerian Sosial saat ini.
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.