Mengunjungi Rumah Syahrul Yasin Limpo di Makassar

Lengang rumah Syahrul Yasin Limpo di Makassar. SYL sedang di Jakarta, menjalani pelantikan sebagai Menteri Pertanian Jokowi jilid 2.
Dua mobil terparkir berhadap-hadapan di depan rumah Syahrul Yasin Limpo, Rabu, 23 Oktober 2019. (Foto: Aan Febriansyah)

Makassar - Lengang. Begitulah kondisi rumah Syahrul Yasin Limpo akrab disapa SYL, mantan Gubernur Sulawesi Selatan, yang hari ini, Rabu, 23 Oktober 2019, dilantik sebagai Menteri Pertanian Kabinet Jokowi jilid 2.

Rumah itu terletak di Kompleks Perumahan Bumi Permata Hijau, Jalan Sultan Alauddin Makassar. Dari pagi hingga siang pukul 14.00 Wita tidak ada hal yang menunjukkan aktivitas dari dalam rumah.

Di depan rumah bercat warna putih dengan pagar berwarna biru, terdapat dua mobil jenis minibus terparkir dalam keadaan saling berhadapan. Terlihat kedua mobil itu dipenuhi debu yang menempel akibat bawaan angin.

Saat Tagar tiba pertamakali pada pukul 08.00 pagi, kondisi rumah terlihat sepi, tak ada suara yang terdengar dari dalam rumah. Pintu pagar utama tergembok, pintu utama rumah terlihat tertutup dari kejauhan.

Karena tidak ada yang bisa ditemui, Tagar bergeser meninggalakan rumah berlantai dua itu, dan kembali untuk mencari info tentang keluarga Syahrul di kediamannya pada pukul 13,35. Saat Tagar tiba untuk kedua kalinya, kondisinya masih lengang. Yang berbeda hanya sudah ada dua motor yang terparkir, kedua motor itu merupakan milik sopir pribadi Syahrul dan juga untuk anaknya, Kemal Redindo Syahrul Putra.

Juga pagar terbuka sedikit sekitar 80 centimeter. Dan di dalam garasi itu terdapat empat buah mobil berbagai macam merek dan model.

Beberapa kali Tagar mengucapkan salam, tidak ada jawaban dari dalam rumah. Sekitar semenit berselang, muncul seorang pria, petugas penjaga rumah Syahrul.

Pria itu bernama Hamka. Kepada Tagar, ia mengatakan sudah lebih dari 20 tahun mengabdi kepada keluarga Syahrul Yasin Limpo.

Sudah ada tiga bulan beliau di Jakarta.

Syahrul Yasin LimpoTampak depan rumah Syahrul Yasin Limpo di Kompleks Perumahan Bumi Permata Hijau, Jalan Sultan Alauddin Makassar, Rabu, 23 Oktober 2019. (Foto: Aan Febriansyah)

Hamka mengatakan sudah sejak tiga bulan terakhir Syahrul dan istrinya, Ayunsri Harahap, lebih sering menetap di kediamannya di Jakarta.

"Sudah ada tiga bulan beliau di Jakarta. Kecuali anak keduanya Pak Dindo (sapaan Redindo) baru berangkat ke Jakarta pada Jumat 18 Oktober, tepatnya setelah pulang dari kerja, sebelumnya di hari yang sama juga sudah berangkat istrinya menuju Jakarta," ujar pria itu sambil merapatkan jaket.

Saat berbincang-bincang tentang terpilihnya Syahrul ke dalam kabinet, ia mengaku bangga karena ada putra dari Sulawesi yang berhasil masuk pemerintahan pusat.

"Beliau kalau ada di sini, ramah kepada semua tetangga, tidak sungkan bergaul dengan siapa pun," ujarnya.

Hamka mencontohkan, jika ada orang berbincang-bincang di depan rumahnya dan dia datang, maka hal yang dilakukan adalah Syahrul akan memarkirkan kendaraan di dalam rumah, setelah itu akan keluar bergabung dengan yang lain.

"Biasa juga ada yang menegur beliau untuk istrahat, tapi dia bilang melakukan silaturahmi itu sangat penting," katanya.

Sebagai orang yang telah menemani Syahrul sejak masih menjadi Bupati, Hamka mengatakan mantan orang nomor satu di Sulawesi Selatan itu kalau lagi di rumah ini biasanya tiap pagi berolahraga.

"Olahraganya biasa lari. Biasa lari di luar kompleks, biasa juga di dalam kompleks kalau tidak ada yang menemaninya," ujar Hamka.

Syahrul Yasin LimpoTampak depan rumah Syahrul Yasin Limpo di Kompleks Perumahan Bumi Permata Hijau, Jalan Sultan Alauddin Makassar, Rabu, 23 Oktober 2019. (Foto: Aan Febriansyah)

Rumah Ditempati Sejak Jadi Bupati

Hamka mengatakan rumah yang terletak di Jalan Bumi 13, Kompleks Bumi Permata Hijau itu dibeli Syahrul saat menjabat Bupati Gowa.

"Sudah lama di sini, sudah dilakukan beberapa kali pengerjaan juga," katanya.

Menurutnya tempat ini menjadi salah satu kompleks perumahan yang cukup tenang dan berada tidak jauh dari titik utama Kota Makassar.

"Mungkin karena di sini tempatnya nyaman dan tidak berisik seperti di tempat-tempat lain, jadinya Pak Syahrul dan keluarga suka tinggal," katanya.

Bahkan setelah tidak lagi mengemban amanah menjadi seorang Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul dan keluarga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ini.

"Paling beliau hanya meninggalkan rumah ini kalau ada kegiatan penting. Selebihnya hanya tinggal di rumah ini. Namun tiga bulan terakhir beliau banyak menghabiskan waktu di rumahnya yang ada di Jakarta," katanya.

Belum Tahu Kapan Syahrul Datang

Syahrul resmi menjabat Menteri Pertanian pada Rabu, 23 Oktober 2019, setelah Presiden Joko Widodo memperkenalkan jajaran menterinya di Istana Kepresidenan. Berkaitan hal itu, Hamka mengatakan hingga Rabu siang, 23 Oktober 2019, belum ada info Syahrul akan kembali ke rumahnya.

"Belum ada info baik dari bapak atau keluarga yang saat ini berada di Jakarta," ujarnya.

Ia mengatakan biasanya kalau ada momen penting seperti ini dirinya akan mendapatkan informasi untuk segera bersiap-siap menyambut kedatangan mereka.

"Mungkin masih akan berada di Jakarta dalam beberapa hari ini, mungkin masih sibuk, belum sempat kembali ke Makassar," tuturnya.

Hamka mengatakan selalu siap kapan pun Syahrul kembali ke Makassar, akan segera mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan.

Syahrul Yasin LimpoPolitisi Partai Nasdem Syahrul Yasin Limpo tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2019. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Tanpa Karangan Bunga

Di rumah Syahrul, tidak ada satu pun karangan bunga yang memberikan ucapan selamat kepadanya setelah resmi menjadi Menteri Pertanian.

"Sejak pagi semua kosong, tidak ada yang datang juga minta izin untuk memasang karangan bunga," ujar Hamka.

Hamka ingat pada momen-momen sebelumnya tepatnya waktu jadi Gubernur, sangat banyak karangan bunga ucapan selamat, sampai meluber di jalan sepanjang lebih dari 1 kilometer.

Beberapa waktu berikutnya muncul sebuah mobil mengangkut sepuluh kayu penyanggah karangan bunga ucapan selamat untuk Syahrul.

"Total ada 20 karangan bunga untuk ucapan kepada Pak Syahrul, tapi kami tidak tahu siapa saja yang mengirimkan," ucap seorang pria pengirim bunga itu.

Dari Lurah Jadi Menteri

Syahrul Yasin Limpo lahir di Makassar, 13 Maret 1955. Ia sudah merasakan menjadi pimpinan dari pemerintahan terbawah hingga tertinggi nomor satu di Sulawesi Selatan.

Karier kepemimpinannya diawali sebagai Kepala Desa Karabasse, Kecamatan Bontonompo di Kabupaten Gowa. Sukses dengan jabatan tersebut, ia dipilih menjadi Lurah Karabasse.

Ketika itu jabatan Lurah mengantarkan anak kedua pasangan H Muh Yasin Limpo dengan Hj Nurhayati Yasin Limpo meraih predikat Lurah Teladan se-Sulawesi Selatan

Lepas dari lurah, karier pemerintahannya terus menanjak. Berikutnya ia menduduki jabatan Camat Bontonompo. Kala itu, lagi-lagi mengantarkan Syahrul sebagai Camat Teladan se-Indonesia. Tahun 1987, Doktor jurusan Ekonomi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Unhas masuk menjadi Kabag Pemerintahan Kabupaten Gowa. Sukses dengan jabatan tersebut, Syahrul lalu terpilih menjadi Sekda Gowa pada 1991.

Dari jabatan Sekda, sosok inspiratif ini kemudian menjajal beberapa jabatan di Pemprov Sulsel. Jabatan pertama ketika itu yakni Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel sejak 1993. Hanya setahun jabatan itu diembannya. Suami Drg Hj Ayu Sri Harahap itu kemudian bertarung pada Pemilukada Gowa untuk posisi bupati. Sekali mencoba, langsung berhasil.

Syahrul Yasin LimpoEks Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo di Istana Negara, Selasa, 22 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Syahrul Yasin Limpo)

Posisi sebagai orang nomor satu di Gowa dijalankan selama dua periode. Pada masa kepemimpinan sebagai bupati itulah, tamatan SDN Mangkura Makassar ini mampu mengantarkan Gowa menjadi daerah percontohan pertama di Indonesia yang menerapkan Otonomi Daerah (Otoda).

Tahun 2003 Syahrul terpilih sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, mendampingi Amin Syam. Lima tahun menjabat sebagai Wagub, ia lalu mencoba maju sebagai gubernur. Agus Arifin Nu’mang dipilih sebagai wakilnya saat itu.

Ibarat sudah takdirnya untuk menjadi pemimpin, upaya untuk menjadi gubernur pun kali ini berjalan mulus. “Sayang” sebagai akronim Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu’mang bahkan melaju hingga ke periode kedua.

Yang paling fenomenal dan membanggakan, penghargaan dari Presiden RI yakni Pataka Samkarya Nugraha Parasamya Purnakarya Nugraha. Penghargaan ini sangat jarang diberikan kepada kepala daerah. Hanya daerah dengan prestasi pengelolaan pemerintah terbaik selama tiga tahun berturut-turut yang berhak atas penghargaan ini.

Pelbagai persoalan sosial di Sulawesi Selatan coba dipecahkan dengan menghadirkan banyak program. Pendidikan dan kesehatan gratis salah satunya. Melalui program ini, masyarakat yang tadinya sulit untuk mengakses rumah sakit kini kian mudah. Asal punya KTP, Jamkesda akan memberikan pelayanan.

Pendidikan gratis pun tak sebatas membebaskan biaya pendidikan bagi siswa SD hingga SMA. Program SPP Gratis bagi mahasiswa semester I dan II, juga mampu memacu semangat lulusan SMA untuk lanjut ke perguruan tinggi.

Mahasiswa yang mengambil program doktor pun dibiayai Pemerintah Provinsi. Meski pada akhirnya beasiswa doktor ini dihentikan tetapi dampaknya cukup besar. Sudah lahir banyak doktor luar negeri dari program ini.

Keinginan untuk mengubah wajah Sulawesi Selatan juga terus diusahakan. Salah satunya, Pantai Losari kian eksotis dengan hadirnya kawasan Center Point of Indonesia (CPI). Di ujung Barat Kota Makassar itu, akan hadir perkotaan baru yang modern untuk dinikmati masyarakat.

200 Penghargaan Nasional-Internasional

Syahrul Yasin Limpo, selain mampu menduduki beberapa jabatan pemerintahan, sederet penghargaan pun mampu disabetnya. Total ada hampir 200 penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional. Di antaranya, Penghargaan Upakarti dari Presiden RI, Tahun 1997. Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Presiden RI Tahun 1998. Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI, Tahun 2001.

Yang paling fenomenal dan membanggakan, penghargaan dari Presiden RI yakni Pataka Samkarya Nugraha Parasamya Purnakarya Nugraha. Penghargaan ini sangat jarang diberikan kepada kepala daerah. Hanya daerah dengan prestasi pengelolaan pemerintah terbaik selama tiga tahun berturut-turut yang berhak atas penghargaan ini.

Pelbagai persoalan sosial di Sulsel coba dipecahkan dengan menghadirkan banyak program. Pendidikan dan kesehatan gratis salah satunya. Melalui program ini, masyarakat yang tadinya sulit untuk mengakses rumah sakit kini kian mudah. Asal punya KTP, maka Jamkesda akan memberikan pelayanan.

Pendidikan gratis pun tak sebatas membebaskan biaya pendidikan bagi siswa SD hingga SMA. Program SPP Gratis bagi mahasiswa semester I dan II, juga mampu memacu semangat lulusan SMA untuk lanjut ke perguruan tinggi.

Mahasiswa yang mengambil program doktor pun dibiayai Pemprov. Meski pada akhirnya, beasiswa doktor ini dihentikan tetapi dampaknya cukup besar. Sudah lahir banyak doktor luar negeri dari program ini.

Keinginan untuk mengubah wajah Sulsel juga terus diusahakan. Salah satunya, Pantai Losari kian eksotis dengan hadirnya kawasan Center Point of Indonesia (CPI). Di ujung Barat Kota Makassar itu, akan hadir perkotaan baru yang modern untuk dinikmati masyarakat. []

Baca juga:

Berita terkait
Video: Syahrul Yasin Limpo Hibur Pengunjung Warung Kopi
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode Syahrul Yasin Limpo (SYL) menghibur pengunjung salah satu warung kopi di Makassar.
Syahrul Yasin Limpo Terima Penghargaan Gubernur Terbaik
Syahrul Yasin Limpo terima penghargaan gubernur terbaik. “Ini bukan Syahrul yang dapat tetapi semuanya karena kompak," kata Syahrul.
Daftar Lengkap Nama Menteri di Kabinet Indonesia Maju
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengumumkan susunan kabinet baru periode 2019-2024 yang diberi nama Kabinet Indonesia Maju.