Mendikbudristek Instruksikan Sekolah Tak Ragu Gelar PTM

Sekolah di daerah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 sampai 3 tidak ragu menggelar pembelajaran tatap muka.
(Foto: UNICEF/2021/Dayne)

Jakarta - Sekolah di daerah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 sampai 3 tidak ragu menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Sekolah tidak perlu menunggu sebagian besar siswa dan guru divaksinasi meski hingga saat ini vaksinasi tenaga pendidik atau guru telah mencapai 60 persen.

Hal itu ditegaskan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Makarim seusai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Selasa, 14 September 2021.

"Semua (sekolah di wilayah PPKM) level 1 sampai 3 boleh tatap muka sekarang juga," kata Menteri Nadiem.

"Tidak perlu menunggu itu," ujarnya.

Ia menuturkan bahwa capaian vaksinasi tidak menjadi kriteria sekolah dapat menggelar PTM. Sebaliknya, sekolah yang seluruh gurunya telah memperoleh vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua justru wajib menyediakan opsi PTM.

Meski demikian, ia menegaskan keputusan siswa mengikuti PTM harus berdasarkan persetujuan orang tua.

"Dan orang tua tidak boleh dipaksa. Keputusan terakhir itu ada di orang tua. Kalau orang tua maunya pembelajaran jarak jauh (PJJ) silakan," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Nadiem juga menegaskan bahwa Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19 memberikan keleluasaan bagi daerah terkait teknis pelaksanaan PTM.


Kami bebaskan untuk semua persiapan tatap muka. Jadi harapan kami baik pemda maupun kepala dinas benar-benar ada konsiderasi (pertimbangan) juga terutama untuk sekolah-sekolah swasta yang sekarang sangat terpukul secara ekonomi.


SKB 4 Menteri, sambung dia, hanya mengatur batasan jumlah siswa di ruang kelas yakni 18 anak untuk SD, SMP, SMA, dan lima anak untuk PAUD, kemudian kewajiban penerapan prokes, meniadakan aktivitas kantin serta kegiatan ekstrakurikuler untuk sementara.

"Sama sekali tidak ada isi atau muatan yang berhubungan dengan berapa hari dalam seminggu boleh sekolah atau berapa jam diperbolehkan sekolah," ujarnya dilansir Antara.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dibebaskan sepenuhnya untuk keperluan persiapan PTM.

"Kami bebaskan untuk semua persiapan tatap muka. Jadi harapan kami baik pemda maupun kepala dinas benar-benar ada konsiderasi (pertimbangan) juga terutama untuk sekolah-sekolah swasta yang sekarang sangat terpukul secara ekonomi," kata Nadiem.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Asesmen Nasional Sangat Penting Bagi Kabupaten Bantaeng
Muhammad Haris, mengatakan bahwa program asesmen nasional ini sangat penting Bagi Kabupaten Bantaeng.
Asesmen Nasional untuk Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Anindito Aditomo mengatakan bahwa kehadiran asesmen nasional dirancang untuk mendorong perbaikan kualitas pembelajaran.
Konsultan Pendidikan Respons Positif Asesmen Nasional 2021
Evi Ghozaly merespons positif akan kehadiran program asesmen nasional yang dinilai menjadi harapan untuk pendidikan nasional.
0
Anak Idap Lumpuh Otak, Sang Ibu Perjuangkan Ganja Medis Legal di CFD
Seorang Ibu Viral setelah melakukan aksinya dalam berjuang melegalkan Ganja Medis di Indonesia demi anaknya yang mengidap lumpuh otak.