Memindahkan Ibu Kota Bukan Hal Murah

Memindahkan ibu kota bukan hal murah. Jerman dengan kekayaan kapital jauh lebih besar dari Indonesia, bangkrut gara-gara pindah ibu kota.
Presiden Joko Widodo mengumumkan keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Oleh: Bagas Pujilaksono*

Masyarakat Indonesia sedang riuh membahas rencana pemerintahan Pak Jokowi untuk memindah Ibu kota Negara ke Pulau Kalimantan. Pro dan kontra selalu dan itu lumrah. Yang paling penting, bagaimana rencana ini didukung oleh keuangan negara. Memindahkan ibu kota bukan hal yang murah.

Saya masih di persimpangan jalan soal Ibu kota Negara yang pindah atau Membangun Kota Metropolitan baru untuk mengurangi beban Jakarta ke Kalimantan. Jika tujuannya pemerataan kue hasil pembangunan, maka membangun Kota Metropolitan baru di Kalimantan lebih rasional.

Jika Ibu kota Negara tetap di Jakarta, dan Kantor-kantor BUMN dipindahkan dari Jakarta, saya rasa ini efektif mengurangi beban Jakarta termasuk soal kemacetan dan biayanya lebih murah. Namun, jika Ibu kota Negara yang pindah, apakah efektif mengurangi beban Jakarta? Biayanya juga sangat mahal.

Pasca Jerman bersatu September 1990, beban pemerintahan Kanzelir Helmut Kohl sungguh luar biasa.

1. Jerman harus membongkar tembok Berlin

2. Jerman harus memulangkan tentara-tentara Rusia ke negaranya dan membangunkan perumahan bagi mereka

3. Jerman harus segera membangun infrastruktur bekas Jerman Timur yang jauh tertinggal dibandingkan Jerman Barat

4. Jerman harus memindahkan Ibu kota Negara dari Bonn ke Berlin

5. Jerman memasuki babak baru kompleksitas ketenagakerjaan karena kualitas SDM antara bekas Jerman Barat dan bekas Jerman Timur berbeda jauh. Sehingga Kohl pada saat itu menerapkan aturan baru jika jam kerjanya sama, maka gajinya orang bekas Jerman Barat lebih tinggi dibandingkan bekas Jerman Timur. Namun jika gajinya sama, maka orang bekas Jerman Timur harus bekerja dengan jam yang lebih panjang

6. Jerman menghadapi permasalahan sosial yang sangat kompleks yaitu rasisme terutama di daerah bekas Jerman Timur karena kecemburuan sosial.

Ringkas kata, Jerman bangkrut gara-gara memindahkan Ibu kota Negara dari Bonn ke Berlin.

Saran saya, ada baiknya Pemerintah mengkaji kembali opsi Ibu kota Negara yang pindah atau membangun Kota Metropolitan Baru di Kalimantan untuk mengurangi beban Jakarta.

Helmut Kohl harus mengkhianati janjinya sendiri ke rakyat Jerman, bahwa pemerintah tidak akan menaikkan pajak sembako, nyatanya pajak sembako naik signifikan.

Kondisinya memang beda antara Indonesia dan Jerman. Yang jelas, Indonesia lebih rumit karena negara kepulauan.

Jerman dengan kekayaan kapital yang jauh lebih besar dari Indonesia dan wilayahnya jauh lebih kecil, bangkrut! Ini pembelajaran yang sangat berharga.

Dampak segera akibat pemindahan Ibu kota Negara ke Kalimantan adalah naiknya biaya akomodasi rakyat yang tinggal di Jawa jika ada urusan ke Ibu kota Negara.

Saran saya, ada baiknya Pemerintah mengkaji kembali opsi Ibu kota Negara yang pindah atau membangun Kota Metropolitan Baru di Kalimantan untuk mengurangi beban Jakarta.

*Akademisi Universitas Gadjah Mada

Berita terkait
Bahas Ibu Kota, Tengku Zulkarnain Ditertawakan Netizen
Menurut Tengku Zulkarnaen pemindahan ibu kota ke Provinsi Kalimantan Timur berbahaya. Namun, penjelasannya direspons dengan lelucon netizen.
Markas KPK Ikut Pindah ke Ibu Kota Baru di Kalimantan
Markas KPK saat ini berada di Kuningan, Jakarta Selatan. Namun, bakal ikut pindah seperti ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur.
Soal Pemindahan Ibu Kota, Try Sutrisno: Itu Positif
Wakil Presiden ke 6 Indonesia Try Sutrisno menyambut baik rencana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.