Banda Aceh – Sekelompok massa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Aceh (GERAM) menerobos kantor Gubernur Aceh untuk mencari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah di ruang kerjanya. Aksi ini sempat menimbulkan ketegangan antara massa dengan aparat keamanan.
Koordinator Aksi, Verri Al-Buchari menjelaskan, aksi mereka awalnya tertib. Setelah dari depan Masjid Raya Baiturrahman dan DPR Aceh, mereka bergerak ke kantor Gubernur Aceh dan melakukan orasi selama 30 menit.
Namun, kata Verri, setelah 30 menit melancarkan orasi secara bergantian, Plt Gubernur Aceh maupun perwakilan dari Pemerintah Aceh tak mau menemui massa. Hal ini menimbulkan kemarahan dari pendemo.
“Awalnya berjalan dengan tertib, karena perwakilan dari pemerintah Aceh, tidak menemui massa, sehingga massa berinisiatif sendiri, untuk mendobrak pagar betis keamanan. Untuk naik ke lantai 3 menjumpai Plt Gubernur Aceh,” ujar Verri, saat dihubungi, Kamis, 3 September 2020.
Kata Verri, saat pendemo akan membuka pintu ruang kerja Plt Gubernur Aceh, aparat keamanan dan massa sempat terjadi ketegangan. Ternyata, pintu ruang kerja gubernur Aceh memang terkunci, dan massa memilih kembali turun ke lobi.
“Karena pintu terkunci dan mereka (aparat keamanan) tidak berhak untuk membuka, sehingga kemudian massa kita koordinir untuk turun tertib,” tutur Verri.
Awalnya berjalan dengan tertib, karena perwakilan dari pemerintah Aceh, tidak menemui massa, sehingga massa berinisiatif sendiri, untuk mendobrak pagar betis keamanan.
Setelah salat zuhur, kata Verri, aksi tersebut akan kembali dilanjutkan dengan orasi. Pihaknya juga berharap bisa menemui perwakilan dari Pemerintah Aceh untuk menyerahkan pernyataan sikap ataupun petisi.
“Kita lihat nanti siapa yang menemui massa, satpam pun akan kita terima untuk menerima petisi, satpam mewakili Plt menerima petisi dari pendemo,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sekelompok massa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Aceh (GERAM) melakukan aksi demontrasi di depan Masjid Raya Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh, Kamis, 3 September 2020.
Aksi ini sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kepemimpinan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Sejumlah kebijakan yang diambil oleh orang nomor satu di Aceh ini dinilai tak pro rakyat.
Penanggung Jawab Aksi, Syakya Meirizal menyebutkan, setidaknya ada 12 butir tuntutan mereka terhadap Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan DPR Aceh. Tuntutan pertama adalah Plt Gubernur Aceh diminta mengeluarkan paket kebijakan skema percepatan penanggulangan C-19 yang terukur, terstruktur, substantif dan partisipatif serta mampu menjawab persoalan secara riil.
“Dan itu harus fokus pada penanganan kasus dan dampak C-19 serta menghentikan segala kegiatan yang bersifat seremonial dan bernuansa pencitraan belaka,” kata Syakya. []